PERTANYAAN
1) Apa
perbedaan secara umum antara masyarakat pedesaan (rural) dan perkotaan
(urban)?
2) Bagaimana
pola makan antara masyarakat pedesaan (rural)
dan perkotaan (urban)? Penyakit apa yang dapat timbul dengan pola makan
tersebut?
3) Bagaimana
pelayanan kesehatan masyarakat pedesaan (rural)
dan perkotaan (urban)?
4) Bagaimana
kehidupan sosial masyarakat pedesaan (rural)
dan perkotaan (urban)?
PEMBAHASAN
1. Perbedaan Masyarakat Rural
(Pedesaan) dan Masyarakat Urban (Perkotaan)
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan
antara masyarakat perkotaan (urban community) dan masyarakat pedesaan (rural
community).
- Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam
Masyarakat perdesaan berhubungan
kuat dengan alam, karena lokasi geografisnya di daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan
banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang
tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
- Pekerjaan atau Mata Pencaharian
Pada umumnya
mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg
bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari
kegiatan usaha.
- Ukuran Komunitas
Komunitas
perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
- Kepadatan Penduduk
Penduduk
desa kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk
kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi
dari kota itu sendiri.
- Homogenitas dan Heterogenitas
Homogenitas
atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan,
adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan
dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri
dari orang-orang dengan macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di
kota lebih heterogen.
- Diferensiasi Sosial
Keadaan
heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm
diferensiasi Sosial.
- Pelapisan Sosial
Kelas sosial
di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu
kelas-kelas yg tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada
diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.
2. Perbedaan Pola Makan Serta Penyakit yang
Ditimbulkan antara Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Berdasarkan penelitian,
perilaku makan seseorang berkaitan dengan tempat di mana ia melakukan
sosialisasi dan interaksi dengan masyarakatnya. Kepercayaan suatu masyarakat
tentang makanan berakibat pada kebiasaan makan serta berakibat pula pada
kondisi gizinya.
Pasalnya, kebiasaan
makan merupakan sesuatu yang sangat kompleks karena menyangkut tentang cara
memasak, suka dan tidak suka, serta adanya berbagai kepercayaan dan pantangan –
pantangan. Dengan kata lain, kebiasaan makan tidak hanya sekadar mengatasi
tubuh manusia saja, melainkan dapat memainkan peranan penting dan mendasar
terhadap ciri-ciri dan hakikat budaya makan. Di sisi lain, kehidupan manusia di
abad globalisasi ini sangat kompleks dan multikultural.
Berbagai fenomena
tersebut hadir di tengah masyarakat, begitu juga dengan makanan. Di era global
ini pula, ketika satu negara dengan negara lainnya saling berinteraksi, sudah
menjadi lumrah negara maju akan lebih mudah memberi pengaruh kepada negara yang
belum maju atau sedang berkembang.
Demikian pula dalam hal
pola makan. Dari kota sampai di desa mengalami perubahan yang sangat drastis.
Menjamurnya gerai-gerai makanan cepat saji (fast food) merupakan salah satu
indikasinya. Kalau Anda berkunjung ke pusat perbelanjaan, cobalah perhatikan
menu yang paling banyak diminati, tentulah makanan junk food. Tampak kaula
muda, kalangan eksekutif maupun menengah ke bawah tengah menyantap dengan lahap
hidangan tersebut dengan sesekali menyeruput soft drink dingin.
Ironisnya, kegemaran
makan sayur-sayuran dan buah-buahan, berupa lalapan sebagai tradisi orang tua
yang menyehatkan, mulai pupus digerus oleh makanan junk food yang di negara
asalnya justru diberi label makanan sampah. Persoalannya sederhana, pada zaman
serba cepat seperti sekarang ini, orang tidak mau lagi repot-repot untuk
mengolah makanan yang bergizi dan menyehatkan. Sehingga makanan berlemak dan
berkalori tinggi menjadi santapan sehari - hari. Ayam goreng, kentang goreng,
soto, bakso, sate, dan sejenisnya menjadi menu utama. Tidak ada yang salah
dengan semua jenis makanan tersebut. Namun, ada pola tersendiri agar Anda tidak
terjebak dengan pola makan yang buruk tersebut. Inilah salah satu pola makan
masyarakat urban.
a.
Pada masyarakat rural (desa) memiliki pola makan dan penyakit yang
ditimbulkan sebagai berikut:
·
Masyarakat desa
biasanya memiliki profesi sebagai petani. Pada saat jam makan, mereka pasti
membawa bekal dari rumah untuk dimakan. Pada saat jam makan, mereka tidak
peduli dengan kondisi tangan mereka apakah sudah bersih atau masih kotor,
karena semakin laparnya mereka tidak peduli. Sehingga para masyarakat pedesaan
sudah terbiasa tidak mencuci tangan sebleum makan.
Sehingga mengakibatkan bakteri atau
kuman masuk kedalam tubuh mereka melalui makanan tersebut. Penyakit yang biasa
terjadi adalah demam, cacingan, diare, dan alergi. Penyakit yang timbul memang
jenis penyakit yang biasa tetapi kalu dibiasakan bisa mendatangkan kematian,
sehingga masyarakat tersebut secara perlahan akan terserang penyakit dalam
jangka waktu yang lama.
·
Dalam budaya pedesaan
dikenal dengan makanan tradisional. Salah satunya mengkonsumsi kuning telur ayam kampong atau unggas yang mentah. Meski telur baik
untuk tubuh, telur sering juga menjadi salah satu penyebab keracunan makanan.
Bakteri Salmonella enteriditis yang banyak dijumpai pada unggas dan telur ayam
berperan besar menimbulkan penyakit pada makanan manusia.
Dampak dari keracunan bakteri ini adalah
diare disertai pusing, demam atau sakit perut. Gejala keracunan salmonella pada
manusia biasanya baru terdeteksi setelah 5 sampai 36 jam. Keracunan salmonella
diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai juga dengan panas badan yang
tinggi, perasaan mual, muntah, pusing-pusing dan dehidrasi. Hal ini lebih
berbahaya lagi bagi anak-anak atau orang tua yang daya tahan tubuhnya lemah.
Bila sudah nampak tanda-tanda keracunan
Salmonella penderita harus segera dibawa ke dokter. Setiap telur segar belum tentu
mengandung Salmonella. Tetapi bila telur segar atau makanan yang mengandung
telur mentah dibiarkan pada suhu ruang dalam beberapa hari, barulah bakteri ini
dapat berkembang dan membahayakan tubuh manusia. Oleh karena itu sebaiknya
hindari konsumsi telur dalam keadaan mentah.
Berdasarkan pola makan tersebut,
maka penyakit yang sering menjangkit masyarakat pedesaan (rural) yaitu seperti
tuberculosis, keracunan, diare, cacingan, demam berdarah, stroke dan hipertensi
.
b.
Pada masyarakat urban (kota) memiliki pola makan sebagai berikut :
·
Kebiasaan masyarakat
urban dalam mengkonsumsi soda atau berkarbonasi
dapat menyebabkan diabetes, karena didalam soda tersebut mengandung
glikosa tinggi yang tidak dapt dipecah menjadi energi yang pada akhirnya menimbulkan
tumpukan lemak ( obesitas )
·
Masyarakat urban yang
gemar makan lauk pauk dan yang praktis
serta mebgkonsumsi buah – buahan yang rendah atau tanpa serat mengakibatkan
usus mereka bermasalah yang akan mengakibatkan sembelit atau susah BAB serta kanker kolon.
·
Masyarakat urban lebih
suka menggunakan pola hidup dan makan yang praktis. Makan praktis, minum pun
praktis. Tetapi mereka tidak memikirkan kesehatan yang akan terjadi di kemudian
hari. Pola makan yang demikian dapat menyebabkan penyakit, yaitu salah satunya
kanker. Contohnya
pada masyarakat kota yang malas masak untuk sarapannya, dan lebih praktis hanya
dengan membeli roti di supermarket ataupun di warung – warung.
Makanan yang mengandung
zat kimia didalamnya jika dikonsumsi terus menerus bisa mengakibatkan kanker
dalam tubuhnya. Mulai dari kanker kecil hingga kanker ganas. Perubahan penyakit
ini tidak terlihat ketika mereka mengkonsumsinya pada hari itu juga, tetapi
gejala ini akan terjadi di usia 30 tahun keatas, dan di usia inilah penyakit
tersebut mulai merangsang kedalam tubuh dan malah akan menjadi lebih parah.
Penduduk
kota memiliki kesibukan yang tinggi. Sehingga menimbulkan banyak gangguan
kesehatan. Keluhan- keluhan masyarakat super sibuk ini dapat diklarifikasikan
sebagai berikut bila mereka tidak segera menjaga pola makan yang baik dan
benar, yaitu
diantaranya :
1. Kolesterol
tinggi,gula darah tinggi dan tekanan darah tinggi atau rendah
2. Stroke,asam
urat,jantung dan diabetes
3. Keluhan
akibat menopouse
4. Osteoporosis
atau tulang keropos
5. Berbagai
masalah pencernaan seperti
maag, susah
BAB dan wasir
6. Daya
tahan tubuh terhadap penyakit yang lemah atau mudah sakit
7. Kanker
prostat,kanker payudara dan sakit ginjal
8. Obesitas
atau kegemukan
9. Stamina
tubuh yang loyo dan kurang vitalitas
Fakta
menunjukkan sebagian besar masyarakat begitu bangga akan fast food atau junk
food. Tanpa mereka ketahui, dari perilaku tersebut, penyakit degeneratif
seperti disebutkan di atas, dapat mengancam setiap saat. Maka dari itu, istilah
penyakit degeneratif akhir-akhir ini menjadi pembicaraan hangat berbagai
kalangan dan bukan lagi menjadi konsumsi para dokter dan ahli medis.
Penyakit
degeneratif adalah istilah medis untuk menjelaskan suatu penyakit yang muncul
akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi
lebih buruk.
Penyakit
degeneratif saat ini banyak terjadi di kalangan masyarakat perkotaan. Penyebab
utamanya adalah perubahan gaya hidup akibat urbanisasi dan modernisasi. Kondisi
tersebut dapat dilihat jelas dengan munculnya tempat-tempat makan junk food di
hampir setiap sudut kota. Ahli Gizi RS PKU Muhammadiyah Surakarta, Sri Maryani
SGz, mengungkapkan, junk food adalah makanan tidak sehat yang belum diketahui
benar berapa besar asupan nutrisinya. “Jenis makanan junk food mengandung lemak
jenuh, garam dan gula, serta bermacam-macam zat additive atau penambah rasa
makanan seperti monosodium glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi.
Dapat dipastikan, junk food hampir tidak mengandung protein, vitamin serta
serat yang sangat dibutuhkan tubuh,” ungkapnya.
Sementara
itu, penyakit degeneratif yang tidak menular sebenarnya telah menjadi masalah
yang cukup serius bagi banyak negara di dunia. Faktanya, saat ini telah banyak
pasien di rumah sakit mulai memiliki tanda-tanda penyakit degeneratif tersebut
meski masih berusia muda.
3. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rural
dan Urban
Tingkat kepercayaan masyarakat desa
terhadap petugas kesehatan masih rendah karena mereka masih percaya kepada
dukun, sehingga kita perlu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat desa
tentang dunia medis.
Gambaran mengenai situasi sumber daya
kesehatan di kelompokkan dalam sajian informasi mengenai sarana kesehatan dan
tenaga kesehatan.
a. Sumber daya di desa
Ø
Sarana Kesehatan
1)
Puskesmas
Di desa untuk saat ini hampir 100% sudah membangun
puskesmas untuk mensejahterakan masyarakatnya. Secara konseptual, puskesmas
menganut konsep wilayah dan diharapkan dapat melayani sasaran jumlah penduduk
yang ada di wilayah masing-masing.
2)
BPS (Bidan Praktek Swasta)
Merupakan salah satu sumber daya yang
dapat mensejahterakan kesehatan ibu dan anak. Di BPS bidan dapat memberikan
penyuluhan yang dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak di wilayah tersebut,
khususnya di daerah pedesaan.
3)
Sarana Kesehatan di Desa Bersumber Daya
Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan
memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah:
1.
Posyandu
Posyandu merupakan jenis UKM yang
paling memasyarakatkan dewasa ini. Posyandu yang meliputi lima program
prioritas yaitu: KB, KIA, Imunisasi, dan penanggulangan Diare. Terbukti mempunyai
daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi. Sebagai salah satu
tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang langsung bersentuhan dengan
masyarakat level bawah, sebaiknya posyandu digiatkan kembali sperti pada masa
orde baru karena terbukti ampuh mendeteksikan permasalahn gizi dan kesehatan di
berbagai daerah. Permasalahan gizi buruk anak balita, kekurangan gizi, busung
lapar dan masalah kesehatan lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak akan
mudah dihindari jika posyandu kembali diprogramkan secara menyeluruh.
Kegiatan posyandu lebih dikenal dengan
sistem lima meja yang meliputi:
1. Meja
1: Pendaftaran
2. Meja
2: Penimbangan
3. Meja
3: Pengisian kartu menuju sehat
4. Meja
4: Penyuluhan kesehatan pemberian oralit vitamin A, dan tablet besi
5. Meja
5 : Pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan, serta pelayanan keluarga berencana.
b. PKK
Adalah gerakan pembangunan masyarakat
yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor penggerakan untuk membangun
keluarga sebagai unit atau kelompok terkecil dalam masyarakat dan bertujuan
membantu pemerintah untuk ikut serta memperbaiki dan membina tata kehidupan dan
penghidupan keluarga yang dijiwai oleh Pancasila menuju terwujudnya keluarga
yang dapat menikmati keselamatan, ketenangan dan ketentraman hidup lahir dan
bathin (keluarga sejahtera).
c.
Pos Obat Desa (POD)
Pos obat desa merupakan wujud peran
serta masyarakat dalam hal pengobatan sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang
sebagai perluasan kuratif sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai
perluasan kuratif sederhana, melengkapi kegiatan preventif dan promotif yang
telah di laksanakan di posyandu. Dalam implementasinya POD dikembangkan
melalui beberapa pola di sesuaikan dengan stuasi dan kondisi setempat. Beberapa
pengembangan POD itu antara lain:
a. POD
murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya.
b. POD
yang di integrasikan dengan Dana Sehat.
c. POD
yang merupakan bentuk peningkatan posyandu.
d. POD
yang dikaitkan dengan pokdes/ polindes.
e. Pos
Obat Pondok Pesantren ( POP ) yang dikembangkan di beberapa pondok pesantren.
POD jumlahnya belum memadai sehingga
bila ingin digunakan di unit-unit desa, maka seluruh, diluar kota yang jauh
dari sarana kesehatan sebaiknya mengembangkan Pos Obat Desa masing-masing.
d.
Poskesdes
Merupakan pelayanan kesehatan yang
bersumber pada daya masyarakat yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan
dan menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat yang ada di desa.
b. Polindes
Merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam
rangka mendekatkan pelayanan kebiadanan melalui penyediaan tempat pertolongan
persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Ø
Sarana Tenaga
Kesehatan
a.
Bidan Desa
Bidan Desa adalah bidan yang ditempatkan,
diwajibkan tinggal serta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya, yang
meliputi satu atau dua desa yang dalam melaksanakan tugas pelayanan medik baik
di dalam maupun di luar jam kerjanya bertanggung jawab langsung kepada kepala
Puskesmas dan bekerja sama dengan perangkat desa.
b.
Dukun Bersalin
Pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan non-medis seringkali dilakukan oleh seseorang yang
disebut sebagai dukun beranak, dukun bersalin atau peraji. Pada dasarnya dukun
bersalin diangkat berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat atau merupakan
pekerjaan yang sudah turun temurun dari nenek moyang atau keluarganya dan
biasanya sudah berumur ± 40 tahun ke atas.
Dukun dapat dibedakan
menjadi:
1.
Dukun Terlatih
Dukun terlatih adalah
dukun yang telah mendapatkan latihan oleh tenaga kesehatan yang dinyatakan
lulus.
2.
Dukun tidak terlatih
Dukun tidak terlatih
adalah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun
bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
Peranan dukun beranak sulit ditiadakan
karena masih mendapat kepercayaan masyarakat dan tenaga terlatih yang masih
belum mencukupi. Dukun beranak masih dapat dimanfaatkan untuk ikut serta
memberikan pertolongan persalinan.
b. Sumber Daya di Kota
Ø Sarana Kesehatan
1)
Puskesmas
Seperti halnya di desa, di kota juga
terdapat puskesmas, akan tetapi untuk mekanisme pengobatan masyarakat lebih
banyak pergi ke rumah sakit. Pembinaan pembangunan kesehatan dengan adanya
puskesmas yang memiliki tenaga dokter yang didukung tenaga keperawatan/bidan,
non medis lainnya sesuai standar, sarana dan biaya operasional yang memadai,
sehingga puskesmas mampu melaksanakan pelayanan obstretrik dan neonatal
emergensi dasar (PONED) dan diperlukan potensi peningkatan pengetahuan tenaga
medis.
2)
Rumah Sakit
Indikator yang digunakan untuk menilai
perkembangan rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas
perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya
serta rasio terhadap jumlah penduduk. Semua RS kabupaten/kota mampu
melaksanakan pelayanan Obstretrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK),
sehingga kemauan kemampuan dan kesadaran penduduk dalam upaya kesehatan ibu dan
anak dapat diwujudkan. Setiap daerah dapat memanfaatkan sumber daya yang ada,
dari APBD, termasuk lembaga donor internasional.
3)
Klinik Bersalin
Merupakan suatu institusi professional
yang menangani proses persalinan dan pelayanannya disediakan oleh dokter,
perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya. Klinik bersalin biasanya lebih
banyak terdapat di daerah perkotaan.
4)
Sarana produksi dan distribusi sedian
dan alat kesehatan
Salah satu factor penting untuk
menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan adalan jumlah sarana
produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Ø Sarana Tenaga Kesehatan
1. Dokter
Kandungan
2. Bidan
3. Apoteker
4. Perawat
5. Ahli Gizi
6. Tenaga Kesehata Masyarakat
4. Perbedaan Kehidupan
Sosial Masyarakat Rural dan Urban
Masyarakat
Pedesaan, Pada situasi dan kondisi ini sebagian karakteristik dapat
digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Masyarakat pedesaan
ditandai dengan pemilikkan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa,
yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang sangat kuat yang
hakekatnya tidak dapat dipisahkan dari masyarakat , bersedia untuk berkorban
setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat karena
beranggapan bahwa sebagai sesama makhluk sosial hendaknya saling mencintai,
saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan
dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Sedangkan
pada masyarakat perkotaan. Jalan pikiran rasional ,menyebabkan interaksi –
interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor
pribadi.
Kita dapat
membedakan masyarakat desa dengan masyarakat kota yang masing-masing mempunyai
perbedaan karakteristik sendiri, yaitu:
a.
Ciri-ciri masyarakat
pedesaan
Ada beberapa ciri yang menonjol pada
masyarakat pedesaan yaitu :
·
Perilaku homogency , yakni perilaku yang dilandasi
konsep kekeluargaan dan kebersammaan.
·
Kehidupan didesa
masyarakatnya masih memegang teguh keagamaan atau adat dari leluhur mereka.
·
Warga pedesaan lebih
condong saling tolong-menolong tidak hidup individualisme.
·
Warga pedesaan mayoritas
memiliki pekerjaan sebagai petani.
·
Fasilitas-fasilitas masih
sulit ditemukan dipedesaan.
·
Warganya masih sulit
untuk menerima hal baru atau mereka tertutup dengan hal-hal yang baru.
b.
Ciri-ciri masyarakat
Perkotaan
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat
perkotaan, yaitu :
Ø Perilaku
heterogen; Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan
kelembagaan.
Ø
Kehidupan keagamaannya
berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang
cenderung kearah keduniaan saja.
Ø
Orang kota pada umumnya
dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang
lain (Individualisme).
Ø
Pembagian kerja diantara
warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
Ø
Kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
Ø
Perubahan-perubahan
tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima
pengaruh-pengaruh dari luar.
Ada beberapa ciri yang
dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota.
Dengan melihat perbedaan
perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam
menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat pedeasaan
atau masyarakat perkotaan.
Ciri ciri tersebut antara lain :
1.
jumlah dan kepadatan
penduduk.
2.
lingkungan hidup.
3.
mata pencaharian.
4.
corak kehidupan sosial.
5.
stratifiksi sosial.
6.
mobilitas sosial.
7.
pola interaksi sosial.
8.
solidaritas sosial.
9.
kedudukan dalam hierarki
sistem administrasi nasional.
Selain itu ada beberapa perbedaan
pelapisan sosial yang tak resmi antara masyarakat desa dan kota:
a.
pada masyarakat kota aspek
kehidupannya lebih banyak system pelapisannya dibandingkan dengandi desa.
b.
pada masyarakat desa kesenjangan
antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar dan sebaliknya.
c.
masyarakat perdesaan cenderung pada
kelas tengah.
d.
ketentuan kasta dan contoh perilaku.
Dalam
kehidupan sosial masyarakat perkotaan jauh berkembang dari masyarakat pedesaan,
akan tetapi dalam kehidupan bersosialisasi, masyarakat pedesaan lebih mudah
bersosialisasi dengan daerah sekitar mereka tinggal, bahkan orang yang hidup di
pedesaan mereka tidak hanya mengenal tetangga desa mereka saja bahkan keluar
dari desa mereka pun mereka tetap saling mengenal, ketimbang masyarakat
perkotaan tetangga samping merekapun belum tentu mereka kenal, hal ini
disebabkan kehidupan perkotaan hanya mementingkan diri sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2012. Perbedaan
Masyarakat Desa dan Kota. http://manusiabudaya.blogspot.com/2012/06/perbedaan-masyarakat-desa-kota.html diunduh pada tanggal 5 April 2013 pukul 16.00
Amanda. 2011. Interaksi Sosial
Masyarakat Pedesaan. http://amandasialoone.blogspot.com/2011/12/interaksi-sosial-masyarakat-pedesaan.html diunduh pada tanggal 5 April 2013 pukul 16.30
Febrian. 2011. Perbedaan
Masyarakat Kota dengan Desa. http://lorentfebrian.wordpress.com/perbedaan-masyarakat-kota-dengan-masyarakat-desa/ diunduh pada tanggal 5 April 2013 pukul 17.00
Gunadarma. 2012. Perbedaan
Masyarakat Kota. http://viedevie-gunadarma.blogspot.com/2012/06/perbedaan-masyarakat-kota-dan.html diunduh pada tanggal 5 April 2013 pukul 16.00
Mirza. 2011. Kehidupan Kota dan
Desa. http://mierzh.wordpress.com/2011/12/12/kehidupan-kota-dan-desa/ diunduh pada tanggal 5 April 2013 pukul 16.00
Sylvia. 2012. Perbedaan Masyarakat Pedesaan. http://sylviapinklovers.blogspot.com/2012/06/perbedaan-masyarakat-pedesaan-dan.html diunduh pada tanggal 5 April 2013 pukul 18.00
1 komentar:
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)
Posting Komentar