BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di zaman
sekarang ini, kita tahu jika banyak penyakit menular maupun penyakit yang tidak
menular berkembang pesat. Hal tersebut
sangat berkaitan dengan kondisi
lingkungan serta budaya hidup sehat yang dijalani masyarakat semakin
menunjukkan kemerosotannya. Lingkungan sangat berperan penting dalam
perkembangbiakan serta penyebaran suatu bibit penyakit. Selain itu, lingkungan
yang tidak sehat telah memunculkan berbagai endemik baru yang sangat
mengkhawatirkan, khususnya pada dunia kesehatan.
Berdasarkan Konsep
hidup sehat H.L.Blum, kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat
secara fisik melainkan juga spiritual dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk
menciptakan kondisi sehat seperti ini diperlukan suatu keharmonisan dalam
menjaga kesehatan tubuh. H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan
faktor determinan timbulnya masalah kesehatan.
Keempat
faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life
style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor
pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor
genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang
mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Diantara
faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling
besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan. Hal ini
disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor
lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh
perilaku masyarakat.
Lingkungan
yang terdiri dari lingkungan air, udara, tanah serta makanan. Keempat
lingkungan tersbut memegang peranan penting dalam kemunculan berbagai penyakit.
Salah satunya yakni lingkungan udara. Selama kita hidup pasti kita selalu
berinteraksi dengan udara, bahkan setiap detik kita selalu menghirup udara
berupa gas oksigen. Namun, perlu kita ketahui jika berbagai bibit penyakit
dapat menular dan berkembang melalui bantuan udara.
Berdasarkan
hal tersebut, kami akan mencoba memaparkan proses bagaimana lingkungan udara
dapat menjadi sumber dari berbagai penyakit, baikyang menular maupun tidak
menular.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana konsep
dari teori HL. Blum ?
2.
Apa saja
penyakit yang dapat timbul dari lingkungan udara ?
3.
Bagaimana proses
perjalanan suatu bibit penyakit melalui udara?
4.
Bagaimana
penanganan dari penyakit tersebut ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui Konsep pendekatan dari teori HL. Blum
2.
Untuk mengetahui jenis – jenis penyakit yang
ditimbulkan dari lingkungan udara
3.
Untuk mengetahui proses perjalanan suatu bibit penyakit
melalui udara
4.
Untuk mengatahui penanganan yang dapat diberikan dalam
memberantas penyakit tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Teori
HL. Blum
Konsep hidup
sehat H.L.Blum sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan. Kondisi sehat
secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual
dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini
diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh. H.L Blum
menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya
masalah kesehatan.
Keempat
faktor tersebut terdiri dari faktor
perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis
cakupan dan kualitasnya) dan faktor
genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang
mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Diantara
faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling
besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan. Hal ini
disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor
lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh
perilaku masyarakat.
KONSEP BLUM
Dalam konsep
Blum ada empat faktor determinan yang
dikaji, masing-masing faktor saling keterkaitan berikut penjelasannya :
1. Perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan penting
untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Hal ini dikarenakan budaya hidup bersih
dan sehat harus dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat untuk menjaga
kesehatannya. Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat akan
menghasilkan budaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.
Pembuatan peraturan tentang berperilaku sehat juga harus dibarengi dengan
pembinaan untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat. Sebab, apabila upaya
dengan menjatuhkan sanksi hanya bersifat jangka pendek. Pembinaan dapat dimulai
dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Tokoh-tokoh masyarakat
sebagai role model harus diajak turut serta dalam menyukseskan program-program
kesehatan.
2. Lingkungan
Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi fisik.
Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber
berkembangnya penyakit. Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita.
Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik, polusi
udara, air dan tanah juga dapat menjadi penyebab. Upaya menjaga lingkungan
menjadi tanggung jawab semua pihak untuk itulah perlu kesadaran semua pihak.
Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan.
Sebagai mahluk sosial kita membutuhkan bantuan orang lain, sehingga interaksi
individu satu dengan yang lainnya harus terjalin dengan baik. Kondisi
lingkungan sosial yang buruk dapat menimbulkan masalah kejiwaan.
3. Pelayanan kesehatan
Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan. Masyarakat
membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya
untuk membantu dalam mendapatkan pengobatan dan perawatan kesehatan. Terutama
untuk pelayanan kesehatan dasar yang memang banyak dibutuhkan masyarakat.
Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang kesehatan juga mesti
ditingkatkan.
Puskesmas
sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat sangat besar
perananya. sebab di puskesmaslah akan ditangani masyarakat yang membutuhkan
edukasi dan perawatan primer. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai
manager yang memiliki kompetensi di bidang manajemen kesehatan dibutuhkan dalam
menyusun program-program kesehatan. Utamanya program-program pencegahan
penyakit yang bersifat preventif sehingga masyarakat tidaka banyak yang jatuh
sakit.
4. Genetik
Nasib suatu bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya. Oleh sebab
itu kita harus terus meningkatkan kualitas generasi muda kita agar mereka mampu
berkompetisi dan memiliki kreatifitas tinggi dalam membangun bangsanya.
Dalam hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab pada masa
inilah perkembangan otak anak yang menjadi asset kita dimasa mendatang. Namun
masih banyak saja anak Indonesiayang status gizinya kurang bahkan buruk.
B.
Konsep
Penyakit Berbasis Lingkungan
Blum,
seorang pakar yang selama ini selalu menjadi rujukan dan ’‘suhu’ kesehatan
masyarakat, melalui teorinya, berpendapat bahwa kesehatan lingkungan dan
perilaku manusia merupakan dua faktor dominan yang paling berpengaruh terhadap
status kesehatan masyarakat. Komponen perilaku dan komponen kesehatan
lingkungan ini merupakan dua faktor yang paling memungkinkan untuk
diintervensi, sehingga telah menjadi kiblat berbagai tindakan promotif dan
preventif pada mayoritas masalah penyakit dan masalah kesehatan.
Berdasarkan
berbagai data dan laporan, saat ini penyakit berbasis lingkungan masih menjadi
permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia. ISPA dan diare yang merupakan
penyakit berbasis lingkungan selalu masuk dalam 10 besar penyakt di hampir
seluruh Puskesmas di Indonesia, selain Malaria, Demam Berdarah Dengue ( DBD ),
Filariasis, TB Paru, Cacingan, Penyakit Kulit, Keracunan dan Keluhan akibat
Lingkungan Kerja yang buruk.
Masih
tingginya penyakit berbasis lingkungan antra lain Penyakit disebabkan oleh
faktor lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat yang masih
rendah. Berdasarkan aspek sanitasi tingginya angka penyakit berbasis
lingkungan banyak disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih
masyarakat, pemanfaatan jamban yang masih rendah, tercemarnya tanah, air, dan
udara karena limbah rumah tangga, limbah industri, limbah pertanian, sarana transportaasi,
serta kondisi lingkungan fisik yang memungkinkan.
Pengertian Penyakit Berbasis
Lingkungan
Penyakit merupakan suatu
kondisi patologis berupa kelainan fungsi dan /atau morfologi suatu organ
dan/atau jar tubuh. (Achmadi’05). Sedangkan pengertian Lingkungan adalah
segala sesuatu yg ada disekitarnya (benda hidup, mati, nyata, abstrak) serta
suasana yg terbentuk karena terjadi interaksi antara elemen-elemen di alam
tersebut. (Sumirat’96). Penyakit
Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa
kelainan fungsi atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi
manusia dengan segala sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.
Lingkungan terdiri dari lingkungan udara, tanah, air serta makanan.
Lingkungan udara merupakan salah satu lingkungan yang dapat menimbulkan
berbagai endemik baru yang berbahaya bagi kesehatan. Lingkungan udara sangat
penting bagi keberlangsungan kehidupan semua makhluk hidup, karena setiap detik
semua membutuhkan udara dalam bentuk oksigen. Di sisi lain, udara yang kotor
seperti debu, asap rokok, asap pembakaran, asap pabrik dapat menimbulkan
berbagai permasalahan kesehatan khususnya dalam perkembangbiakan dan penyebaran
berbagai bibit penyakit.
Untuk
dapat melakukan upaya pengendalian penyakit berbasis lingkungan, sangat penting
kita ketahui karakteristik penyakit dan patogenesis suatu penyakit. Berdasarkan
alur patogenesis tersebut, penyakit berbasis lingkungan dapat dijelaskan sebagai berikut:
C.
Penyakit Menular
Biologis
Penyakit berbasis lingkungan udara yang menular melalui agen biologis membutuhkan peran agen makhluk
hidup seperti virus, bakteri, jamur, prozoa dan cacing untuk melakukan infeksi.
Beberapa penyakit menular yang ditimbulkan oleh agen biologis, diantaranya :
a.
Penyakit Virus
1.
Influenza
Pengertian
Influenza
merupakan penyakit virus yang endemik di seluruh dunia dan sering menjadi
epidemi di banyak negara. Penyebab influenza adalah virus influenza tipe A,B
dan C, virus berukuran 200 nm yang mempunyai selubung virion. Virus influenza
termasuk famili Orthomyxoviridae.
Penularan
Penyakit influenza ditularkan oleh virus influenza melalui udara, menyerang
saluran pernapasan, akibatnya penderita mengalami kesulitan bernapas.
Gejala klinis influenza
Sesudah
masa inkubasi 1-2 hari, gejala umum dan keluhan yang tidak khas terjadi berupa
malaise umum, sistem kataral sistemik, demam menggigil, kadang-kadang muntah
dan diare, sakit kepala, mialga dan sakit tenggorok. Daya tahan tubuh penderita
dan adanya infeksi sekunder mempengaruhi beratnya influenza.
Komplikasi
influenza berupa infeksi sekunder bakteril dengan kuman Staphyllococcus aureus, Haemophyllus influenzae dan pneumokokus dapat menimbulkan otitis,
sinusitis, mastoiditis, bronkiolitis, bronkopneumoni, miokarditis dan
perikarditis.
Diagnosis influenza
Karena
gejala klinis tidak jelas, diagnosis pasti influenza ditegakkan melalui
pemeriksaan laboratorium, yaitu:
a) Isolasi
virus
Bahan infektif
penderita yaitu usapan tengggorok (sampai hari ke-4 penyakit) dibiakkan pada
kultur jaringan atau embrio telur.
b) Pemeriksaan
serologi
Untuk mengetahui
adanya antibodi yang spesifik dilakukan uji fiksasi komplemen atau uji
hemaglutinasi inhibisi.
c) Pemeriksaaan
darah
Darah menunjukkan
gambaran leukositosis jika terjadi komplikasi atau infeksi sekunder.
Pengobatan
Pengembalian
fungsi pertahanan tubuh adalah yang paling utama, dapat dilakukan dengan cara
istirahat, asupan makanan yang baik dan apabila diperlukan menggunakan tambahan
vitamin. Gejala-gejala yang terjadi dapat dikurangi keluhannya dengan
mempergunakan obat penurun panas, pengencer dahak, dan pengurang
batuk.Pemberian antibiotik diperlukan apabila perjalanan penyakit sudah masuk
dalam kondisi komplikasi, dan hal ini diperlukan pengawasan dari petugas
kesehatan.
Pencegahan
Salah satu
pencegahan adalah dengan menggunakan vaksin influenza yang mengandung virus A
dan B dan disebutkan dapat mengurangi terjadinya infeksi yang disebabkan oleh
virus H5N1 atau flu burung dan juga pencegahan flu pada usia 5 – 50 tahun.
Golongan yang memerlukan vaksini ini antara lain : usia > 65 th, memiliki
penyakit kronis lainnya (paru-paru, jantung, darah dan ginjal, DM), memiliki
gangguan sistem pertahanan tubuh, dan petugas kesehatan. Dianjurkan untuk
memberikan vaksin sebelum musim dingin atau musim hujan. Selain itu perubahan
perilaku masyarakat dengan gaya hidup yang sehat dapat mengurangi terjadinya
penyakit influenza ini.
2.
Varicella atau Cacar Air
Pengertian
Cacar air atau Varicella simplex adalah
suatu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Varicella zoster. Penyakit ini
disebarkan secara aerogen.
Penularan
Penyakit varicella atau cacar air ditularkan oleh virus Varicella
zoster melalui udara, menyerang lapisan kulit,
akibatnya penderita mengalami gatal – gatal
dan nyeri kulit seperti bisul.
Gejala Klinis
Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi
virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala
dan pusing. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di
sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan
wajah.
Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan
dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga
dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka akan segera
mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan
meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak
ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan
meninggalkan bekas lagi.
Diagnosis
Diagnosis penyakit cacar air ini, melalui pemeriksaan
fisik, yakni timbulnya bentol – betol seperti nanah di kulit, gatal – gatal,
demam tinggi, serta terdapat cairan yang keluar ketika bentol tersebut di
tekan.
Pencegahan
Imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12
bulan. Imunisasi ini dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak
mempunyai kekebalan.Penyakit ini erat kaitannya dengan kekebalan tubuh.
Pengobatan
Varicella ini sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi tidak
menutup kemungkinan adanya serangan berulang saat individu tersebut mengalami
panurunan daya tahan tubuh. Penyakit varicella dapat diberi penggobatan
"Asiklovir" berupa tablet 800 mg per hari setiap 4 jam sekali (dosis
orang dewasa, yaitu 12 tahun ke atas) selama 7-10 hari dan salep yang
mengandung asiklovir 5% yang dioleskan tipis di permukaan yang terinfeksi 6
kali sehari selama 6 hari. Larutan "PK" sebanyak 1% yang dilarutkan
dalam air mandi biasanya juga digunakan.
Setelah masa penyembuhan varicella, dapat dilanjutkan dengan perawatan
bekas luka yang ditimbulkan dengan banyak mengonsumsi air mineral untuk
menetralisir ginjal setelah mengonsumsi obat. Konsumsi vitamin C plasebo ataupun yang langsung dari buah-buahan segar
seperti juice jambu biji, juice tomat dan anggur. Vitamin E untuk kelembaban kulit bisa didapat dari plasebo,
minuman dari lidah buaya, ataupun rumput laut. Penggunaan lotion yang mengandung pelembab ekstra saat luka sudah benar-
benar sembuh diperlukan untuk menghindari iritasi lebih lanjut.
3. Variola
Pengertian
Cacar adalah penyakit virus sistemik
dengan gejala khas adanya erupsi kulit. Kebanyakan cacar dikelirukan dengan
cacar air dimana lesi dikulit pada cacar air umumnya muncul dalam bentuk
successive crops (berhubungan satu sama lain) dengan tingkat yang berbeda
disaat yang sama.
Penularan
Penyakit cacar ditularkan oleh Variola
virus , spesies Orthopoxvirus melalui udara. Penularan umumnya terjadi pada saat muncul wabah
dimana 50% dari mereka yang tidak divaksinasi akan tertulari. Penyakit ini menyerang bagian kulit tubuh, hampir sama dengan cacar air.
Namun penyakit cacar tidak mengelurakan cairan.
Gejala Klinis
Penyakit
muncul mendadak dengan gejala demam, tidak nafsu makan, sakit kepala, badan
lemah, sakit pinggang berat, kadang-kadang sakit perut dan muntah; gambaran
klinis menyerupai influenza.
Cacar dapat dikenal dengan jelas pada awal sakit, ditandai dengan munculnya lesi kulit kurang lebih
secara simultan pada saat suhu tubuh meningkat, bentuk lesi
yang mirip satu sama lain pada daerah yang sama.
Diagnosis
Diagnosa cepat dapat dilakukan
dengan mikroskop elektron atau teknik immunodiffusions. Metode PCR saat ini
lebih sering dipakai karena lebih cepat dan akurat.
Pengobatan
Pemberantasan
cacar didasarkan pada pemberian vaksinasi dengan virus vaccinia. Jika menemukan
penderita yang menyerupai cacar dan bukan cacar air: segera laporkan hal ini
kepada dinas kesehatan setempat.
Pencegahan
Pencegahan
pada penyakit cacar yakni dengan mandi dua kali sehari, cuci tangan stelah
beraktivitas, serta menjaga kebersihan
lingkungan.
4.
Morbili
(Campak = Sarampa)
Pengertian
Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang
ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium prodormal (kataral), stadium erupsi
dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis
dan bercak koplik.
Penularan
Penyebab penyakit campak adalah Virus campak atau Morbili (Paramiksovirus RNA). Penularan virus terjadi
secara langsung melalui cairan hidung dan tenggorok, air mata, titik ludah
waktu batuk, bersin dan berbicara. Penyakit ini
menyerang bagian kulit tubuh. Sangat infeksius, masa inkubasi 7 –
14 hari. Biasanya mengenai anak-anak. Satu serangan menyebabkan kekebalan
seumur hidup.
Gejala Klinis Klinis
Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih
dari 10-20 hari dan kemidian timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium:
a. Stadium
Kataral (Prodormal)
Stadium
prodormal berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh demam ringan hingga sedang,
batuk kering ringan, coryza (ditandai dengan gejala bersin-bersin dan hidung
beringus), fotofobia dan konjungtivitis.
b. Stadium
erupsi
Rasa gatal,
muka bengkak. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan
didaerah leher belakang. Juga terdapat sedikit splenomegali, tidak jarang
disertai diare dan muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah “Black
Measles” yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan
traktus digestivus.
c. Stadium
konvalesensi
Erupsi
berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang
bisa hilang sendiri. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada
komplikasi.
Diagnosis
Diagnosis
didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut :
Anamnesis
a) Anak dengan
panas 3-5 hari (biasanya tinggi, mendadak), batuk, pilek harus dicurigai atau
di diagnosis banding morbili.
b) Mata merah,
tahi mata, fotofobia, menambah kecurigaan.
c) Dapat
disertai diare dan muntah.
d) Dapat
disertai dengan gejala perdarahan (pada kasus yang berat) : epistaksis,
petekie, ekimosis.
e) Anak resiko
tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili (1 atau 2 minggu sebelumnya)
dan belum pernah vaksinasi campak.
Pemeriksaan
fisik
a) Pada stadium
kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya demam (biasanya tinggi) dan
tanda-tanda nasofaringitis dan konjungtivitis.
b) Pada umunya
anak tampak lemah.
c) Koplik spot
pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral).
d) Pada stadium
erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam makulopapular yang munculnya mulai
dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut di dahi, muka, dan kemudian
seluruh tubuh.
Pengobatan
a)
Bila campaknya ringan, anak cukup
dirawat di rumah. Kalau campaknya berat atau sampai terjadi komplikasi maka
harus dirawat di rumah sakit.
b)
Anak campak perlu dirawat di tempat
tersendiri agar tidak menularkan penyakitnya kepada yang lain.
c)
Pengobatan secara simtomatik sesuai
dengan gejala yang ada:
-
Antipiretik : parasetamol 7,5 – 10
mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam
-
Ekspektoran : gliseril guaiakolat
anak 6-12 tahun : 50 – 100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari.
-
Antitusif perlu diberikan bila
batuknya hebat/mengganggu, narcotic antitussive (codein) tidak boleh digunakan.
-
Mukolitik bila perlu
-
Vitamin terutama vitamin A dan C.
Pencegahan
1. Imunusasi
aktif
Hal ini
dapat dicapai dengan menggunakan vaksin campak hidup yang telah dilemahkan. Vaksin
tersebut diberikan secara subkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung
lama. Pada penyelidikan serulogis ternyata bahwa imunitas tersebut mulai
mengurang 8-10 tahun setelah vaksinasi.
2. Imunusasi
pasif
Imunusasi
pasif dengan serum oarng dewasa yang dikumpulkan, serum stadium penyembuhan
yang dikumpulkan, globulin placenta (gama globulin plasma) yang dikumpulkan
dapat memberikan hasil yang efektif untuk pencegahan atau melemahkan campak.
Campak dapat dicegah dengan serum imunoglobulin dengan dosis 0,25 ml/kg BB
secara IM dan diberikan selama 5 hari setelah pemaparan atau sesegera mungkin.
5. Rubella
Pengertian
Rubella (atau biasa
disebut campak jerman) adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus. Penderita penyakit rubella kebanyakan anak-anak usia dini, sedangkan pada usia
lanjut relatif jarang ditemukan.
Penularan
Rubella menyebar melalui tetes mikroskopis dari nafas orang yang terinfeksi
melalui udara, tetesan membawa virus mencapai mulut, tenggorokan dan hidung.
Gejala Klinis
Tanda-tanda yang akan timbul bagi penyakit rubella adalah adanya ruam sebagai tanda khas. Hal ini biasanya dimulai sekitar
telinga menyebar di seluruh tubuh dalam bintik merah muda kecil. Perubahan ruam
hampir dari jam ke jam, dan akan menghilang lagi setelah sekitar dua sampai
tiga hari tanpa pengobatan.
Sampai dengan satu minggu sebelum ruam muncul, pasien dapat menderita pilek
ringan, terdiri dari batuk dan sakit tenggorokan atau bengkak di leher dan
dasar tengkorak (karena pembesaran kelenjar getah bening).
Pengobatan
Penyakit Rubella tidak memerlukan perawatan khusus (kecuali mungkin untuk istirahat beberapa hari di tempat tidur). Tapi manajemen penatalaksanaan harus mempertimbangkan fakta bahwa penyakit ini menular dan dapat dengan mudah menyebar ke anggota lain dari orang terdekat.
Pencegahan
Pemberian Gamma Glumatin pada ibu hamil.
Penyakit Rubella tidak memerlukan perawatan khusus (kecuali mungkin untuk istirahat beberapa hari di tempat tidur). Tapi manajemen penatalaksanaan harus mempertimbangkan fakta bahwa penyakit ini menular dan dapat dengan mudah menyebar ke anggota lain dari orang terdekat.
Pencegahan
Pemberian Gamma Glumatin pada ibu hamil.
6. Flu Burung
Pengertian
Flu burung
disebabkan oleh virus Avian influenza (AI)
tipe A. Subtipe H5N1 virus influenza ini dapat menular
dari unggas ke hewan mamalia, misalnya kuda dan babi dan juga dapat menular ke
manusia.
Penularan
Penularan virus ini
terjadi melalui udara yang mengandung bahan infektif dalam bentuk titik ludah
(droplet) pada waktu penderita batuk atau bersin-bersin.
Gejala klinis
Sesudah melewati
masa inkubasi selama 1-3 hari, penderita akan mengalami demam dengan menggigil,
sakit kepala, malaise, lemah badan, nyeri otot, dan konjungtiva merah.
Diagnosis flu burung ditetapkan jika dapat ditemukan virus penyebabnya melalui
biakan atas hapusan tengggorok. Pemeriksaan serologi misalnya uji inhibisi
mendukung ditegakkannya diagnosis flu burung.
Penanganan
a.
Penderita harus
diisolasi untuk mencegah penularan pada orang lain
b.
Penderita harus diberikan
obat antiviral sedini mungkin untuk memberantas virus flu burung
c.
Penderita harus
diberi pengobatan suportif untuk meningkatkan daya tahan tubuh penderita.
Pencegahan
a.
Dilakukan vaksinasi
aktif terhadap orang yang berisiko tinggi tertular virus Avian influenza.
b.
Populasi unggas
yang diduga menjadi sumber penularan AI harus segera dimusnahkan
c.
Konsumsi unggas
berasal dari daerah epidemis harus dihentikan dan dilarang.
d.
Babi dan kuda
sebaiknya divaksinasi 1 tahun sekali karena hewan-hewan tersebut juga merupakan
hospes reservoir virus flu burung.
e.
Peternak: gunakan
masker, baju khusus, kacamata di peternakan, batasi jumlah orang yang masuk,
desinfeksi orang, kendaraan, alat dan isolasi kandang & kotoran
Masyarakat umum: pilih daging yang
segar, masak daging min 80°C, telur 65°C, jaga kesehatan dan ketahanan tubuh
7. Parotitis Epidemika
(MUMPS)
Pengertian
Parotitis epidemika
(mumps) atau gondong, termasuk penyakit virus menular yang disebabkan oleh mumpsvirus yang menyerang kelenjar
ludah, testis dan pankreas.
Penularan
Manusia penderita
merupakan sumber penularan bagi orang lain, meskipun virus juga dapat
menimbulkan infeksi berat pada tikus dan hamster. Penularan bahan infektif
terjadi secara langsung dari penderita atau melalui udara yang tercemar bahan
infektif penderita.
Gejala klinis
Pada infeksi berat,
gejala awal yang terjadi dapat berupa demam, malaise, menggigil, sakit kepala,
sakit tenggorok, sakit telinga dan nyeri sepanjang saluran parotis. Pembesaran
kelenjar parotis mudah dilihat di bawah telinga. Gejala parotis pada anak
umumnya lebih ringan dari pada orang dewasa.
Diagnosis
Diagnosis pasti
ditegakkan dengan membiakkan saliva, cairan spinal atau urine penderita pada
rongga alantoin embrio ayam atau pada sel ginjal kera. Adanya mumpsvirus
ditunjukkan dengan uji hemaglutinasi inhibisi (HI Test).
Pengobatan
Penderita harus
istirahat di tempat tidur dan diberi terapi simtomatis untuk mengurangi
keluhannya. Jika terjadi orkitis, penderita diobatidengan Gamma globulin,
Stilboesterol dan kortison.
Pencegahan
Untuk mencegah penyebaran mumpsvirus, diberikan gamma globulin hiperimun. Vaksinasi dengan menggunakan virus hidup yang dilemahkan dan dibiakkan pada embrio ayam ini berhasil memberi perlindungan terhadap infeksi mumps dengan memuaskan.
Untuk mencegah penyebaran mumpsvirus, diberikan gamma globulin hiperimun. Vaksinasi dengan menggunakan virus hidup yang dilemahkan dan dibiakkan pada embrio ayam ini berhasil memberi perlindungan terhadap infeksi mumps dengan memuaskan.
8. SARS
Pengertian
Pengertian
Severe Acute
Respiratory Syndrome/sindrom
pernafasan akut berat adalah sindrom akibat infeksi virus paru yang mendadak
dengan gangguan pernafasan. Penyebab sindrom ini diduga adalah Coronavirus.
Penularan
Virus SARS
menyebar melalui kontak langsung dengan bahan infektif penderita misalnya dahak
dan cairan tubuh penderita SARS melalui udara.
Gejala klinis
Gejala awal SARS
berupa demam di atas 38ºC disertai menggigil, rasa sakit seluruh badan dan malaise.
Sesudah 3-7 hari penderita menyembuh atau penyakit berjalan progresif. SARS
yang progresif menimbulkan batuk kering, gangguan napas, napas pendek sehingga
kadang-kadang membutuhkan bantuan pernapasan secara mekanik.
Diagnosis
Untuk menentukan
diagnosis pasti SARS dilakukan pemeriksaan laboratorium virologi dengan
mengirim sampel bahan infektif penderita ke Center for Disease Control di USA
atau Canada.
Pengobatan
Penderita harus
dirawat di Rumah Sakit dan diisolasi agar tidak menular ke orang lain. Kepada
penderita diberika obat antivirus. Antibiotika juga diberikan apabila
ditakutkan terjadi infeksi sekunder dengan bakteri. Selain itu steroid juga
dapat diberikan.
Pencegahan
-
Mencegah
penularan melalui udara, droplet
-
Menggunakan
masker khusus yang berfiltrasi tinggi buat penderita
-
Mengenakan
pakaian khusus dan pelindung mata
-
Mencuci tangan
sesudah kontak dengan penderita atau bahan infektif penderita
b. Penyakit
Bakteri
1. TBC Paru
Pengertian
Penyakit TBC
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium
tuberkulosa. Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif pada waktu
batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet
(percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada
suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut
terhirup kedalam saluran pernafasan. Setelah kuman TB masuk ke dalam tubuh
manusia melalui pernafasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru kebagian
tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran
nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
Penularan
Penularan
penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar oleh Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan/dikeluarkan oleh si
penderita TBC saat batuk, dimana pada anak-anak umumnya sumber infeksi adalah
berasal dari orang dewasa yang menderita TBC. Masuknya Mikobakterium
tuberkulosa kedalam organ paru menyebabkan infeksi pada paru-paru, dimana
segeralah terjadi pertumbuhan koloni bakteri yang berbentuk bulat (globular).
Gejala Klinis
Gejala penyakit TBC yakni batuk dalam jangka waktu yang lama, demam tinggi
serta sering keringat dingin.
Pengobatan
Pengobatan
bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang cukup lama, yaitu
berkisar dari 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih. Penyakit TBC dapat
disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi
obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan
gizi yang cukup baik.
Selama
proses pengobatan, untuk mengetahui perkembangannya yang lebih baik maka
disarankan pada penderita untuk menjalani pemeriksaan baik darah, sputum, urine
dan X-ray atau rontgen setiap 3 bulannya. Adapun obat-obtan yang umumnya
diberikan adalah Isoniazid dan rifampin sebagai pengobatan
dasar bagi penderita TBC, namun karena adanya kemungkinan resistensi dengan
kedua obat tersebut maka dokter akan memutuskan memberikan tambahan obat
sepertipyrazinamide dan streptomycin sulfate atau ethambutol HCL sebagai
satu kesatuan yang dikenal ‘Triple Drug’.
Pencegahan
a)
Status sosial ekonomi rendah yang
merupakan faktor menjadi sakit, seperti kepadatan hunian, dengan meningkatkan
pendidikan kesehatan.
b)
Tersedia sarana-sarana kedokteran,
pemeriksaan penderita, kontak atau suspect gambas, sering dilaporkan,
pemeriksaan dan pengobatan dini bagi penderita, kontak, suspect, perawatan.
c)
Pengobatan preventif, diartikan
sebagai tindakan keperawatan terhadap penyakit inaktif dengan pemberian
pengobatan INH sebagai pencegahan.
d)
BCG, vaksinasi, diberikan
pertama-tama kepada bayi dengan perlindungan bagi ibunya dan keluarhanya.
Diulang 5 tahun kemudian pada 12 tahun ditingkat tersebut berupa tempat
pencegahan.
e)
Memberantas penyakti TBC pada pemerah
air susu dan tukang potong sapi, dan pasteurisasi air susu sapi.
f)
Tindakan mencegah bahaya penyakit
paru kronis karean menghirup udara yang tercemar debu para pekerja tambang,
pekerja semen dan sebagainya.
g)
Pemeriksaan bakteriologis dahak pada
orang dengan gejala tbc paru.
h)
Pemeriksaan screening dengan
tubercullin test pada kelompok beresiko tinggi, seperti para emigrant,
orang-orang kontak dengan penderita, petugas dirumah sakit, petugas/guru
disekolah, petugas foto rontgen.
i)
Pemeriksaan foto rontgen pada
orang-orang yang positif dari hasil pemeriksaan tuberculin test.
2. Difteri
Pengertian
Difteri/ Diphteria adalah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae, yang umumnya menyerang membran mukosa yang melapisi
hidung dan tenggorokan serta tonsil. Akibatnya tenggorokan menjadi terinflamasi
dan inflamasi ini dapat menyebar ke kotak suara ( larynx) sehingga mempersempit
saluran pernafasan.
Penularan
Penularan penyakit difteri terjadi melalui tetes udara yang dikeluarkan oleh
penderita ketika batuk atau bersin. Penularan juga dapat terjadi melalui
tissue/ sapu tangan atau gelas bekas minum penderita atau menyentuh luka
penderita.
Anak-anak usia kurang dari 5 tahun dan orang tua usia diatas 60 tahun
sangat beresiko tertular penyakit difteri,
demikian pula mereka yang tinggal di lingkungan padat penduduk atau lingkungan
yang kurang bersih dan juga mereka yang kurang gizi dan tidak diimunisasi DTP.
Gejala Klinis
a)
Ada membran tebal
warna abu-abu yang melapisi tenggorokan dan tonsil ( ciri khas )
b)
Sakit tenggorokan
dan suara serak
c)
Sakit ketika
menelan
d)
Kelenjar getah
bening di leher membengkak
e)
Kesulitan bernafas
dan nafas cepat
f)
Keluar cairan dari
hidung
g)
Demam dan menggigil
h)
Malaise
Tanda dan gejala umumnya muncul 2-5 hari setelah terinfeksi, namun mungkin
juga baru muncul 10 hari kemudian
Pengobatan
Pengobatan penyakit difteri biasanya dokter akan memberikan antibiotik dan antitoksin, yaitu :
-
Eritromisin (oral
atau dengan suntikan) selama 14 hari (40 mg / kg per hari dengan maksimum 2 g /
d), atau
-
Prokain penisilin G
diberikan intramuskuler selama 14 hari (300.000 U / hari untuk pasien dengan
berat <10 kg dan 600.000 U / hari untuk orang dengan berat> 10 kg).
Pasien dengan alergi terhadap penisilin G atau eritromisin dapat menggunakan
rifampisin atau klindamisin
Pencegahan
Pencegahan penyakit difteri adalah dengan memberikan imunisasi DTP saat anak berumur 2, 4, 6, 18 bulan dan 5 tahun. Sedangkan pada usia 10 tahun dan 18 tahun diberikan imunisasi TD ( Toxoid Difteri ) saja. Bila pada suntikan DTP pertama terjadi reaksi yang berat maka sebaiknya suntikan berikut jangan diberikan DTP lagi melainkan DT saja (tanpa P). (Prof. DR.A.H. Markum, 2000).
Pencegahan penyakit difteri adalah dengan memberikan imunisasi DTP saat anak berumur 2, 4, 6, 18 bulan dan 5 tahun. Sedangkan pada usia 10 tahun dan 18 tahun diberikan imunisasi TD ( Toxoid Difteri ) saja. Bila pada suntikan DTP pertama terjadi reaksi yang berat maka sebaiknya suntikan berikut jangan diberikan DTP lagi melainkan DT saja (tanpa P). (Prof. DR.A.H. Markum, 2000).
3. Demam scarlet
Pengertian
Demam Scarlet atau disebut juga Scarlatina merupakan penyakit yang sering
muncul bersama-sama dengan radang tenggorokan. Penyakit yang banyak menyerang
anak usia 5-15 tahun.
Penyebab
Demam Scarlet dipicu oleh bakteri yang sama dengan penyebab radang tenggorokan, yakni Streptococcus. Bedanya, pada demam Scarlet yang memicu demam bukan bakterinya melainkan racun eksotoksin yang dikeluarkan bakteri tersebut.
Demam Scarlet dipicu oleh bakteri yang sama dengan penyebab radang tenggorokan, yakni Streptococcus. Bedanya, pada demam Scarlet yang memicu demam bukan bakterinya melainkan racun eksotoksin yang dikeluarkan bakteri tersebut.
Penularan
Penularan bisa terjadi dari orang ke orang melalui droplet atau butiran-butiran lendir yang tersembur saat bersin atau terbatuk. Masa inkubasi yang dibutuhkan sejak infeksi hingga munculnya gejala berkisar antara 2-4 hari.
Penularan bisa terjadi dari orang ke orang melalui droplet atau butiran-butiran lendir yang tersembur saat bersin atau terbatuk. Masa inkubasi yang dibutuhkan sejak infeksi hingga munculnya gejala berkisar antara 2-4 hari.
Gejala Klinis
Hampir semua pasien demam Scarlet mengalami nyeri tenggorokan dan ruam kemerahan. Gejala lain yang sering menyertai penyakit ini adalah sebagai berikut:
Hampir semua pasien demam Scarlet mengalami nyeri tenggorokan dan ruam kemerahan. Gejala lain yang sering menyertai penyakit ini adalah sebagai berikut:
a.
Ruam merah di
sekitar leher dan dada, lalu meluas ke bagian tubuh yang lain
b.
Ruam di daerah
lipatan-lipatan tubuh biasanya lebih gelap sehingga membentuk garis merah
c.
Muka memerah
d.
Lidah tampak merah
dan bertotol-totol dan sering disebut lidah strawberry
e.
Demam hingga 38,8
derajat celcius disertai menggigil
f.
Nyeri tenggorokan
disertai radang yang tampak memerah dan bercak luka yang memutih
g.
Susah menelan
h.
Kelenjar limpa di
leher membengkak
i.
Mual, muntah dan
sakit kepala.
Pengobatan
Umumnya demam Scarlet akan mereda dalam beberapa hari dengan pemberian antibiotik dan istirahat yang cukup. Anak boleh kembali masuk sekolah jika sudah mendapatkan antibiotik dan dinyatakan sembuh jika dalam 24 jam demamnya sudah tidak kambuh.
Umumnya demam Scarlet akan mereda dalam beberapa hari dengan pemberian antibiotik dan istirahat yang cukup. Anak boleh kembali masuk sekolah jika sudah mendapatkan antibiotik dan dinyatakan sembuh jika dalam 24 jam demamnya sudah tidak kambuh.
Pencegahan
Pencegahan
yang dapat dilakukan yakni dengan menjaga kebersihan badan dan lingkungan.
Serta melakukan istirahat yang cukup, memakai masker jika berada di luar
ruangan dan vaksinasi.
4. Antraks
Pengertian
Penyakit antraks (anthrax) adalah penyakit zoonosis yang tersebar luas di seluruh dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis. Penyebab penyakit akut yang banyak menimbulkan kematian ini adalah Bacillus anthracis yang dapat menyerang manusia maupun hewan.
Pengertian
Penyakit antraks (anthrax) adalah penyakit zoonosis yang tersebar luas di seluruh dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis. Penyebab penyakit akut yang banyak menimbulkan kematian ini adalah Bacillus anthracis yang dapat menyerang manusia maupun hewan.
Penularan
Antraks ditularkan secara langsung, masuk ke dalam kulit yang luka atau lecet, atau melalui folikel rambut. Penderita akan mengalami antraks kulit. Spora yang berada di tanah yang tertelan atau terhirup melalui udara pernapasan dapat menyebabkan infeksi antraks. Antraks paru (wool sorter disease) terjadi bila spora antraks terhirup melalui udara pernapasan. Antraks sering diderita oleh pekerja rumah potong hewan, pengolah kulit hewan, penyortir wol, petani dan peternak serta dokter hewan atau perawat hewan yang berhubungan dengan hewan sakit antraks atau yang mati karena antraks.
Antraks ditularkan secara langsung, masuk ke dalam kulit yang luka atau lecet, atau melalui folikel rambut. Penderita akan mengalami antraks kulit. Spora yang berada di tanah yang tertelan atau terhirup melalui udara pernapasan dapat menyebabkan infeksi antraks. Antraks paru (wool sorter disease) terjadi bila spora antraks terhirup melalui udara pernapasan. Antraks sering diderita oleh pekerja rumah potong hewan, pengolah kulit hewan, penyortir wol, petani dan peternak serta dokter hewan atau perawat hewan yang berhubungan dengan hewan sakit antraks atau yang mati karena antraks.
Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis pasti antraks, harus dilakukan pemeriksaan laboratorium bakteriologis untuk menemukan basil antraks. selain itu dapat dilakukan biakan kuman pada lempeng agar nutrien. Untuk membantu memperkuat diagnosis antraks dapat dilakukan uji serologi presipitasi (Ascoli test) dan pemeriksaan darah.
Untuk menegakkan diagnosis pasti antraks, harus dilakukan pemeriksaan laboratorium bakteriologis untuk menemukan basil antraks. selain itu dapat dilakukan biakan kuman pada lempeng agar nutrien. Untuk membantu memperkuat diagnosis antraks dapat dilakukan uji serologi presipitasi (Ascoli test) dan pemeriksaan darah.
Pengobatan
Pemberian antibiotika, misalnya penisilin, tetrasiklin dan streptomisin cukup efektif untuk mengobati penyakit antraks. jika penderita mengalami toksis berat dapat diberikan serum Scalvo.
Pemberian antibiotika, misalnya penisilin, tetrasiklin dan streptomisin cukup efektif untuk mengobati penyakit antraks. jika penderita mengalami toksis berat dapat diberikan serum Scalvo.
Pencegahan
a)
Ruang kerja harus
bebas debu
b)
Semua hewan mati
dan hewan sakit antraks harus dimusnahkan dengan mengubur atau membakarnya.
c)
Vaksinasi hewan
ternak harus dilakukan di daerah wabah, disertai imunisasi terhadap pekerja
yang berisiko tinggi tertular antraks dengan menggunakan vaksin yang bebas sel.
5. Pertusis
Pengertian
Pertusis adalah penyakit saluran napas yang disebabkan oleh Bordetella pertusis. Pertusis adalah disebut juga sebagai tussis quinta, whooping cough, batuk rejan.
Pengertian
Pertusis adalah penyakit saluran napas yang disebabkan oleh Bordetella pertusis. Pertusis adalah disebut juga sebagai tussis quinta, whooping cough, batuk rejan.
Penyebab
Penyebab pertusis adalah Bordetellah pertusis atau Haemophilus pertussis. Bordetella pertussis adalah suatu kuman tidak bergerak, gram negatif, dan di dapatkan dengan cara melakukan pengambilan usapan pada daerah nasofaring pasien pertusis kemudian ditanam pada media Bordet – gangou. Basil pertusis yang di dapatkan secara langsung adalah tipe antigentik fase I, sedangkan yang diperoleh melalui pembiakan dalam bentuk lain ialah fase II, III dan IV.
Penyebab pertusis adalah Bordetellah pertusis atau Haemophilus pertussis. Bordetella pertussis adalah suatu kuman tidak bergerak, gram negatif, dan di dapatkan dengan cara melakukan pengambilan usapan pada daerah nasofaring pasien pertusis kemudian ditanam pada media Bordet – gangou. Basil pertusis yang di dapatkan secara langsung adalah tipe antigentik fase I, sedangkan yang diperoleh melalui pembiakan dalam bentuk lain ialah fase II, III dan IV.
Penularan
Pertusis menular melalui droplet batuk dari pasien yg terkena penyakit ini dan kemudian terhirup oleh orang sehat yg tidak mempunyai kekebalan tubuh, antibiotik dapat diberikan untuk mengurangi terjadinya infeksi bakterial yang mengikuti dan mengurangi kemungkinan memberatnya penyakit ini (sampai pada stadium catarrhal) sesudah stadium catarrhal antibiotik tetap diberikan untuk mengurangi penyebaran penyakit ini, antibiotik juga diberikan pada orang yg kontak dengan penderita, diharapkan dengan pemberian seperti ini akan mengurangi terjadinya penularan pada orang sehat tersebut.
Pertusis menular melalui droplet batuk dari pasien yg terkena penyakit ini dan kemudian terhirup oleh orang sehat yg tidak mempunyai kekebalan tubuh, antibiotik dapat diberikan untuk mengurangi terjadinya infeksi bakterial yang mengikuti dan mengurangi kemungkinan memberatnya penyakit ini (sampai pada stadium catarrhal) sesudah stadium catarrhal antibiotik tetap diberikan untuk mengurangi penyebaran penyakit ini, antibiotik juga diberikan pada orang yg kontak dengan penderita, diharapkan dengan pemberian seperti ini akan mengurangi terjadinya penularan pada orang sehat tersebut.
Diagnosis
laboratorium
Diagnosis
yang pasti tergantung pada diasingkannya Bordetella pertussis dari penderita.
Hasil isolasi tertinggi diperoleh pada stadium kataral, dan kuman pertusis
biasanya tidak dapat ditemukan lagi setelah 4 minggu pertama sakit. Bahan
pemeriksaan berupa usapan nasofaring penderita atau dengan menampung batuk
secara langsung pada perbenihan. Isolasi Bordetella pertussis dari bahan klinik
sangat bergantung pada transportasi dan pengolahan bahan tersbeut.
Bila
diperlukan lebih dari 2 jam sebelum bahan tersebut sampai di laboratorium,
sebaiknya bahan pemeriksaan tadi ditanam pada perbenihan Stuart
(dimodifikasikan). Penambahan penicillin 0,25-0,5 unit/ml di dalam perbenihan
kedua adalah berguna untuk menghambat pertumbuhan kuman positif gram saluran
pernafasan, tanpa mengurangi pertumbuhan kuman pertusis.
Pengobatan
1.
Antibiotika
a.
Eritromisin dengan dosis 50 mg/kb
bb/ hari dibagi dalam 4 dosis. Obat ini menghilangkan B. Pertussis dari
nasofaring dalam 2-7 hari (rata-rata 3-6 hari) dan dengan demikian memperpendek
kemungkinan penyebaran infeksi.
b.
Ampisillin dengan dosis 100mg/ kg
bb/ hari dibagi 4 dosis.
c.
Lain-lain : rovamisin, kotrimoksazol,
kloramfenikol, tetrasiklin
2.
Ekspektoransia dan mukolitik
3.
Kodein diberikan bila terdapat
batuk-batuk yang hebat sekali
4.
Luminal sebagai sedativa.
Pencegahan
Cara
pencegahan terbaik terhadap pertusis adalah dengan imunisasi dan dengan
mencegah kontak langsung dengan penderita. Vaksin yang dipergunakan biasanya
merupakan kombinasi toksoid difteri dan tetanus dengan vaksin pertusis (vaksin
DPT). Imunitas yang diperoleh baik karena infeksi alamiah maupun karena
imunisasi aktif, tidak berlangsung untuk seumur hidup.
6. PES Paru
Pengertian
Penyakit pes (plague) adalah penyakit infeksi yang sangat menular sehingga sering menimbulkan epidemi dan pandemi yang sangat luas. Penyebab Pes adalah kuman Yersinia pestis.
Penyakit pes (plague) adalah penyakit infeksi yang sangat menular sehingga sering menimbulkan epidemi dan pandemi yang sangat luas. Penyebab Pes adalah kuman Yersinia pestis.
Penularan Pes
Penyakit pes
sebenarnya adalah penyakit menular pada tikus kota (Rattus norvegicus) dan
tikus rumah (Rattus rattus) yang infeksinya menyebar melalui gigitan pinjal
tikus. Selain itu kuman pes dapat menular melalui udara (droplet infection)
berasal dari penderita pes paru.
Gejala klinis
Penyakit pes
paru juga disebut Pes pneumonia.
Gejala klinisnya berupa batuk, demam dan gejala-gejala pneumonia yang disertai
batuk darah. Penderita sering mengalami sianosis karena gangguan pernapasan
berat yang dideritanya.
Diagnosis
Kuman Yersinia pestis dapat diisolasi dari darah, dahak dan nanah penderita yang kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk menentukan diagnosis pasti penyakit pes.
Kuman Yersinia pestis dapat diisolasi dari darah, dahak dan nanah penderita yang kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk menentukan diagnosis pasti penyakit pes.
Pengobatan
Pada stadium dini, penderita dapat diobati dengan streptomisin, tetrasiklin atau kloramfenikol.
Pada stadium dini, penderita dapat diobati dengan streptomisin, tetrasiklin atau kloramfenikol.
Pencegahan
a.
Penderita pes harus diisolasi dan
segera diobati
b.
Orang yang pernah kontak dengan
penderita harus dikarantina dan diawasi
c.
Orang yang akan berkunjung ke daerah
endemik pes harus divaksinasi
d.
Pemberantasan tikus dan roden menggunakan
rodentisida, sedangkan pinjal tikus diberantas dengan insektisida.
7. Stafilokokosis
Pengertian
Infeksi dengan kuman Staphyllococcus aureus pada manusia menimbulkan gangguan pencernaan berupa gastroenteritis, keracunan makanan atau toksikosis usus. Penyebabnya adalah enterotoksin yang dihasilkan oleh kuman ini, yang tahan terhadap pemanasan 100ºC selama 30 menit.
Pengertian
Infeksi dengan kuman Staphyllococcus aureus pada manusia menimbulkan gangguan pencernaan berupa gastroenteritis, keracunan makanan atau toksikosis usus. Penyebabnya adalah enterotoksin yang dihasilkan oleh kuman ini, yang tahan terhadap pemanasan 100ºC selama 30 menit.
Penularan
Sumber utama penularan adalah manusia, sedangkan hewan sapi, anjing dan unggas dapat menjadi sumber infeksi. Penularan kuman dapat terjadi melalui udara karena batuk, meludah atau bersin.
Sumber utama penularan adalah manusia, sedangkan hewan sapi, anjing dan unggas dapat menjadi sumber infeksi. Penularan kuman dapat terjadi melalui udara karena batuk, meludah atau bersin.
Gejala klinis
Sebagian
penderita mengalami demam ringan. Pada infeksi berat, penderita mengeluh sakit
kepala, tekanan darah menurun dan juga mengalami berak darah dan lendir.
Diagnosis
Ditentukan dengan ditemukannya kuman Staphyllococcus aureus pada bahan muntahan penderita, tinja atau makanan yang diduga menjadi penyebab penyakit.
Ditentukan dengan ditemukannya kuman Staphyllococcus aureus pada bahan muntahan penderita, tinja atau makanan yang diduga menjadi penyebab penyakit.
Pengobatan
Stafilokokosis dapat diobati dengan antibiotika, misalnya siprofloksasin,disertai dengan pemberian cairan pengganti kekurangan cairan tubuh dan elektrolit.
Stafilokokosis dapat diobati dengan antibiotika, misalnya siprofloksasin,disertai dengan pemberian cairan pengganti kekurangan cairan tubuh dan elektrolit.
Pencegahan
a.
Penderita dilarang menangani proses
pembuatan makanan karena merupakan sumber penularan
b.
Perlu diberikan pendidikan tentang
higine sanitasi makanan
c.
Bahan makanan harus disimpan di
dalam lemari es untuk mencegah berkembang biaknya bakteri
d.
Produk daging dari rumah potong
hewan harus selalu diawasi
8. Meningitis
Pengertian
Pengertian
Penyakit meningitis adalah
infeksi pada lapisan otak dan urat saraf tulang belakang. Meningitis merupakan infeksi
yang dapat mengancam nyawa. Bila tidak ditangani dapat terjadi
pembengkakan otak, kecacatan tetap, koma bahkan kematian.
Penularan
Penyakit meningitis yang disebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan penyakit yang serius. Salah satu contoh bakterinya yaitu Meningococcal bacteria.Penyakit ini menular melalui kontak dengan udara bebas.
Penyakit meningitis yang disebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan penyakit yang serius. Salah satu contoh bakterinya yaitu Meningococcal bacteria.Penyakit ini menular melalui kontak dengan udara bebas.
Gejala
Gejala awal
penyakit meningitis yaitu demam, sakit kepala, kaku kuduk, sakit tenggorokan,
dan muntah. Selain itu juga pada orang dewasa menjadi lebih mudah tersinggung,
linglung, dan sangat mengantuk, hingga terjadi penurunan kesadaran koma bahkan
meninggal.
Pencegahan
Menjaga hygiene merupakan cara yang paling baik untuk menghindari transmisi penyakit. Antibiotik diberikan untuk mencegah meningitis pada orang yang kontak dekat dengan orang yang menderita meningitis.
Menjaga hygiene merupakan cara yang paling baik untuk menghindari transmisi penyakit. Antibiotik diberikan untuk mencegah meningitis pada orang yang kontak dekat dengan orang yang menderita meningitis.
c. Penyakit Jamur
1.
Aspergilosis
Pengertian
Pengertian
Aspergilosis
merupakan penyakit
jamur Aspergillus yang banyak
dijumpai di daerah tropis.
Penularan
Penularan terjadai melalui udara
yang terhirup yang mengandung bahan infektif yang berasal dari kotoran burung
dan unggas lainnya. Penularan juga bisa berasal dari penderita aspergilosis
bronkopulmoner alergika yang batuk-batuk atau bersin-bersin.
Gejala
klinis
Penyakit yang ringan keluhan dan
gejala dapat berupa sinusitis, batuk dan demam. Pada aspergilosis paru yang
invasif gejalanya demam, nyeri dada, hemoptisis, batuk berdahak mukopurulen,
gambaran bronkopulmoner akut maupun kronis.
Diagnosis
Pemeriksaan mikroskopis dan biakan
jamur atas dahak atau cucian bronkial dapat menemukan jamur Aspergillus. Pemeriksaan serologi
menggunakan antigen dan uji kepekaan dan pemeriksaan elektroforesis membantu
diagnosis aspergilosis.
Pengobatan
Amfoterisin B yang diberikan
melalui infus perlahan-lahan dapat memberantas jamur yang ada di jaringan. Itrakonazol dapat diberikan per oral
sedangkan preparat iodida diberikan untuk pengobatan lokal. Untuk mempercepat
pengeluaran jamur dari abses, dapat dilakukan drainase abses.
Pencegahan
a.
Menjaga kebersihan
lingkungan
b.
Sekreta unggas harus
dihindari
c.
Penderita aspergilosis
yang batuk kronis akibat aspergilosis juga harus dijauhi
2.
Histoplasmosis
Pengertian
Histoplasmosis yaitu penyakit jamur
yang menyerang organ-organ viseral.Penyebabnya adalah Histoplasma capsulatum atau Histoplasma
duboisii.
Penularan
Infeksi melalui udara akan
menimbulkan lesi primer di paru-paru, yang dapat menyebar ke organ-organ
viseral lainnya secara hematogen jika jaringan paru mengalami kerusakan.
Gejala
klinis
Sebagian besar penderita
histoplasmosis tidak menunjukkan gejala klinis atau keluhan yang nyata. Hanya
jika terjadi infeksi melalui pernapasan dalam jumlah besar akan menimbulkan
gejala klinis pneumonia.
Diagnosis
Bisa dilakukan melalui pemeriksaan
mikroskopis. Selain itu bisa juga dengan pemeriksaan uji kulit histoplasmin, dan penentuan diagnosis
serologi dapat membantu menegakkan diagnosis histoplasmosis.
Pengobatan
Dapat diobati dengan amfoterisin B
selama 10-12 minggu. Selain itu dapat diberikan ketokonazol. Pengobatan suportif
dan istirahat cukup.
Pencegahan
1. Penyemprotan
larutan formalin pada tanah dapat merusak jamur Histoplasma yang berada di permukaan tanah
2. Hindari
kontak dengan konidia jamur dan tidak bermukim di daerah endemis jamur ini.
d.
Penyakit Jamur
1.
Askariasis
Penyebab
Askariasis disebabkan
oleh cacing Ascaris lumbricoides yang
oleh masyarakat umum dikenal sebagai cacing gelang.
Penularan
Penularan askariasis
dapat terjadi melalui beberapa jalan, yaitu telur infektif masuk mulut bersama
makanan dan minuman yang tercemar, melalui tangan yang kotor, atau telur
infektif terhirup melalui udara bersama debu.
Gejala
klinis
Pada manusia cacing
dewasa dapat menimbulkan berbagai akibat mekanik, yaitu obstruksi usus,
intususepsi, dan perforasi ulkus yang ada di usus.
Diagnosis
Diagnosis pasti
askariasis ditegakkan jika melalui pemeriksaan makroskopis terhadap tinja atau
muntahan penderita ditemukan cacing dewasa.
Pengobatan
Piperasin dan berbagai
obat cacing lain masih dapat digunakan untuk mengobati penderita askariasis.
Pencegahan
1. Membuat
kakus yang baik untuk menghundari pencemaran tanah dengan tinja penderita
2. Mencegah
masuknya telur cacing yang mencemari makanan atau minuman dengan selalu memasak
makanan dan minuman sebelum dumakan atau diminum
3. Menjaga
kebersihan perorangan
e.
Penyakit
Protozoa
1.
Toksoplasmosis
Penyebab
Penyakit ini disebabkan
oleh Toxoplasma gondii menyebabkan
penyakit toksoplasmosis pada manusia dan hewan. Parasit ini dapat menimbulkan
radang pada kulit, kelenjar getah bening, jantung, paru, mata, otak dan selaput
otak.
Penularan
Penularan pada manusia
dapat terjadi melalui dapatan (acquired) atau secara kongenital dari ibu ke
bayi yang dikandungnya.Secara dapatan, penularan dapat terjadi melalui makanan
mentah atau kurang masak yang mengandung psedokista (dalam daging, susu sapi
atau telur unggas), penularan melalui udara atau droplet infection (berasal dari penderita pneumonitis
toksoplasmosis) dan melalui kulit yang kontak dengan jaringan yang infektif
atau ekskreta hewan misalnya kucing, anjing, babi atau roden yang sakit.
Gejala
klinis
Pada orang dewasa,
gejala klinik tidak jelas dan tidak ada keluhan penderita. Gejala yang jelas
terjadi pada penderita yang menderita toksoplasmosis
kongenital karena luasnya kerusakan organ dan sistem saraf penderita (bayi
dan anak).
Diagnosis
Diagnosis pasti
ditetapkan sesudah dilakukan pemeriksaan mikroskopik histologis secara langsung
atau hasil biopsi atau pungsi atau otopsi atas jaringan penderita, dan
pemeriksaan jaringan berasal dari hewan coba yang diinokulasi dengan bahan
infektif.
Pengobatan
Pengobatan antiparasit
sebaiknya diberikan dalam bentuk kombinasi yaitu Pirimetamin dengan Sulfadiasin.
Pencegahan
1. Selalu
memasak makanan dan minuman
2. Menghindari
kontak langsung dengan daging atau jaringan hewan yang sedang diproses
3. Menjaga
kebersihan lingkungan
4. Hewan-hewan
penderita toksoplasmosis juga harus segera diobati atau dimusnahkan
Kimia
1.
Asbestosis
Pengertian
Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes jugs dapat menyebabkan penebalan pleura atau selaput yang melapisi paru-paru (www.dokter-online.co.nr, 2006).
Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes jugs dapat menyebabkan penebalan pleura atau selaput yang melapisi paru-paru (www.dokter-online.co.nr, 2006).
Asbestosis dan abses pleural adalah
penyakit non malignant yang pelan-pelan menjadi progresif. Asbes ini dapat
menyebabkan perusakan atau palemahan pada fungsi paru termasuk pengurangan
kapasitas paru, pembatasan bernafas, serfs penurunan kemampuan untuk
memindahkan oksigen dari udara kedalam darah. Dalam literature lain menyebutkan
bahwa asbestosis adalah proses interstitial yang perlahan-lahan berkembang
menjadi fibrosis paru-paru nonnodular difus yang mengenai saluran nafas
terminal, alveoli dan pleura (Price SA, 1995).
Penyebab
Penyebab asbestosis adalah serat asbes,
dimana serat asbes sukar untuk dihancurkan, bahkan oleh makrofag. Ketika
makrofag mencoba untuk mencernakan serat asbes, sering mengalami kegagalan
sebab seratnya terlalu kuat dan ikatan rantainya sangat kuat untuk diuraikan.
Pada proses ini, makrofag menghasilkan unsur yang diharapkan dapat
menghancurkan benda asing, tetapi hal itu dapat juga merugikan alveoli. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya inflamasi pada alveoli dan secepatnya dapat meninggalkan parut.
Diagnosa
Pada
pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar
suara ronki. Untuk memperkuat diagnosis, biasanya dilakukan pemeriksaan
berikut:
Penyebaran
Debu asbes yang terhirup masuk ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala sesak napas dan batuk-batuk yang disertai dengan dahak. Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak membesar / melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak maka akan tampak adanya debu asbes dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai macam keperluan kiranya perlu diikuti dengan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan lingkungan agar jangan sampai mengakibatkan asbestosis ini.
Debu asbes yang terhirup masuk ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala sesak napas dan batuk-batuk yang disertai dengan dahak. Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak membesar / melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak maka akan tampak adanya debu asbes dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai macam keperluan kiranya perlu diikuti dengan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan lingkungan agar jangan sampai mengakibatkan asbestosis ini.
Pengobatan
Pengobatan suprotif untuk mengatasi
gejala yang timbul adalah membuang
lendir/dahak dari paru-paru melalui prosedur postural drainase
Tujuan perawatan adalah untuk
membantu pasien dapat bernapas dengan mudah, mencegah infeksi pernapasan, dan
mencegah komplikasi lebih lanjut. Antibiotik dimaksudkan untuk menyerang
infeksi. Aspirin atau Acetominophen (Tylenol) dapat membebaskan ketidaknyaman
dan bronchodilators oral atau inhalasi dan melabarkan saluran napas. Diuretik
atau digitalis glycoside digunakan untuk beberapa pasien. Pada sebagian orang
yang mungkin memerlukan oksigen sebagai tambahan.
Dapat diberikan obat semprot untuk
mengencerkan lendir. Pengobatan suportif untuk mengatasi gejala yang timbul
adalah membuang lendir/oahak dari paru-paru melalui prosedur postural drainase.
Kadang-kadang dilakukan pencangkokan paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal,
kemoterapi tidak banyak bermanfaat dan pengangkutan tumor tidak menyembuhkan
kanker (Aditama TY, 1992).
Pencegahan
1.
Health Promotion
a.
Pendidikan kesehatan kepada pekerja
b.
Peningkatan dan perbaikan gizi
pekerja
c.
Perkembangan kejiwaan pekerja yang
sehat
d.
Penyediaan tempat dan lingkungan
kerja yang sehat
e.
Pemeriksaan sebelum bekerja
(Effendy, 1997)
2.
Specific Protection
a.
Penggunaan masker bagi pekerja yang
beresiko tinggi dapat mengurangi pemaparan.
b. Asbestosis
dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja.
c.
Pengendalian penggunaan asbes di
tempat kerja ini adalah metoda yang paling efektif untuk mencegah asbestosis.
d.
Ventilasi udara yang cukup di ruang
kerja
e.
Untuk mengurangi resiko terjadinya
kanker paru-paru, kepada para pekerja yang berhubungan dengan asbes, dianjurkan
untuk berhenti merokok.
f.
Guna menghindari sumber penyakit
yang akan tersebar pada pihak keluarga, disarankan setiap pekerja untuk mencuci
pakaian kerjanya di pabrik, dan menggantinya dengan pakaian bersih untuk
kembali ke rumah. Sehingga semua pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang,
dan pekerja membersihkan diri atau mandi sebelum kembali ke rumah masing-masing
(Aditama TY, 1992).
3.
Early Diagnostic
Pada
pemeriksaan fisik dapat ditemukan:
a.
Terdengar
suara ronki keying
b.
Diikuti
dengan keluhan takipnue, dan sianosis
c.
Dapat
terlihat adanya jari tabuh.
d.
Pergerakan dada menjadi berkurang
e.
pada stadium lanjut dapat ditemukan
kor pulmonal dan mungkin gagal jantung (Aditama TY, 1992).
Penyaringan
terhadap para pekerja yang beresiko dapat mengungkapkan inflamasi pada
paru-paru dan karakteristik lesi dari asbestosis. Rekam medis pasien dapat
mengidentifi-kasi pekerjaan, kegemaran, atau hal lain yang mungkin dapat
merupakan faktor yang melibatkan ekspose serabut asbes.
Sinar X
dapat menunjukkan gambaran bayang-bayang atau bintik-bintik pada bagian atas
paru-paru atau suatu garis besar yang menyerupai bulu-bulu kasar atau bayangan
jantung yang tak jelas, yang memungkinkan terjadinya asbestosis
(www.Braytun+Purcell, 2005)
Dapat
diberikan obat semprot untuk mengencerkan lendir. Pengobatan suportif untuk
mengatasi gejala yang timbul adalah membuang lendir/oahak dari paru-paru
melalui prosedur postural drainase. Kadang-kadang dilakukan pencangkokan
paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak banyak bermanfaat dan
pengangkutan tumor tidak menyembuhkan kanker (Aditama TY, 1992).
2.
Silikosis
Pengertian
Silikosis (Silicosis) adalah
suatu penyakit saluran pernafasan akibat menghirup debu silika, yang
menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut pada paru-paru.
Silikon dioksida (silika, SiO2)
merupakan senyawa yang umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan banyak
digunakan sebagai bahan baku industri elektronik. Silikon dioksida kristalin
dapat ditemukan dalam berbagai bentuk yaitu sebagai quarsa, kristobalit dan
tridimit. Pasir di pantai juga banyak mengandung silika. Silikon dioksida
terbentuk melalui ikatan kovalen yang kuat, serta memiliki struktur lokal yang
jelas: empat atom oksigen terikat pada posisi sudut tetrahedral di sekitar atom
pusat yaitu atom silikon.
Terdapat 3 jenis silikosis:
1.
Silikosis kronis simplek, terjadi
akibat pemaparan sejumlah kecil debu silika dalam jangka panjang (lebih dari 20
tahun).
Nodul-nodul peradangan
kronis dan jaringan parut akibat silika terbentuk di paru-paru dan kelenjar
getah bening dada.
2.
Silikosis akselerata, terjadi
setelah terpapar oleh sejumlah silika yang lebih banyak selama waktu yang lebih
pendek (4-8 tahun).
Peradangan,
pembentukan jaringan parut dan gejala-gejalanya terjadi lebih cepat.
3.
Silikosis akut, terjadi
akibat pemaparan silikosis dalam jumlah yang sangat besar, dalam waktu yang
lebih pendek.
Paru-paru
sangat meradang dan terisi oleh cairan, sehingga timbul sesak nafas yang hebat
dan kadar oksigen darah yang rendah.
Penyebab
Silikosis terjadi pada orang-orang
yang telah menghirup debu silika selama beberapa tahun. Silika adalah unsur
utama dari pasir, sehingga pemaparan biasanya terjadi pada:
a. Buruh tambang logam
b. Pekerja pemotong batu dan granit
c. Pekerja pengecoran logam
d. Pembuat tembikar
Biasanya gejala timbul setelah
pemaparan selama 20-30 tahun. Tetapi pada peledakan pasir, pembuatan terowogan
dan pembuatan alat pengampelas sabun, dimana kadar silika yang dihasilkan
sangat tinggi, gejala dapat timbul dalam waktu kurang dari 10 tahun.
Bila terhirup, serbuk silika masuk
ke paru-paru dan sel pembersih (misalnyamakrofag) akan mencernanya.
Enzim yang dihasilkan oleh sel pembersih menyebabkan terbentuknya jaringan
parut pada paru-paru.
Pada awalnya, daerah parut ini hanya merupakan bungkahan bulat yang tipis (silikosis noduler simplek). Akhirnya, mereka bergabung menjadi massa yang besar (silikosis konglomerata).Daerah parut ini tidak dapat mengalirkan oksigen ke dalam darah secara normal. Paru-paru menjadi kurang lentur dan penderita mengalami gangguan pernafasan.
Pada awalnya, daerah parut ini hanya merupakan bungkahan bulat yang tipis (silikosis noduler simplek). Akhirnya, mereka bergabung menjadi massa yang besar (silikosis konglomerata).Daerah parut ini tidak dapat mengalirkan oksigen ke dalam darah secara normal. Paru-paru menjadi kurang lentur dan penderita mengalami gangguan pernafasan.
Gejala
Penderita silikosis noduler simpel
tidak memiliki masalah pernafasan, tetapi mereka bisa menderita batuk berdahak
karena saluran pernafasannya mengalami iritasi (bronkitis).
Silikosis konglomerata bisa
menyebabkan batuk berdahak dan sesak nafas. Mula-mula sesak nafas hanya terjadi
pada saat melakukan aktivitas, tapi akhirnya sesak timbul bahkan pada saat
beristirahat.
Keluhan pernafasan bisa memburuk
dalam waktu 2-5 tahun setelah penderita berhenti bekerja. Kerusakan di
paru-paru bisa mengenai jantung dan menyebabkan gagal jantung yang bisa
berakibat fatal. Jika terpapar oleh organisme penyebab tuberkulosis (Mycobacterium
tuberculosis, penderita silikosis mempunyai resiko 3 kali lebih besar untuk
menderita tuberkulosis.
Gejala tambahan yang mungkin ditemukan, terutama pada silikosis akut:
Gejala tambahan yang mungkin ditemukan, terutama pada silikosis akut:
a. Demam
b. Batuk
c. Penurunan berat badan
d. Gangguan pernafasan yang berat.
Diagnosa
Pemeriksaan yang dilakukan:
a. Rontgen dada
(terlihat gambaran pola nodul dan jaringan parut)
b. Tes fungsi
paru
c. Tes PPD
(untuk TBC).
Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk
silikosis. Untuk mencegah semakin memburuknya penyakit, sangat penting untuk
menghilangkan sumber pemaparan. Terapi suportif terdiri dari obat penekan batuk, bronkodilator dan
oksigen. Jika terjadi infeksi, bisa diberikan antibiotik.
Hal lain yang
perlu dipertimbangkan adalah:
a. Membatasi pemaparan terhadap silica
b. Berhenti merokok
c. Menjalani tes kulit untuk TBC secara rutin.
Penderita silikosis memiliki resiko tinggi
menderita tuberkulosis (TBC), sehingga dianjurkan untuk
menjalani tes kulit secara rutin setiap tahun. . Silika diduga mempengaruhi
sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri penyebab TBC. Jika hasilnya positif, diberikan obat anti TBC.
Pencegahan
Silicosis dapat dicegah dengan memastikan kadar silika
selalu di bawah ambang batas. Itu sebab, dust sampling (uji debu) perlu
dilakukan berkala untuk memantau kadar silika pada suatu area kerja. Jika
ditemukan kadar diatas ambang batas, tindakan perbaikan mesti dilakukan.
Tindakan pencegahan paling umum adalah dengan
membasahi permukaan tanah dan bijih. Mesin-mesin yang berpotensi menimbulkan
debu (mis: belt conveyor) juga mesti diberi pelindung agar debu tidak tersebar.
Sedang di tambang bawah tanah, ventilasi yang cukup merupakan prasyarat penting
untuk mengurangi kadar debu.
Agar perlindungan menjadi maksimal, pekerja mesti
dibekali dengan respirator (masker anti debu). Respirator dilengkapi dengan
filter hingga mampu mencegah partikel debu terhirup ke dalam paru-paru.
3.
Asma
Pengertian
Adalah keadaan saluran napas
yang mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu,
yang menyebabkan peradangan. Asma akibat kerja adalah penyakit yang ditandai
dengan adanya obstruksi saluran nafas yang reversible / saluran nafas yang
hiperresponsif terhadap berbagai sebab / kondisi yang berhubungan dengan
lingkungan kerja tertentu dan tidak terhadap rangsangan yang berasal dari luar
tempat kerja.
Penyebab
Pada penderita asma,
penyempitan saluran pernapasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada
paru-paru normal tidak akan memengaruhi saluran pernapasan. Penyempitan ini
dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang,
asap, udara dingin dan olahraga. Dalam hal ini, asma juga dapat dipicu oleh
karena terlalu sering kontak udara dengan pestisida.
Gejala
Beberapa penderita
lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak
napas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu. Penderita lainnya
hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat
setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh
alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan
timbulnya gejala dan juga sering batuk berkepanjangan terutama di waktu malam
hari atau cuaca dingin.
Suatu serangan asma
dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan napas yang berbunyi (mengi,
bengek), batuk dan sesak napas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita
menghembuskan napasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma terjadi secara
perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk. Pada kedua
keadaan tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma
adalah sesak napas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung
dalam beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama
beberapa hari.
Gejala awal pada
anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering di malam
hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-satunya gejala.
Selama serangan asma,
sesak napas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas. Sebagai
reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat.
Pada serangan yang
sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat
hebat. Kebingungan, letargi (keadaan kesadaran yang menurun, dimana penderita
seperti tidur lelap, tetapi dapat dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur
kembali) dan sianosis (kulit tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa
persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera dilakukan
pengobatan. Meskipun telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita
akan sembuh sempurna,
Kadang beberapa
alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul
di dalam rongga pleura atau menyebabkan udara terkumpul di sekitar organ dada.
Hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan oleh penderita.
Pengobatan
Pengobatan biasanya
dilakukan dengan mengkonsumsi obat-obatan medis seperti Agonis reseptor
beta-adregenik, bronkodilator, corticosteroid.
Pencegahan
Pencegahan akibat
paparan pestisida dapat dilakukan dengan cara mengenakan masker atau alat
pelindung diri lainnya yang mengurangi kemungkinan kontak dengan udara yang
terpapar pestisida.
4. Sindroma
Goodpasture
Pengertian
Sindroma Goodpastur
adalah penyakit langka yang berupa penyakit autoimun yang menyerang pada ginjal
dan paru. Autoimun itu sendiri adalah suatu kondisi dimana sistem pertahanan
tubuh bereaksi terhadap bagian tubuh yang lainnya. Pada kondisi normal sistem
imun menciptakan antibodi untuk menyerang kuman. Pada sindroma Goodpasture,
sistem imun membentuk antibodi yang menyerang paru-paru dan ginjal.
Penyebab
Sejumlah penelitian
menemukan beberapa kemungkinan penyebab, yaiitu adanya suatu komponen yang
diwariskan, terekspose bahan kimia tertentu, termasuk cairan hidrokarbon,
pembunuh rumput liar dan juga infeksi virus.
Gejala
Wajah Pucat,
Kelelahan, Kesulitan Bernapas, Mual, Pembakaran (Selama Buang Air Kecil), Sesak
Nafas, Batuk (Darah), Pembengkakan, Pengurangan Buang Air kecil, Batuk
(Kering).
Pengobatan
Transplantasi,
Dialisis,
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan
mengurangi kontak seminim mungkin dengan udara yang terkontaminasi hidrokarbon
atau zat kimia lain seperti menghirup bensin dan lem.
D.
Penyakit Tidak Menular
Biologis
1. Urtikaria
( Biduran )
Pengertian
Urtikaria ialah reaksi di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema (bengkak) setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit serta disertai keluhan gatal, rasa tersengat atau tertusuk. Di Indonesia, urtikaria dikenal dengan nama lain biduran atau kaligata. Angioedema adalah urtika yang mengenai lapisan kulit yang lebih dalam dan dapat mengenai saluran napas, saluran cerna dan organ kardiovaskular. Berdasarkan lama serangan dapat dibedakan menjadi urtikaria akut bila serangan berlangsung kurang dari 6 minggu dan urtikaria kronik bila lebih dari 6 minggu. Urtikaria sering dijumpai pada semua umur
Urtikaria ialah reaksi di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema (bengkak) setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit serta disertai keluhan gatal, rasa tersengat atau tertusuk. Di Indonesia, urtikaria dikenal dengan nama lain biduran atau kaligata. Angioedema adalah urtika yang mengenai lapisan kulit yang lebih dalam dan dapat mengenai saluran napas, saluran cerna dan organ kardiovaskular. Berdasarkan lama serangan dapat dibedakan menjadi urtikaria akut bila serangan berlangsung kurang dari 6 minggu dan urtikaria kronik bila lebih dari 6 minggu. Urtikaria sering dijumpai pada semua umur
Penyebab
Pada penyelidikan ternyata hampir 80% tidak diketahui penyebabnya. Diduga penyebab urtikaria bermacam-macam, diantaranya:Obat. Contohnya adalah antibiotik golongan penisilin, aspirin, obat-obatan hormonal, vaksinasi, pil kontrasepsi pencahar, kodein, opium,dll.Makanan. Contohnya adalah susu, keju, telur, gandum, ikan, ayam, dll. Zat pewarna, penyedap rasa atau bahan pengawet juga dapat menimbulkan urtikaria.Inhalan. Contohnya serbuk sari bunga, debu, bulu binatang.Kontaktan. Contohnya adalah kutu dan air liur binatang, serbuk tekstil, bahan kimia, bahan kosmetik, tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan.Trauma fisik. Dapat diakibatkan oleh faktor dingin seperti berenang, memegang benda dingin maupun faktor panas seperti sinar matahari dan panas pembakaran. Faktor tekanan seperti goresan, pakaian ketat, semprotan air, vibrasi dan tekanan berulang-ulang seperti pijatan juga dapat menimbulkan urtikaria. Infeksi. Berbagai macam infeksi bakteri, jamur, virus dan parasit dapat mencetuskan urtikaria, begitu juga halnya dengan infestasi cacing juga bisa mencetuskan urtikaria.Stress. Stress emosional dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami urtikaria.Reaksi transfusi darah.Penyakit sistemik. Beberapa penyakit dan keganasan dapat menimbulkan urtikaria. Beberapa penyakit sistemik yang sering disertai urtikaria antara lain limfoma, hipertiroid, hepatitis, sistemik lupus eritematosus, dll.Gigitan serangga. Gigitan serangga dapat menimbulkan urtikaria setempat di sekitar tempat gigitan, biasanya sembuh sendiri
Gejala
Keluhan utama biasanya gatal, rasa terbakar atau tertusuk. Tampak eritema (kemerahan) dan edema (bengkak) setempat berbatas tegas, kadang-kadang bagian tengah tampak lebih pucat. Bercak dapat timbul dalam berbagai ukuran. Satu urtika sendiri dapat bertahan dari 30 menit sampai 36 jam. Bila satu urtika menghilang, urtika lain dapat muncul kembali. Bila mengenai jaringan kulit yang lebih dalam dan beberapa organ dalam, misalnya saluran cerna dan napas, disebut angioedema. Angioedema ditandai dengan adanya pembengkakan, jaringan yang lebih sering terkena adalah muka, biasanya di sekitar mata dan mulut, namun dapat juga mengenai tenggorokan, lidah, tangan, kaki dan genitalia. Pembengkakan biasanya tidak gatal, tapi terasa nyeri atau terbakar. Sekitar 40% penderita urtikaria kronis akan menderita angioedema. Pada beberapa kasus, dapat terjadi reaksi alergi yang lebih hebat. Reaksi dapat dimulai dengan munculnya urtika dan angioedema serta segera menjadi progresif dengan munculnya gejala-gejala yang serius. Reaksi yang sangat serius yang merupakan keadaan bahaya yang dapat mengancam nyawa dikenal dengan reaksi anafilaksis yang gejalanya meliputi pembengkakakn pada wajah, lidah dan kerongkongan, suara mengi saat bernafas, sesak nafas, susah menelan, rasa berat di dada, detak jantung cepat dan tidak teratur, pusing dan kehilangan kesadaran. Keadaan-keadaan ini merupakan keadaan gawat darurat dan harus mendapat pertolongan segera.
Diagnosis
Beberapa pemeriksaan penunjang diperlukan untuk membuktikan penyebab urtikaria dan disesuaikan dengan indikasinya.Pemeriksaan darah, air seni dan tinja rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang tersembunyi atau kelainan pada alat dalam. Pemeriksaan gigi, telinga-hidung-tenggorok perlu untuk menyingkirkan infeksi fokal.
Keluhan utama biasanya gatal, rasa terbakar atau tertusuk. Tampak eritema (kemerahan) dan edema (bengkak) setempat berbatas tegas, kadang-kadang bagian tengah tampak lebih pucat. Bercak dapat timbul dalam berbagai ukuran. Satu urtika sendiri dapat bertahan dari 30 menit sampai 36 jam. Bila satu urtika menghilang, urtika lain dapat muncul kembali. Bila mengenai jaringan kulit yang lebih dalam dan beberapa organ dalam, misalnya saluran cerna dan napas, disebut angioedema. Angioedema ditandai dengan adanya pembengkakan, jaringan yang lebih sering terkena adalah muka, biasanya di sekitar mata dan mulut, namun dapat juga mengenai tenggorokan, lidah, tangan, kaki dan genitalia. Pembengkakan biasanya tidak gatal, tapi terasa nyeri atau terbakar. Sekitar 40% penderita urtikaria kronis akan menderita angioedema. Pada beberapa kasus, dapat terjadi reaksi alergi yang lebih hebat. Reaksi dapat dimulai dengan munculnya urtika dan angioedema serta segera menjadi progresif dengan munculnya gejala-gejala yang serius. Reaksi yang sangat serius yang merupakan keadaan bahaya yang dapat mengancam nyawa dikenal dengan reaksi anafilaksis yang gejalanya meliputi pembengkakakn pada wajah, lidah dan kerongkongan, suara mengi saat bernafas, sesak nafas, susah menelan, rasa berat di dada, detak jantung cepat dan tidak teratur, pusing dan kehilangan kesadaran. Keadaan-keadaan ini merupakan keadaan gawat darurat dan harus mendapat pertolongan segera.
Diagnosis
Beberapa pemeriksaan penunjang diperlukan untuk membuktikan penyebab urtikaria dan disesuaikan dengan indikasinya.Pemeriksaan darah, air seni dan tinja rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang tersembunyi atau kelainan pada alat dalam. Pemeriksaan gigi, telinga-hidung-tenggorok perlu untuk menyingkirkan infeksi fokal.
Pemeriksaan imunologis seperti pemeriksaan
kadar IgE, eosinofil dan komplemen.Tes kulit, walaupun terbatas kegunaannya
dapat dipergunakan untuk membantu diagnosis. Uji gores dan uji tusuk dapat
dipergunakan untuk mencari alergen.Tes eliminasi makanan dengan cara menghentikan
semua makanan yang dicurigai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu
per satu.Pada urtikaria fisik akibat sinar dapat dilakukan tes foto tempel.Tes
dengan es. Tes dengan air hangat.
Pengobatan
Pengobatan yang paling ideal tentu saja mengobati penyebab atau bila mungkin menghindari penyebab yang dicurigai. Bila tidak mungkin, paling tidak mencoba mengurangi penyebab tersebut, sedikit-dikitnya tidak menggunakan dan tidak berkontak dengan penyebabnya.
Berikut beberapa tips untuk mempermudah mengetahui pencetus dari urtikaria adalah dengan memberitahu dokter mengenai:
Pengobatan yang paling ideal tentu saja mengobati penyebab atau bila mungkin menghindari penyebab yang dicurigai. Bila tidak mungkin, paling tidak mencoba mengurangi penyebab tersebut, sedikit-dikitnya tidak menggunakan dan tidak berkontak dengan penyebabnya.
Berikut beberapa tips untuk mempermudah mengetahui pencetus dari urtikaria adalah dengan memberitahu dokter mengenai:
Semua obat (baik yang diresepkan maupun
tidak) yang dapat diminum, walaupun telah distop beberapa hari yang lalu.
Suplemen harian yang dikonsumsi, meskipin hanya kadang-kadang dan saat terakhir
mengkonsumsinya Makanan, sabun, detergen, kosmetik yang baru digunakan Alergi
yang telah diketahui .Penyakit kronis yang diderita seperti sakit ginjal,hati
dan diabetes melitus.Bila dokter belum dapat menemukan faktor pencetus yang dapat
menimbulkan urtika, anda mungkin disarankan untuk melakukan tes alergi. Bahkan
dengan tes tersebut, terkadang belum dapat ditemukan faktor pencetusnya. Gejala
dapat diobati dengan efektif. Beberapa obat yang dapat dipergunakan antara lain
adalah antihistamin oral (lewat mulut). Obat ini dapat mengontrol gejala bagi
sebagian besar orang, namun tidak menghilangkan penyebabnya. Beberapa obat ini
dapat dibeli langsung di apotik dan beberapa perlu resep untuk membelinya.
Kombinasi dari beberapa antihistamin dapat menghasilkan hasil yang lebih baik.
Contoh antihistamin yang tidak menyebabkan kantuk antara lain Loratadine,
Cetirizine. Antihistamin yang dapat menyebabkan kantuk antara lain CTM,
difenhidramin. Jika antihistamin saja tidak mengurani gejala, pengobatan lain
yang dapat dipergunakan adalah dengan kortikosteroid oral (lewat mulut) seperti
prednison dapat mengurangi bengkak, kemerahan dan gatal, namun hanya diminum
dalam jangka waktu sebentar saja untuk urtikaria yang berat dan angioedema
karena prednison mempunyai efek samping yang cukup serius. Selain itu dapat
dipakai adrenalin injeksi (suntik) untuk urtikaria yang berat dan angioedema
yang berat.
Pencegahan
Hindari alergen yang diketahui. Termasuk beberapa makanan dan penyedap makanan, obat-obatan dan beberapa situasi seperti panas, dingin atau stres emosional. Membuat catatan. Mencatat kapan dan dimana urtikaria terjadi dan apa yang kita makan. Hal ini akan membantu anda dan dokter untuk mencari penyebab urtikaria.Bersihkan lingkungan sekitar sehingga dapat mengurangi paparan terhadap debu.
Hindari alergen yang diketahui. Termasuk beberapa makanan dan penyedap makanan, obat-obatan dan beberapa situasi seperti panas, dingin atau stres emosional. Membuat catatan. Mencatat kapan dan dimana urtikaria terjadi dan apa yang kita makan. Hal ini akan membantu anda dan dokter untuk mencari penyebab urtikaria.Bersihkan lingkungan sekitar sehingga dapat mengurangi paparan terhadap debu.
FISIKA
Kebisingan
1.
Sensorineural
hearing loss
Pengertian
Gangguan
pendengaran sensorineural (HPS) adalah jenis gangguan pendengaran di mana akar
penyebab terletak pada saraf vestibulocochlear ( saraf kranial VIII), bagian
dalam telinga , atau pusat-pusat pengolahan sentral dari otak . Gangguan
pendengaran sensorineural dapat ringan, sedang, atau berat, termasuk tuli
total.
Penyebab
Sebagian
besar gangguan pendengaran sensorineural manusia disebabkan oleh kelainan pada
sel-sel rambut dari organ Corti di koklea. Gangguan telinga ini juga bisa
disebabkan akibat kebisingan di atas ambang batas yang terus menerus.
Gejala
Gejala-gejala
termasuk tidak dapat mendengar nada tinggi, perlu meminta untuk mengulang
kata-kata tertentu, TV keras dan volume suara radio dan karena gangguan
pendengaran kegiatan fisik dan sosial juga dapat dipengaruhi yang bisa untuk
lekas marah, kemurungan dan depresi.
Untuk
mendiagnosa pendengaran sensorineural bisa berkonsultasi dengan dokter dan
tes-tes akan mencakup CT scan, Magnetic Resonance Imaging.
Pengobatan
Untuk
pengobatan sensorineural alat bantu dengar dan koklea implan sering digunakan.
Mendengar bantuan adalah perangkat elektronik kecil yang diletakkan di belakang
telinga. Komponen alat bantu dengar termasuk mikrofon kecil, yang mengumpulkan
suara dan mengubahnya menjadi impuls listrik, penguat yang meningkatkan
kekuatan dari impuls dan baterai untuk pasokan energi. Pengobatan lain yang
tersedia adalah implan koklea ini berupa perangkat elektronik kecil yang
kompleks ditanamkan di belakang telinga, perangkat ini langsung merangsang
saraf pendengaran. Jenis pengobatan ini mengharuskan pasien untuk memiliki
prosedur pembedahan dan terapi.
Pencegahan
1.
Pengendalian secara
teknis
Meredam sumber
bising dengan jalan memberi bantalan karet untuk mengurangi getaran peralatan
dari logam, mengurangi jatuhnya
2.
Pengendalian secara administrative
Pengendalian ini
meliputi rotasi kerja pada pekerja yang terpapar oleh kebisingan dengan
intensitas tinggi ke tempat atau bagian lain yang lebih rendah, cara mengurangi
paparan bising dan melindungi pendengaran.
3.
Pemakaian alat
pelindung telinga
Pengendalian ini
tergantung terhadap pemilihan peralatan yang tepat untuk tingkat kebisingan
tertentu, kelayakan dan cara merawat peralatan.
Suhu
1.
Hipotermia
Pengertian
Hipotermia adalah kondisi darurat medis yang terjadi ketika tubuh
kehilangan panas lebih cepat dari pada saat tubuh menghasilkan panas sehingga suhu tubuh pun
menjadi sangat rendah. Penderita
hipotermia suhu tubuhnya di bawah 36 derajat Celcius padahal suhu tubuh manusia
normal adalah 37 derajat Celcius.
Penyebab
Penyebab Hipotermia yakni pasti ada
kontak dengan lingkungan dingin, ada gangguan penyakit yang tengah diderita,
penggunaan obat - obatan ataupun alkohol serta radang pankreas.
Gejala dan Indikasi
Penyakit Hipotermia:
1.
Gejala awal hipotermia apabila suhu
kurang dari 36'C atau kedua kaki dan tangan terasa dingin.
2.
Gigi gemeretakan, merasa sangat
letih dan mengantuk yang sangat luar biasa. Selanjutnya pandangan mulai menjadi
kabur, kesigapan mental dan fisik menjadi lamban.
3.
Bila tubuh korban basah, maka
serangan hiportemia akan semakin cepat dan hebat.
4.
Hipotermia menyerang saraf dan
bergerak dengan pelan, oleh karena itu sang korban tidak merasa kalau dia
menjadi korban hipotermia. Dari sejak korban tidak bisa menahan kedinginan
sampai malah merasa kepanasan di tengah udara yang terasa membekukan, korban
biasanya tidak sadar kalau dia telah terserang hipotermia.
5.
Dalam kasus penderita hipotermia
yang sampai pada taraf “paradoxical feeling of warmt” selain merasa
kepanasan dia juga terkena halusinasi.
Pencegahan:
1.
Pindahkan ke tempat kering yang
teduh. Ganti pakaian basah dengan pakaian kering yang hangat, selimuti untuk
mencegah kedinginan. Jika tersedia, gunakan bahan tahan angin, seperti alumunium
foil atau plastik untuk perlindungan lebih lanjut. Panas tubuh dari orang lain
juga bagus untuk diberikan, suruh seseorang melepas pakaian, dan berbagi pakai
selimut dengan si korban. Jika penderita sadar, berikan minuman hangat jangan
memberikan minuman alkohol. Segeralah cari bantuan medis.
2.
Bila kita melakukan kegiatan luar
ruangan ( pendakian gunung khususnya ) pada musim hujan atau di daerah dengan
curah hujan tinggi, harus membawa jas hujan, pakaian hangat ( jaket tahan air
dan tahan angin ) dan pakaian ganti yang berlebih dua tiga stel, serta kaus
tangan, kaus kaki dan topi ninja juga sangat penting. Perlengkapan yang tidak
kalah pentingnya adalah sepatu pendakian yang baik dan dapat menutupi sampai
mata kaki, jangan pakai sendal gunung atau bahkan jangan pakai sendal jepit.
3.
Bawa makanan yang cepat dibakar
menjadi kalori, seperti gula jawa, coklat dll. Dalam perjalanan banyak “ngemil”
untuk mengganti energi yang hilang.
4.
Bila angin bertiup kencang, maka
segeralah memakai perlengkapan pakaian hangat, seperti jaket dan kaus tangan.
Kehilangan panas tubuh tidak terasa oleh kita, dan tahu- tahu saja kita jatuh
sakit.
Penanganan:
1. Pindahkan
penderita keluar dari dingin.
Pindahkan
penderita ke lokasi, hangat kering jika memungkinkan. Jika tidak dapat
memindahkan penderita keluar dari dingin, sebaiknya melindunginya dari terpaan
angin yang dingin.
2. Memantau
pernapasan.
Seseorang dengan hipotermia
berat dapat muncul sadar, tanpa tanda-tanda jelas dari pulsa atau
pernapasan.Jika pernapasan seseorang telah berhenti atau muncul sangat rendah
atau dangkal, mulai resusitasi cardiopulmonary (CPR) segera.
3. Menyediakan
minuman hangat.
Tujuannya untuk membantu
menghangatkan tubuh penderita.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Berdasarkan teori HL
Blum
3.2. Saran
Ada beberapa saran yang perlu kami sampaikan kepada pihak – pihak
terkait :
3.2.1. Pemerintah perlu
mensosialisakan mengenai perilaku hidup sehat yang harus dijalankan oleh
masyarakat, terkait dengan munculnya berbagai penyakit berbasis lingkungan.
3.2.2. Para
cendikiawan, seyogyanya perlu melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh lingkungan terhadap munculnya berbagai penyakit
baru.
3.2.3. Sarjana Kesehatan
Masyarakat perlu melakukan berbagai upaya tindakan preventif terhadap
perkembangan penyakit berbasis lingkungan yang dapat diikuti oleh seluruh
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Islamudin.
2011. Asma Akibat Kerja. http://internis.wordpress.com/2011/01/26/136/ diunduh pada
tanggal 17 April 2013 pukul 16.00
Anonim. 2011. Gangguan Pendengaran Sensorineural. http://id.prmob.net/tunarungu/gangguan-pendengaran-sensorineural/koklea-implan-312600.html diunduh pada tanggal 17 April 2013 pukul 16.00
Anonim. 2012. Gangguan Pendengaran Akibat Kebisingan. http://aplikasiergonomi.wordpress.com/2012/06/10/gangguan-pendengaran-akibat-kebisingan-lingkungan-pekerjaan/ diunduh pada tanggal 17 April 2013 pukul 17.00
Anonim. 2010. Disfungsi Ereksi. https://id.wikipedia.org/wiki/Disfungsi_ereksi diunduh pada tanggal 17 April 2013 pukul 16.00
Anonim.
2009. Jenis Jenis Penyakit dan
Pengobatannya. http://badankhairatkematiankgsura.blogspot.com/p/jenis-jenis-penyakit-dan-pengobatannya.html diunduh pada tanggal 17 April 2013 pukul 16.00
Anonim. 2010. Asma. http://id.wikipedia.org/wiki/Asma diunduh pada tanggal 17 April 2013 pukul 17.00
Anonim. 2012. Gangguan Pendengaran Akibat Kebisingan
Lingkungan Pekerjaan.http://aplikasiergonomi.wordpress.com/2012/06/10/gangguan-pendengaran-akibat-kebisingan-lingkungan-pekerjaan/ diunduh pada tanggal 17 April 2013 pukul 18.00
Anonim. 2007. Penyakit Tuberkulosis. http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-tuberkulosis-tbc.html diunduh pada tanggal 17 April 2013 pukul 16.00
Anonim. 2010. Sindroma Goodpasture dan Sindroma Ginjal
Paru. http://medicastore.com/penyakit/435/Sindroma_Goodpasture_Sindroma_Ginjal_Paru.html diunduh pada tanggal 17 April 2013 pukul 17.00
Anonim. 2012. Beban Penyakit Akibat Lingkungan Pemukiman
Penyakit. http://www.jurnalmedika.com/edisi-tahun-2012/edisi-no-03-vol-xxxvii-2012/422-editorial/852-beban-penyakit-akibat-lingkungan-pemukiman-penduduk diunduh pada tanggal 17 April 2013 pukul 16.00
Fatimah.
2011. Tuberkulosis Penyakit Menular
Melalui Udara. http://fathimahthymee.wordpress.com/2011/03/25/tuberculosis-penyakit-yang-menular-melalui-udara/
diunduh
pada tanggal 17 April 2013 pukul 16.00
Galang, Riwa. 2012.
Silikosis. http://riwadgalang.blogspot.com/2012/06/makalah-silikosis.html diunduh pada tanggal 17 April 2013 pukul 16.00
Medi. 2011. Sindrom Goodspasture. http://medisato.com/id/sindrom-goodpasture-gejala/ diunduh pada tanggal 17 April 2013 pukul 18.00
Priyana, Agus.
2008. Faktor Resiko Influenza. http://eprints.undip.ac.id/16408/1/Agus_Priyana.pdf diunduh pada tanggal 17 April 2013 pukul 16.00
Prodia. 2010. Infertilitas. http://prodia.co.id/penyakit-dan-diagnosa/infertilitas diunduh pada tanggal 17 April 2013 pukul 16.00
EKOLOGI KESEHATAN
PENYAKIT BERBASIS
LINGKUNGAN
KELOMPOK 9
Ida Mahfiroh 25010112120057
Winda Asriyani 25010112120058
Trifany Arlita P. 25010112120059
Dwi Puji Lestari 25010112120060
Yuli Fatmasari 25010112120061
Sri Madinah 25010112120062
Dewi Ekowati 25010112120063
FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012
2 komentar:
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)
ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
Promo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^
Posting Komentar