BIOLOGY REPORT
REPRODUCTION SYSTEM OF HUMAN
AND
MENSTRUATION CYCLE
ORGAN
REPRODUKSI MANUSIA
Reproduksi
adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar
tidak punah. Pada manausia untuk mengahasilkanketuruna yang baru diawali dengan
peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia
dilalkukan dengan cara generative atau sexual.
Untuk
dapat mengetahui reproduksi pada manusia , maka harus mengetahui terlebih
dahulu organ-organ kelamin yang terlibat
serta proses yang berlangsung di dalamnya.
a.
PRIA

Dibedakan menjadi organ
kelamin luar dan organ kelamin dalam.
Organ reproduksi dalam terdiri dari :
1.
Testis
Testis merupakan
kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang dan akan menghasilkan sel-sel sperma
serta hormone testosterone. Dalam testis banyak terdapat saluran halus yang disebut tubulus
seminiferus.
2.
Saluran Reproduksi
a.
Epididimis
merupakan saluran panjang yang berkelok yang keluar dai testis. Berfungsi untuk
menyimpan sperma sementara dan mematanagkan sperma.
b.
Vas deferens
merupakan saluran panjang dan lurus yang mengarah ke atas dan berujung di
kelenjar prostat. Berfungsi untuk mengangkut sperma menuju vesikula seminalis.
c.
Saluran ejakulasi
merupakan saluran yang pendek dana menghubungkan vesikula seminalis dengan
urethra.
d.
Urethra merupakan
saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di penis.
3.
Kelenjar pada organ
reproduksi pria
1.
Vesikula seminalis
merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan kantung semen,
berjumlah sepasang. Menghasilkan getah berwarna kekukingan yang kaya akan
nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali.Berfungsi untuk menetralkan suasana
asam dalam saluran reproduksi wanita.
2.
Kelenjar Prostat
merupakan kelenjar yang terbesar dan menghasilkan getah putih yang bersifat asam.
3.
Kelenjar
Cowper’s/Cowpery/Bulbourethra merupakana kelenjar yang menghasilkan getah
berupa lender yang bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam
dalam saluran urethra.
Organ reproduksi luar terdiri dari :
1.
Penis merupakan
organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk
memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina. Penis diselimuti oleh
selaput tipis yang nantinya akan dioperasi pada saat dikhitan/sunat.
2.
Scrotum merupakan
selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung testis serta mengatur suhu
yang sesuai bagi spermatozoa.
GAMETOGENESIS
Merupakan peristiwa pembentukan sel
gamet, baik gamet jantan/sel spermatozoa (spermatogenesis) dan juga gamet
betina/sel ovum.
a.
Spermatogenesis
merupakan proses pembentukan sel
spermatozoa. Proses
pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Pada tubulus
seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa
atau spermatogonium, sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa juga
sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus yang berfungsi
menghasilkan testosteron. Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja
beberapa hormon.
Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang
folikel (Folicle Stimulating Hormone/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing
Hormone/LH). LH merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron.
Pada masa pubertas,androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat
kelamin sekunder. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium
untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi
spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis
dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
Proses Spermatogenesis :
Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit
primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder, spermatosit sekunder
membelah lagi menghasilkan spermatid, spermatid berdiferensiasi menjadi
spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron
(Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi,
sel sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan
LH.
Spermatozoa akan keluar melalui
uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula
seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan
dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu
ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.
Dipengaruhi
oleh beberapa hormone yaitu :
1.
Hormon FSH yang berfungsi untuk
merangsang pembentukan sperma secara langsung. Serta merangsang sel sertoli
untuk meghasilkan ABP (Androgen Binding
Protein) untuk memacu spermatogonium untuk melakukan spermatogenesis.
2.
Hormon LH yang berfungsi merangsang
sel Leydig untuk memperoleh sekresi testosterone (yaitu suatu hormone sex yang
penting untuk perkembangan sperma).
Berlangsung
selama 74 hari sampai terbentuknya sperma yang fungsional. Sperma ini dapat
dihasilkan sepanjang usia. Sehingga tidak ada batasan waktu, kecuali bila
terjadi suatu kelainan yang menghambat penghasilan sperma pada pria.
Bagan/skema spermatogenesis
Sel
spermatogonium (2n)
![]() |
|||
![]() |
|||
Mitosis



Meiosis
I




Meiosis II




Sperma
(n)
Sperma (n) Sperma
(n) Sperma (n)
b.
WANITA
Dibedakana
menjasi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam.

Organ reproduksi luar terdiri dari :
1. Lubang
Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterusdengan tubuh bagian
luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan dan keluarnya
bayi. Sehingga sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan
selaput dara.
2.
Vulva merupakan suatu celah yang
terdapat dibagian luar dan terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
ü Labium
mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak dibagian luas dan membatasi
vulva.
ü Labium
minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak d bagian dalam dan membatasi
vulva
3. Klitoris
merupakan tonjolan kecil yangt erletak di depan vulva. Sering disebut dengan
klentit.
4.
Lubang saluran kencing
5.
Fundus: bagian lipat paha
Organ reproduksi dalam terdiri dari :
1. Ovarium
merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan terletak di dalam
tongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk
menghasilkan sel ovum dan hormone wanita seperti :
ü Estrogen
yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta juga
membantu dalam prosers pematangan sel ovum.
ü Progesterone
yang berfungsi dalam memelihata masa kehamilan.
2.
Fimbriae merupakan serabut/silia
lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran
oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah matang yang dikelurakan
oleh ovarium.
3.
Infundibulum merupakan bagian ujung
oviduct yang berbentuk corong/membesar
dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah
ditangkap oleh fimbriae.
4.
Tuba fallopi merupakan saluran
memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan
jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan abantuan silia pada dindingnya.
5.
Oviduct merupakan saluran panjang
kelanjutandari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan
bagi sel ovum menuju uterus denga bantuana silia pada dindingnya.
6.
Uterus merupakan organ yang
berongga dan berotot. Berbentuk sperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat
pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu
ruangan yang hanya untuk satu janin. Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding
yaitu :
ü Perimetrium
yaitu lapisanyang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus.
ü Miometrium
yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi dan
relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya.
ü Endometrium
merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah. Bila tidak terjadi
pembuahanmaka dinding endometrium inilah yang akan meluruh bersamaan dengan sel
ovum matang.
7.
Cervix merupakan bagian dasar dari
uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim.
Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin
dari uterus menuju saluran vagina.
8.
Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada
vagina.
Gambar Uterus


GAMETOGENESIS
b.
Oogenesis merupakan proses pembentukan dan perkembangan
sel ovum.
Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel
pemula atau oogonium. Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi
dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit
primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas. Pada masa
pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara meiosis,
menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu badan
polar pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang lebih
besar yaitu oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yang
menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar
dari badan polar kedua. Pengaruh Hormon dalam Oogenesis.
Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang
pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi
oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf, Folikel Graaf menghasilkan
hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang
kelenjar hipofisisuntuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang
terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH
untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian
menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi DSH dan LH.
Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga aklurnya tidak membentuk
progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai
kembali. Proses oogenensis dipengaruhi oleh beberapa hormon
yaitu :
1.
Hormon FSH yang berfungsi untuk
merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum.
2.
Hormon Estrogen yang berfungsi
merangsang sekresi hormone LH.
3.
Hormon LH yang berfungsi merangsang
terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum).
4.
Hormon progesteron yang berfungsi
untuk menghambat sekresi FSH dan LH
Selama
28 hari sekali sel ovum dikeluarkan oleh ovarium. Sel telur ini telah matang
(mengalami peristiwa ovulasi). Selama hidupnya seorang wanita hanya dapat
menghasilkan 400 buah sel ovum setelah masa menopause yaitu berhentinya seorang
wanita untuk menghasilkan sel ovum yang matang
Karena sudah tidak dihasilkannya hormone, sehingga berhentinya
siklus menstruasi sekitra usia 45-50
tahun.
Bagan/skema Oogenesis


Mitosis



Meiosis I





MeiosisII
Badan kutub
sekunder Badan kutub sekunder Badan kutub sekunder Ootid

OVUM
Gambar struktur sel sperma






1 2.
Kepala

4.
Ekor




Gambar struktur sel
ovum




2.
Corona pelucida

Setelah ovulasi maka sel ovum akan mengalami 2 kemungkinan yaitu :
a.
Tidak terjadi fertilisasi maka sel ovum akan mengalami MENSTRUASI yaitu
luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding
endometrium yang robek. Terjadi secara periodic/sikus. Mempunyai kisaran waktu tiap siklus sekitar
28-35 hari setiap bulannya.
Siklus
menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu :
1.
Fase Menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan
dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakbiatkan juga karena
berhentinya sekresi hormone estrogen dan progresteron sehingga kandungan
hormone dalam darah menjadi tidaka ada.
2. Fase Proliferasi/fase Folikuler ditandai dengan menurunnya hormone progesteron sehingga
memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam
ovarium, serta dapat membuat hormone
estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf
yang masak dan menghasilkan hormone
estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen
dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang
robek.
3.
Fase Ovulasi/fase
Luteal ditandai
dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah
mentruasi 1. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel aka
mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk
menghasilkan hormone progesteron yang berfungsi untuk mempertebal dinding
endometrium yang kaya akan pembuluh darah.
4.
Fase pasca
ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang
mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi
untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis
aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan
terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding endometrium akan
terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase
pendarahan/menstruasi.
Gambar Siklus mentsruasi



PERUBAHAN
ENDOMERIUM DALAM SIKLUS MENSTRUASI
Haid
(menstruasi) ialah perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan menunaikan faalnya.
Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan
mulainya haid yang baru. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama
siklus. Panjang siklus haid yang normal atau siklus dianggap sebagai siklus
yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara
beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik
bahkan saudara kembar, siklusnya selalu tidak sama. Lebih dari 90% wanita
mempunyai siklus menstruasi antara 24 sampai 35 hari.1-9,11,14,15.17,18 .Lama
haid biasanya antara 3 – 6 hari, ada yang 1 – 2 hari dan diikuti darah sedikit
sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7 – 8 hari. Pada setiap wanita
biasanya lama haid
itu tetap. Kurang
lebih 50% darah
menstruasi dikeluarkan dalam 24
jam pertama. Cairan menstruasi terdiri dari autolisis fungsional, exudat
inflamasi, sel darah merah, dan enzym proteolitik.
Siklus
menstruasi normal pada manusia dapat dibagi menjadi dua segmen : siklus ovarium
dan siklus uterus. Siklus ovarium lebih lanjut dibagi menjadi phase follikular
dan phase luteal, mengingat siklus uterus juga dibagi sesuai phase proliferasi
dan sekresi. Siklus ovarium digolongkan
seperti :1,2,3,4,5,6,7.
a.
Phase follikuler, umpan
balik hormonal menyebabkan
matang follikel pada tengah siklus dan mempersiapkan untuk
ovulasi. Kurang lebih panjang phase folikuller antara 10 sampai 14 hari.
b.
Phase
luteal, waktu dari ovulasi sampai awal
menstruasi, dengan waktu kurang lebih 14 hari.Sistem endokrin yang mengawsi
siklus haid merupakan proses yang majemuk. Endometrium dipengaruhi secara
siklik oleh estrogen dan progesterone, dan hormone steroid ini oleh hormon
gonadotropin dari adenohipofisis. Suatu
sistem yang terdiri atas
releasing hormone dari
hipotalamus, zat ini
dialirkan ke adenohiposis melalui
pembuluh portal hipotalamus hipofisis. Sistem kedua merupakan mekanisme umpan
balik steroid.
- ASPEK OVARIUM DALAM SIKLUS HAID
Ovarium
mengalami perubahan perubahan dalam besar, bentuk dan posisinya sejak bayi
dilahirkan hingga masa tua seorang wanita. Disamping itu terdapat perubahan
perubahan yang diakibatkan oleh rangsangan berbagai kelenjar endokrin. Adapun
perubahan tersebut dibagi dalam :1,3,8,9,10,14,15
A. Ovarium dalam masa neonatus.
Pada
bayi baru lahir terdapat ± 400.000 folikel pada kedua ovarium. Diameternya
kurang lebih 1 cm, dan beratnya sekitar 250 – 350 mg pada waktu lahir. Dalam
kortex hampir seluruh oosit terdapat dalam bentuk follikel primordial.
B. Ovarium dalam masa anak anak
Pada
masa anak anak ovarium masih belum berfungsi dengan baik. Ovarium sebagian besar
terdiri atas kortek
yang mengandung banyak
follikel primordial. Follikel mulai berkembang akan tetapi tidak pecah
dan kemudian mengalami atresia insitu.
Hormon hipofise yang diperlukan
untuk ovulasi belum berfungsui dengan baik. Pada usia kira kira 9 tahun kadar
hormon gonadotropin mulai meningkat, sehingga produksi estrogen juga meningkat.
Peningkatan ini menyebabkan
perkembangan kelenjar mamma
dan alat genital. Menarche
biasanya terjadi kira
kira 2 tahun
setelah perubahan tersebut. Usia
pubertas bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor genetik sosio ekonomi dan
kesehatan dalam beberapa dekade terahir usia menarche terjadi pada usia
yang lebih muda.
Dengan ultrasonografi dapat
dilihat ukuran follikel antara 2
sampai 15 mm. Oosit pada periode ini sangat aktif berkembang.
C. Ovarium dalam masa dewasa/masa reproduksi
Masa
reproduksi dimulai dari masa pubertas pada umur kira kira 12 – 16 tahun dan
berlangsung kurang lebih 35 tahun. Pada ovarium terjadi perubahan perubahan,
kortek relatif lebih tipis dan mengandung banyak follikel follikel primordial.
Follikel primordial tumbuh menjadi besar serta banyak mengalami atresia,
biasanya hanya sebuah follikel yang tumbuh terus membentuk ovum dan pecah pada
waktu ovulasi. Pada awal pubertas germ cell berkurang dari 300.000 sampai
500.000 unit. Selama usia reproduksi yang berkisar antara 35 – 40 tahun, 400
sampai 500 akan mengalami ovulasi. Follikel akan berkurang sampai menjelang
menopause dan tinggal beberapa ratus pada saat menopause. Kira kira 10 – 15
tahun sebelum menopause sudah terjadi peningkatan jumlah follikel yang hilang.
Ini berhubungan dengan meningkatnya hormon FSH. Dalam tahun reproduksi, pematangan follikel
akibat interaksi antara hipotalamus - pituitari – gonad.
D. Pertumbuhan Follikel
Pemasakan follikel
primordial terjadi sebagai berikut :
Mula
mula sel sel sekeliling ovum berlipat ganda, kemudian diantara sel sel ini timbul
sebuah rongga yang
berisi cairan ialah,
liquor folliculi. Ovum sendiri
terdesak ke pinggir
dan terdapat di
tengah tumpukan sel
yang menonjol ke dalam
rongga follikel. Tumpukan
sel dengan sel
telur didalamnya disebut cumulus oophorus. Antara sel telur dan sel
sekitarnya terdapat zona pelluzida. Sel sel granulosa lainnya yang membatasi
ruang follikel disebut membrane granulosa. Dengan tumbuhnya follikel jaringan
ovarium sekitar follikel tersebut terdesak keluar dan membentuk 2 lapisan ialah
theca interna yang banyak mengandung pembuluh darah dan theca externa yang
terdiri dari jaringan ikat yang padat. Follikel yang masak ini disebut follikel
de Graaf . Follikel de Graaf menghasilkan estrogen dimana tempat pembuatannya
terdapat di theca interna. Sebelum pubertas follikel de Graaf hanya
terdapat pada lapisan
dalam dari kortek
ovarium dan tetap tinggal dilapisan tersebut. Setelah
pubertas juga terbentuk dilapisan luar dari kortek. Karena liquor follikuli
terbentuk terus maka tekanan didalam follikel makin tinggi, tetapi untuk
terjadinya ovulasi bukan hanya tergantung pada tekanan tinggi tersebut
melainkan juga harus mengalami perubahan perubahan nekrobiotik pada permukaan
follikel follikel.
Pada permukaan
ovarium sel sel
menjadi tipis hingga
pada suatu waktu follikel akan pecah dan mengakibatkan
keluarnya liquor follikuli bersama dengan ovumnya yang dikelilingi oleh sel sel
cumulus oophorus. Keluarnya sel telur dari folikel de Graaf disebut ovulasi.
Setelah ovulasi maka sel sel granulosa dari dinding folikel mengalami perubahan
dan mengandung zat warna yang kuning disebut corpus luteum. Corpus luteum
mengeluarkan hormon yang disebut progesterone disamping estrogen. Tergantung
apakah terjadi konsepsi (pembuahan) atau tidak, corpus luteum dapat menjadi
corpus luteum graviditatum atau
corpus luteum menstruationum. Jika
terjadi konsepsi, corpus luteum dipelihara oleh hormon Chorion
Gonadotropin yang dihasilkan oleh sinsiotrofoblas dari korion.
- ENDOKRINOLOGI DALAM MASA REPRODUKSI
Beberapa
bulan atau beberapa tahun setelah menarche siklus yang berovulasi terjadi.
Proses ini dipengaruhi oleh mekanisme neuro endokrin yang majemuk dan
seluruhnya belum diketahui dengan jelas. Koterks serebri, hipofisis, ovarium
dan rangsangan ekstern mempengaruhi fungsi reproduksi. Pengaruh neurohormonal
Kelenjar hipofisis tidak dapat
membentuk dan mengeluarkan hormon gonadotropin sendiri, tetapi harus
dipengaruhi oleh hipotalamus. Hipotalamus sendiri juga dipengaruhi oleh korteks
serebri dan faktor faktor ekstern.
Suatu konsep mengatakan bahwa dengan jalan transducer pengaruh ekstren disalurkan
melalui serabut serabut saraf tertentu dari berbagai sentrum dalam otak yang
lebih tinggi ke hipotalamus dan kemudian ke hipofisis.
Hubungan
sentrum yang lebih tinggi ke hipotalamus bersifat neural dan hipotalamus ke
hipofisis bersifat ganda.
Hipotalamus dan bagian
posterior hipofisis atau neurohipofisis dihubungkan secara neural,
sedang hipotalamus dan bagian anterior hipofisis atau adenohipofisis secara
neurohumoral dengan sistem vaskuler yang khas yang disebut sirkulasi
portalhipofisis.
Hipotalamus
mempengaruhi adenohipofisis dengan mengeluarkan zat yang disebut dengan
releasing factor (RF) atau releasing
hormon (RH). Disamping itu hipotalamus
juga mengeluarkan zat
yang menghambat adenohipofisis yang disebut dengan inhibiting factor (IF) atau inhibing hormon
(IH).Sampai saat ini telah
ditemukan sebanyak 6
hormon yang hipotalamus yakni :
dihasilkan dari :
a.
Thyrotropin-releasing
hormone (TRH), yang menyebabkan pengeluaran Thyroid stimulating hormon (TSH)
b.
Luteinzing
hormone-releasing hormone (LH-RH) yang mengeluarkan baik
follicle
stimulating hormone (FSH) maupun luteinzing hormone (LH).
c.
Corticotropin-releasing factor
(CRF) yang menyebabkan
pengeluaran
adrenocorticotropic
hormone (ACTH).
d.
Growth hormone-releasing faktor
(SRF) yang mengeluerkan
growth hormone (GH).
e.
Prolactin –
inhibiting factor (PIF) yang menghmabat sekresi prolaktin.
f.
Melanophore
inhibitng factor yang menghambat pengeluaran Melanophore stimulating hormone.
Fungsi
hipofisis
Dibawah pengaruh
releasing hormone, adenohipofisis mengeluarkan
hormone tropik. Hormon ini terdiri dari :
1. Thyroid stimulating hormone (TSH)
2. Adrenocorticotrophin hormone (ACTH)
3. Growth hormone (GH)
4. Melanocyt stimulating hormone (MSH)
5. Follicle stimulating hormone (FSH)
6. Luteinzing hormone (LH)
7. Prolaktin
Hormon
ovarium
Ovarium membentuk
tiga macam hormon steroid
1. Estrogen
2. Progesteron
3. Androgen.
4. Relaksin.
Tidak lama
setelah haid dibawah
pengaruh hormone FSH
dan LH folikel primer mulai berkembang dan
memproduksi estrogen. Estrrogen ini dikeluarkan oleh sel
sel teka dari
follikel. Sesudah folikel
matang dan ovulasi
terjadi, terbentuk korpus luteum:
sel sel granulose
dari korpus luteum
mengeluarkan estrogen dan progesterone. Sedangkan
androsteron dan androstenadion merupakan produksi dari
stroma ovarium.
1.
Esrogen
Estrogen
memegang peranan penting dalam perkembangan ciri ciri kelamin sekunder dan
mempunyai pengaruh terhadap
psikologi perkembangan
kewanitaan. Efek utama estrogen adalah pertumbuhan alat genital wanita dan
kelenjar mamma. Vulva dan vagina berkembang di bawah pengaruh estrogen ; hormone ini mempengaruhi jaringan
epitel, otot polos, dan merangsang pembuluh darah alat alat tersebut. Estrogen
juga menyebabkan proliferasi epitel vagina , penimbunan glikogen dalam sel
epitel yang oleh basil doderlein diubah menjadi asam laktat sehingga
menyebabkan pH vagina menjadi rendah.
Disamping itu
estrogen mempunyai fungsi :
1. mempengaruhi hormone lain.
a. menekan produksi hormone FSH dan menyebabkan
sekresi LH
b. merangsang pertumbuhan follikel didalam
ovarium, sekalipun tidak ada FSH.
2. menimbulkan
proliferasi dari endometrium
baik kelenjarnya maupun stromanya.
3. mengubah uterus yang yang infantile menjadi
matur.
4. merangsang pertumbuhan dan menambah
aktifitas otot otot tuba fallopi.
5.
servik uteri menjadi
lembek, ostium uteri
terbuka disertai lendir
yang bertambahbanyak, encer, alkalis dan aselluler dengan pH yang
bertambah sehingga mudah dilalui spermatozoa.
6.
menyebabkan pertumbuhan sebagian
lobuli alveoli dan saluran glandula mamma.
2.
Progesteron
Pada
siklus menstruasi ovulatoir kadar progesterone mulai dapat ditentukan pada hari
ke 14, mencapai maksimum pada hari ke 16 dan tetap bertambah sampai hari ke 24
yang kemudian kadarnya menurun.
Progesteron serum
mencapai maksimum lebih
dari 10 ng/ml
kira kira 1 minggu setelah ovulasi. Kadar progesterone
yang bertambah dari kurang 1 ng/ml menjadi lebih besar 5 ng/ml menunjukkan
adanya ovulasi.
Sumber
progesterone :
1. Korpus luteum
2. Plasenta
3. Adrenal.
Fungsi
Progesteron
1. Menyiapkan endometrium untuk implantasi
blastokist.
Endometrium yang
sudah dipengaruhi estrogen karena pengaruh progesterone berubah menjadi desidua
dengan timbunan glikogen yang makin bertambah yang sangat penting sebagai bahan
makanan dan menunjang ovum.
2. Mencegah
kontraksi otot otot
polos terutama uterus
dan mencegah kontraktilitas
uterus secara spontan karena pengaruh oksitosin.
3. Servik uteri menjadi kenyal, ostium uteri
tertutup disertai dengan lendir yang kental, sedikit, lekat, seluler dan banyak
mengandung lekosit sehingga sukar dilalui spermatozoa.
4. Mempengaruhi tuba fallopi.
a.
Glikogen dan vitamin C tertimbun banyak
didalam mukosa tuba
b. Peristaltik menjadi lemah
5. Bersifat termogen, yaitu menaikkan suhu
basal.
6. Merangsang pertumbuhan asini dan lobuli
glandula mamma pada fase luteal, sedang estrogen mempengaruhi epitel saluran.
7. Merangsang natriuresis dan sebaliknya
menambah produksi aldosteron.
8. Merangsang pusat pernafasan sehingga
respirasi bertambah.
9. Mungkin menambah sekresi LH.
10. Tidak
menekan produksi FSH
dan tidak berkhasiat
dalam menghilangkan gejala gejala
vasomotor pada masa menopause.
3.
Androgen
Androgen
dapat dibentuk oleh ovarium, terutama dalam sel sel stroma ; androgen utamanya
adalah androstenedion dengan daya androgen yang lemah tetapi dapat diubah
diperifer menjadi testosterone yang bersifat androgen kuat. Peranan androgen
pada wanita belum diketahui dengan pasti. Kelenjar adrenal membentuk juga
androgen pada wanita dan pria.
4.
Relaksin
Relaksin
merupakan hormon peptide yang dihasilkan korpus luteum verum. Pada wanita tidak
ada sumber relaksin
serum ektraluteal dalam
sirkulasi. Fungsi relaksin tidak
diketahui, pada binatang percobaan relaksin menyebabkan servik uteri menjadi
lembek.
ASPEK
ENDOKRIN DALAM SIKLUS HAID 1,3,5,6,7,9,11,12,13
Dalam proses
terjadinya ovulasi harus ada kerjasama antara korteks serebri, hipotalamus,
hipofisis, ovarium, glandula tiroidea, glandula supra renalis dan kelenjar kelenjar
endokrin lainnya. Yang
memegang peranan penting
dalam proses tersebut adalah hubungan antara hipotalamus, hipofisis dan
ovarium (hyopothalamic-pituitary-ovarian axis).
Siklus haid
(siklus ovarium) normal di bagi menjadi :
1. Fase follikuler
2. Fase Luteal
Tidak
lama sesudah haid mulai, pada fase follikuler dini, beberapa follikel
berkembang oleh pengaruh FSH yang meningkat. Meningkatnya FSH ini disebabkan
oleh regresi korpus luteum, sehingga hormon steroid berkurang. Dengan
berkembangnya follikel, produksi estrogen meningkat, dan ini menekan produksi
FSH. Pada saat ini LH juga meningkat, namun peranannya pada tingkat ini hanya
membantu pembuatan estrogen dalam follikel. Perkembangan follikel berahir
setelah kadar estrogen dalam plasma meninggi. Pada awalnya estrogen meninggi
secara berangsur angsur, kemudian dengan cepat mencapi puncaknya. Ini
memberikan umpan balik positif terhadap pusat siklik dan dengan mendadak
terjadi puncak pelepasan LH (LH-surge) pada pertengahan siklus yang
mengakibatkan terjadinya ovulasi. LH
yang meninggi itu menetap kira kira 24 jam dan menurun pada fase luteal. Dalam
beberapa jam setelah LH meningkat, estrogen menurun dan mungkin inilah yang
menyebabkan LH menurun. Menurunnya estrogen mungkin disebabkan perubahan
morfologik pada follikel atau mungkin juga akibat umpan balik negatif yang
pendek dari LH terhadap hipotalamus.
LH-surge yang cukup
saja tidak menjamin
terjadinya ovulasi; follikel
hendaknya pada tingkat yang matang agar dapat dirangsang untuk brovulasi.
Pecahnya folikel terjadi antara 16 – 24 jam setelah LH-surge.
Pada
fase luteal, setelah ovulasi sel sel granulasa membesar membentuk vakuola dan
bertumpuk pigmen kuning (lutein), follikel menjadi korpus luteum. Vaskularisasi
dalam lapisan granulose juga bertambah dan mencapi puncaknya pada hari 8 – 9
setelah ovulasi . Luteinized granulose cells dalam korpus luteum membuat
progesterone banyak, dan luteinized theca cells membuat pula estrogen yang
banyak sehingga kedua hormon itu meningkat pada fase luteal. Mulai 10 –12 hari
setelah ovulasi korpus luteum mengalami regresi berangsur angsur disertai
dengan berkurangnya kapiler kapiler dan diikuti oleh menurunnya sekresi
progesterone dan estrogen.
Masa
hidup korpus luteum pada manusia tidak bergantung pada hormon gonadotropin.
Pada kehamilan hidupnya korpus luteum diperpanjang oleh adanya rangsangan dari
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) yang dibuat oleh sinsiotrofoblast.
Rangsangan ini dimulai pada puncak perkembangan korpus luteum (8
hari pasca ovulasi),
waktu yang tepat
untuk mencegah terjadinya regresi luteal. HCG memelihara
steroidogenesis pada korpus luteum hingga 9 –10 minggu kehamilan. Kemudian
fungsi ini diambil alih oleh plasenta. Siklus endometrium terdiri dari 4 fase :
1. Fase menstruasi atau deskuamasi
Pada
masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai dengan perdarahan.
Hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan stratum basale, stadium
ini berlangsung 4
hari. Dengan haid
itu keluar darah, potongan potongan
endometrium dan lendir
dari cervik. Darah
tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah pembekuan darah dan
mencairkan potongan potongan mukosa. Hanya kalau banyak darah keluar maka
fermen tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan bekuan darah dalam darah
haid.
2. Fase post menstruasi atau stadium regenerasi
Luka
endometrium yang terjadi akibat pelepasan endometrium secara berangsur angsur
sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel sel
epitel kelenjar endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium ± 0,5 mm, stadium
sudah mulai waktu stadium menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.
3. Fase intermenstruum atau stadium proliferasi
Dalam
fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari
hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus haid. Fase proliferasi dapat dibagi
dalam 3 subfase yaitu :
a. Fase proliferasi dini
Fase
proliferasi dini berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke 9. Fase ini
dikenal dari epitel
permukaan yang tipis
dan adanya regenerasi epitel,
terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan sempit.
Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fase proliferasi; sel
sel kelenjar mengalami
mitosis. Sebagian sediaan masih menunjukkan
suasana fase menstruasi
dimana terlihat perubahan
perubahan involusi dari epitel kelenjar yang berbentuk kuboid. Stroma padat dan
sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel selnya berbentuk bintang dan
lonjong dengan tonjolan tonjolan anastomosis. Nukleus sel stroma relatif besar
karena sitoplasma relatif sedikit.
b. Fase proliferasi akhir
Fase
ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari 14. Fase ini dapat dikenal dari
permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel
kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan padat
4. Fase pramenstruum atau stadium sekresi
Fase
ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28. Pada
fase ini endometrium kira kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar
berubah menjadi panjang,
berkeluk keluk dan
mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Dalam
endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai
makanan untuk telur yang dibuahi. Memang tujuan perubahan ini adalah untuk
mempersiapkan endometrium menerima telur yang dibuahi. Fase ini dibagi atas :
1. Fase sekresi dini
Dalam
fase ini endometrium lebih tipis daripada fase sebelumnya karena kehilangan
cairan, tebalnya ± 4 – 5 mm. Pada saat ini dapat dibedakan beberapa lapisan,
yaitu :
a. stratum
basale, yaitu lapisan
endometrium bagian dalam
yang berbatasan dengan lapisan
miometrium. Lapisan ini
tidak aktif, kecuali mitosis pada
kelenjar.
b. stratum spongiosum, yaitu lapisan tengah
berbentuk anyaman seperti spons. Ini disebabkan oleh banyak kelenjar yang
melebar dan berkeluk keluk dan hanya sedikit stroma di antaranya.
c. stratum kompaktum, yaitu lapisan atas yang
padat. Saluran saluran kelenjar sempit, lumennya berisi sekret dan stromanya
edema.
2. Fase sekresi lanjut
Endometrium dalam
fase ini tebalnya
5 – 6
mm. Dalam fase ini
terdapat peningkatan dari
fase sekresi dini
, dengan endometrium sangat banyak mengandung pembuluh
darah yang berkeluk keluk dan kaya dengan glikogen. Fase ini sangat ideal untuk
nutrisi dan perkembangan ovum. Sitoplasma
sel sel stroma
bertambah. Sel stroma menjadi
sel desidua jika terjadi kehamilan.
0 komentar:
Posting Komentar