1.
KOMUNITAS
Komunitas
ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah
tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas
memiliki derajat keterpaduan yang lebih komleks bila dibandingkan dengan
individu dan populasi. (Irwan,
Djamal Zoer’aini, 2003, Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekologi
Komunitas dan Lingkungan, Jakarta: Bumi Aksara ).
Komunitas dalam arti ekologi mengacu
kepada kumpulan populasi yang terdiri dari spesies yang berlainan, yang
menempati suatu daerah tertentu (Ngurah Rai, dkk. 1999). Setiap komunitas tidak
harus menempati daerah yang luas, artinya komunitas dapat mempunyai ukuran
berapa pun. Misalnya dalam suatu aquarium yang terdiri dari ikan, siput, hydrilla
sebagai komponen biotik, serta air, bebatuan sebagai komponen abiotik dapat
disebut sebagai suatu komunitas.Komunitas tumbuhan di daerah trofik biasanya
bersifat rumit dan tidak mudah diberi nama menurut satu atau dua spesies yang
paling berkuasa sebagaimana yang umum di daerah yang beriklim sedang.
Irwan (2003), lebih lanjut
menjelaskan komunitas sebagai kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada
suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu
sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila
dibandingkan dengan individu dan populasi. Komunitas pada prinsipnya terbentuk
dari berbagai hasil interaksi di antara populasi-populasi yang ada (Arif,
2009). Di alam terdapat bermacam-macam komunitas. Komunitas ini dapat dibagi
dalam dua bagian yaitu komunitas akuatik (lautan, danau, sungai dan kolam) dan
komunitas terestrial (hutan, padang rumput, padang pasir, dan lain-lain.)
Muchtar (2009), menjelaskan
komunitas sebagai kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu
dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan
dengan individu dan populasi. Dalam komunitas, semua organismee merupakan
bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui
keragaman interaksinya.
Dalam tingkatan komunitas ciri,
sifat dan kemampuannya lebih tinggi dari populasi misalnya dalam hal interaksi.
Dalam komunitas bisa terjadi interaksi antar populasi, tidak hanya antar
individu atau spesies seperti pada populasi. Hubungan antar populasi ini
menggambarkan berbagai keadaan yaitu bisa saling menguntungkan sehingga
terwujud suatu hubungan timbal balik yang positif bagi kedua belah pihak
(mutualisme). Sebaliknya bisa juga terjadi hubungan salah satu pihak dirugikan
(parasitisme) (Arif, 2009).

2.
EKOSISTEM
Pengertian
ekosistem adalah kesatuan antara komunitas dengan lingkungan abiotiknya.
Berdasarkan cara terjadinya, ada ekosistem alami dan ekosistem buatan.
Tingkatan organisme dalam ekosistem adalah individu, populasi, komunitas,
ekosistem dan biosfer. Tempat hidup yang paling sesuai dengan kebutuhan hidup
organisme adalah habitat. Ekosistem tersusun atas komponen biotik dan abiotik.
Berdasarkan peranannya, komponen biotik dapat dibedakan menjadi produsen,
konsumen, dan pengurai. Komponen abiotik meliputi cahaya, angin, air, suhu,
tanah, dan kelembaban udara.
http://etd.eprints.ums.ac.id
![]() |
Contoh
Gambar Ekosistem
|
3.
SIKLUS BIOGEOKIMIA
Pengertian dari
Siklus biogeokimia atau siklus organik anorganik adalah siklus unsur atau
senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke
komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme,
tetapi jugs melibatkan reaksi reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga
disebut siklus biogeokimia.
Siklus-siklus
tersebut antara lain: siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus
nitrogen, dan siklus sulfur.
1.
Siklus Nitrogen (N2)
Gas nitrogen
banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat
ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis
polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi
dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat / petir.

2.
Siklus Fosfor
Di alam,
fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan
dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Fosfat
organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai)
menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air
laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat
banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis
dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik
ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.
3.
Siklus Karbon dan Oksigen
Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%.
Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi
vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik.

4.
Daur Hidrologi (Air)
Pemanasan air samudra oleh sinar matahari merupakan
kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air
berevaporasi kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju,
hujan es, hujan gerimis, atau kabut.
4.
UNSUR C,H,O,N,S,P
1. Karbon
Karbon merupakan unsur dasar segala kehidupan di Bumi. Walaupun terdapat berbagai jenis senyawa yang
terbentuk dari karbon, kebanyakan karbon jarang bereaksi di bawah kondisi yang
normal. Di bawah temperatur dan tekanan standar, karbon tahan terhadap segala
oksidator terkecuali oksidator yang terkuat. Karbon tidak bereaksi dengan asam sulfat, asam klorida, klorin, maupun basa lainnya. Pada temperatur yang tinggi,
karbon dapat bereaksi dengan oksigen, menghasilkan oksida karbon oksida dalam
suatu reaksi yang mereduksi oksida logam menjadi logam.
2. Hidrogen
Hidrogen juga adalah unsur paling melimpah dengan
persentase kira-kira 75% dari total massa unsur alam semesta. Kebanyakan
bintang dibentuk oleh hidrogen dalam keadaan plasma. Senyawa hidrogen relatif
langka dan jarang dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara
industri dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana. Hidrogen juga dapat
dihasilkan dari air melalui proses elektrolisis, namun proses ini secara
komersial lebih mahal daripada produksi hidrogen dari gas alam.
3. Oksigen
Oksigen tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak
berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta
berdasarkan massa dan unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen diatomik
mengisi 20,9% volume atmosfer bumi.
Semua kelompok molekul struktural yang terdapat pada
organisme hidup, seperti protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung oksigen.
Demikian pula senyawa anorganik yang terdapat pada cangkang, gigi, dan tulang
hewan. Oksigen dalam bentuk O2 dihasilkan dari air oleh sianobakteri, ganggang,
dan tumbuhan selama fotosintesis, dan digunakan pada respirasi sel oleh hampir
semua makhluk hidup. Oksigen beracun bagi organisme anaerob, yang merupakan
bentuk kehidupan paling dominan pada masa-masa awal evolusi kehidupan. O2
kemudian mulai berakumulasi pada atomsfer sekitar 2,5 miliar tahun yang
lalu.[4] Terdapat pula alotrop oksigen lainnya, yaitu ozon (O3). Lapisan ozon
pada atomsfer membantu melindungi biosfer dari radiasi ultraviolet, namun pada
permukaan bumi ia adalah polutan yang merupakan produk samping dari asbut.
4. Nitrogen
Nitrogen (Latin nitrum, Bahasa Yunani Nitron berarti
"soda asli", "gen", "pembentukan"). Nitrogen biasanya
ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas
diatomik bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau
senyawa lainnya. Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif
bereaksi dengan unsur lainnya.
Nitrogen mengisi 78,08 persen atmosfer Bumi dan
terdapat dalam banyak jaringan hidup. Zat lemas membentuk banyak senyawa
penting seperti asam amino, amoniak, asam nitrat, dan sianida.
5. Sulfur
Belerang atau sulfur berbentuk non-metal yang tak
berasa. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin
kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai
mineral- mineral sulfida dan sulfat. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan
dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam
fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida.
6. Fosfor
Fosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami
fosforesens (pendaran yang terjadi walaupun sumber pengeksitasinya telah
disingkirkan).
Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi
atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau
perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan. Kegunaan fosfor
yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katode (CRT) dan lampu pendar,
sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang dapat
berpendar dalam gelap (glow in the dark). Fosfor pada tabung sinar katode mulai
dibakukan pada sekitar Perang Dunia II dan diberi lambang huruf "P"
yang diikuti dengan sebuah angka.
0 komentar:
Posting Komentar