BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ekologi biasanya didefinisikan
sebagai ilmu tentang interaksi antara organisme - organisme
dan lingkungannya. Berbagai ekosistem dihubungkan satu sama lain oleh
proses-proses biologi, kimia, dan fisika. Masukan dan buangan energi, gas, bahan kimia
anorganik dan organik dapat melewati batasan ekosistem melalui perantara faktor
meteorologi seperti angin dan presipitasi, faktor geologi seperti air mengalir
dan daya tarik dan faktor biologi seperti gerakan hewan. Jadi, keseluruhan bumi
itu sendiri adalah ekosistem, dimana tidak ada bagian yang terisolir dari yang
lain. Ekosistem keseluruhannya biasanya disebut biosfer.
Biosfer terdiri dari semua organisme
hidup dan lingkungan biosfer membentuk “shell” (kulit), relatif tipis di
sekeliling bumi, berjarak hanya beberapa mil di atas dan di bawah permukaan air
laut. Kecuali energi, biosfir sudah bisa mencukupi dirinya sendiri, semua
persyaratan hidup yang lain seperti air, oksigen, dan hara
dipenuhi oleh pemakaian dan daur ulang bahan yang telah ada dalam sistem
tersebut.
Materi yang menyusun tubuh organisme
berasal dari bumi. Materi yang berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia
yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia
atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang
mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik.
Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga
melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik.
Semua yang ada di bumi ini baik
mahluk hidup maupun benda mati tersusun oleh materi. Materi ini tersusun atas
unsure-unsur kimia antara lain karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen (N), Hidrogen
(H), dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia tersebut atau yang umum disebut materi
dimanfaatkan produsen untuk membentuk bahan organik dengan bantuan matahari
atau energi yang berasal dari reaksi kimia. Bahan organik yang dihasilkan
merupakan sumber energi bagi organisme. Proses makan dan dimakan pada rantai
makanan mengakibatkan aliran materi dari mata rantai yang satu ke mata rantai
yang lain. Walaupun mahluk hidup dalam satu rantai makanan mati, aliran materi
akan tetap berlangsung terus. Karena mahluk yang mati tersebut diurai oleh
dekomposer yang akhirnya akan masuk lagi ke rantai makanan berikutnya. Demikian
interaksi ini terjadi secara terus menerus sehingga membentuk suatu aliran
energi dan daur materi.
Mahluk hidup, terutama tumbuhan ikut
mendapat pengaruh yang cukup signifikan dari suplai hara dan energi. Di alam,
semua elemen-elemen kimiawi dapat masuk dan keluar dari sistem untuk menjadi
mata rantai siklus yang lebih luas dan bersifat global. Namun demikian ada
suatu kecenderungan sejumlah elemen beredar secara terus menerus dalam
ekosistem dan menciptakan suatu siklus internal. Siklus ini dikenal sebagai
siklus biogeokimia karena prosesnya menyangkut perpindahan komponen bukan jasad
(geo), ke komponen jasad (bio) dan kebalikannya. Siklus biogeokimia pada
akhirnya cenderung mempunyai mekanisme umpan-balik yang dapat mengatur sendiri
(self regulating) yang menjaga siklus itu dalam keseimbangan.
Salah satu
siklus biogeokimia yakni siklus sulfur. Kita tahu jika sulfur lebih dikenal
masyarakat dengan belerang yang terkandung di dalam sumber mata air panas. Di
sisi lain, siklus sulfur memiliki peran penting dalam proses aliran energi dan
materi yang terjadi di alam. Selain itu, siklus sulfur juga memiliki banyak
pengaruh terhadap keberlangsungan kehidupan ekosistem serta keseimbangan dari
proses siklus biogekimia itu sendiri.
Berdasarakan
hal tersebut kami mencoba memaparkan proses dari siklus sulfur, peran manusia
dalam siklus sulfur serta dampak siklus sulfur terhadap keberlangsungan
kehidupan makhluk hidup.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan sulfur ?
2. Bagaimana proses terjadinya siklus
sulfur ?
3. Bagaimana peran manusia dalam siklus sulfur dan hujan asam ?
4. Bagaimana dampak dari sulfur bagi kehidupan ?
5. Aapa fungsi sulfur bagi kehidupan ?
1.3. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari
sulgur
2.
Untuk mengetahui proses siklus
sulfur
3.
Untuk mengetahui peran manusia
dalam siklus sulfur dan hujan asam ?
4.
Untuk mengetahui dampak dan
manfaat dari siklus sulfur
5.
Untuk mengetahui fungsi sulfur
bagi kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi sulfur
Belerang atau sulfur
adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah
non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk
aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat
ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan
sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam bentuk
senyawa asam amino unit kecil dari protein. Protein ini penting pertumbuhan .
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfur
anorganik, sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang
terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida
ini seringkali mematikan mahluk diperairan dan pada umumnya dihasilkan dari
penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk
sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai
makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya
oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum
dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfide dalam bentuk
hydrogen sulfide (H2S) kemudian H2S digunakan bakteri
fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen.
Sulfur dioksida menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrop seperti Thiobacillus.
Belerang atau sulfur merupakan unsur
penyusun protein. Tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat
(SO4 ). Kemudian tumbuhan tersebut dimakan hewan sehingga sulfur berpindah ke
hewan. Lalu hewan dan tumbuhan mati diuraikan menjadi gas H2S atau
menjadi sulfat lagi. Secara alami, belerang terkandung dalam tanah dalam bentuk
mineral tanah. Ada juga yang gunung berapi dan sisa pembakaran minyak bumi dan
batubara.
Daur tipe sedimen cenderung untuk
lebih kurang sempurna dan lebih mudah diganggu oleh gangguan setempat sebab
sebagian besar bahan terdapat dalam tempat dan relatif tidak aktif dan tidak
bergerak di dalam kulit bumi. Akibatnya, beberapa bagian dari bahan yang dapat
dipertukarkan cenderung " hilang" untuk waktu yang lama apabila
gerakan menurunnya jauh lebih cepat dari pada gerakan "naik" kembali.
Setiap daur melibatkan unsur organisme untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa
menjadi unsur-unsur.
2.2. Pengertian dan Proses Siklus Sulfur
Siklus sulfur
atau daur belerang adalah perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur
dioksida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi. Sulfur
di alam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah ditemukan dalam bentuk
mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida, dan dalam tubuh organisme
sebagai penyusun protein.
Siklus
sulfur didahului oleh pembentukan sulfur dari kerak bumi dan
atmosfer. Secara alami, sulfur terkandung di dalam tanah dalam bentuk mineral
tanah. Dimana kerak bumi umumnya mengandung sekitar 0,06% belerang.
Sulfida-sulfida logam terdapat dalam bebatuan plutonik, yaitu batuan yang
membeku di dalam kerak bumi dan tidak mencapai ke permukaan bumi. Bebatuan
plutonik ini apabila hancur dan mengalami pelapukan akan membebaskan sulfida
ini melalui reaksi oksidasi dan menghasilkan sulfat (SO4-2)
yang kemudian mengalami presipitasi (pengendapan) dalam bentuk garam-garam
sulfat yang larut atau tidak
Di atmosfer,
terdapat hampir 0,05 ppm belerang dalam bentuk gas belerang dioksida (SO2)
yang merupakan hasil emisi pembakaran bahan bakar berbelerang seperti minyak
bumi dan batubara yang banyak dihasilkan oleh asap kendaraan dan pabrik atau
gas belerang dari gunung berapi semisal gunung arjuno di Jawa Timur. Gas SO2
tersebut kemudian terkena uap air hujan sehingga gas tersebut berubah menjadi
sulfat yang jatuh di tanah, sungai dan lautan. Dimana tanah yang mengandung
banyak belerang adalah tanah-tanah berpasir dan tanah-tanah yang tinggi
kandungan oksida Fe dan Al seperti mineral Pirit (FeS) dan rendah kandungan
bahan organik. Sedangkan produksi sulfat melalui dekomposisi bahan organik
berupa protein dan senyawa organik lainnya yang akan menghasilkan
senyawa-senyawa sederhana berupa H2S dan
sulfida (S2) yang jika teroksidasi akan menjadi sulfat (SO4-2).
Tumbuhan
kemudian menyerap sulfat (SO4-2) yang mengendap
pada tanah, sungai, dan lautan. Di dalam tubuh tumbuhan, sulfur digunakan
sebagai bahan penyusun protein. Hewan dan manusia mendapatkan sulfur dengan
jalan memakan tumbuhan yang juga dimanfaatkan sebagai energi cadangan berupa
protein. Jika tumbuhan dan hewan mati, jasad renik (dekomposer) akan
menguraikannya menjadi gas berbau busuk yakni H2S dan sulfida (S2).
Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah, yaitu ketika
ion-ion sulfat diserap oleh akar dan di metabolisme menjadi penyusun protein
dalam tubuh tumbuhan, ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein
tersebut akan berpindah ke tubuh manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa
sulfur mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut
diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas dan dikeluarkan melalui kentut.
Semakin besar kandungan sulfur dalam kentut maka kentut akan semakin bau.
Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari
penguraian hewan dan tumbuhan yang mati oleh mikroorganisme seperti bakteri dan
jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap berada dalam tanah dan
sebagian lagi dilepaskan di udara dalam bentuk gas hidrogen sulfida. Gas
hidrogen sulfida di udara kemudian bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur
dioksida. Sedangkan hidrogen sulfida yang tertinggal di dalam tanah dengan
bantuan bakteri akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida. Ion
sulfat akan diserap kembali oleh tanaman sedangkan sulfur dioksida akan
bereaksi dengan oksigen dan air membentuk asam sulfat (H2SO4)
yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam. Hujan asam juga dapat
disebabkan oelh polusi udara seperti asap-asap pabrik, pembakaran kendaraan
bermotor, dll. Hujan asam dapat menjadi penyebab korosi batu-batuan dan logam. H2SO4
yang jatuh kedalam tanah oleh bakteri dipecah lagi menjadi ion sulfat yang
kembali diserap oleh tumbuhan, tumbuhan di makan oleh hewan dan manusia,
makhluk hidup mati diuraikan oleh bakteri menghasilkan sulfur kembali. Begitu
seterusnya. Siklus sulfur atau daur belerang tidak akan pernah terhenti selama
salah satu komponen penting seperti tumbuhan masih ada di permukaan bumi ini.
Dalam daur sulfur atau daur belerang, untuk merubah
sulfur menjadi senyawa belerang lainnya setidaknya ada dua jenis proses yang
terjadi. Yaitu melalui reaksi antara sulfur, oksigen, dan air serta oleh
aktivitas mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme yang berperan dalam siklus
sulfur antara lain adalah bakteri Desulfomaculum
dan bakteri Desulfibrio yang akan
mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S).
Kemudian H2S digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob (Chromatium) dan melepaskan sulfur serta
oksigen. Kemudian sulfur dioksidasi yang terbentuk diubah menjadi sulfat oleh
bakteri kemolititrof (Thiobacillus).
Dalam daur belerang mikroorganisme yang bertanggung
jawab pada setiap proses transformasi adalah sebagai berikut.
1. H2Sà
S à
SO4 à bakteri sulfur tak berwarna,
hijau, dan ungu.
2. SO4
à
H2S à bakteri desulfovibrio dalam reaksi
reduksi sulfat anaerobik.
3. H2S
à
SO4 à bakeri thiobacilli dalam proses
reaksi oksidasi sulfide aerobik.
4. Sulfur
organik à SO4 + H2S à
mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobik.
Proses rantai makanan disebut-sebut sebagai proses perpindahan
sulfat, yang selanjutnya ketika semua mahluk hidup mati dan nanti akan
diuraikan oleh komponen organiknya yakni bakteri. Beberapa bakteri yang
terlibat dalam proses daur belerang (sulfur) adalah Desulfibrio dan Desulfomaculum
yang nantinya akan berperan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk
(H2S) atau hidrogen sulfida. Sulfida sendiri nantinya akan
dimanfaatkan oleh bakteri Fotoautotrof anaerob seperti halnya Chromatium dan
melepaskan sulfur serta oksigen. Bakteri kemolitotrof seperti halnya Thiobacillus yang akhirnya akan
mengoksidasi menjadi bentuk sulfat.
Pada
aliran energi lebih ditekankan pada perputaran energi yang terjadi
diantara komponen ekosistem. Siklus energi ini diawali dari energi matahari
yang ditangkap oleh produsen, kemudian terus berputar tiada henti pada konsumen
dan semua komponen ekosistem yang. hal ini karena menurut hukum termodinamika
bahwa energi dapat berubah bentuk, tidak dapat dimusnahkan serta diciptakan.
Perubahan bentuk energi ini dikenal dengan istilah transformasi energi. Aliran
energi di alam atau ekosistem tunduk kepada hukum-hukum termodinamika tersebut.
Dengan proses fotosintesis energi
cahaya matahari ditangkap oleh tumbuhan, dan diubah menjadi energi kimia atau
makanan yang disimpan di dalam tubuh tumbuhan. Proses aliran energi berlangsung
dengan adanya proses rantai makanan. Tumbuhan dimakan oleh herbivora, dengan
demikian energi makanan dari tumbuhan mengalir masuk ke tubuh herbivora.
Herbivora dimakan oleh karnivora, sehingga energi makanan dari herbivora masuk
ke tubuh karnivora.
Sulfur
berperan dalam penyimpanan dan pembebasan energi karena sulfur merupakan
komponen penting asam-asam amino esensial penyusun protein tanaman maupun
hewan, seperti methionin, sistein, dan sistin, juga dalam pembentukan
polipeptida. Meskipun sulfur tidak berperan langsung dalam pembentukan energi
(ATP) seperti phospor, namun sulfur berperan dalam sintesis protein. Dimana
protein nantinya akan dirombak menjadi karbonhidrat jika zat makanan penghasil energi utama tidak mencukupi. Itu sebabnya
mengapa protein berperan sebagai penghasil energi. Ketika hewan dan tumbuhan
mati, dekomposer seperti bakteri akan menguraikan tubuh makhluk hidup tersebut
menjadi gas H2S.
Beberapa
bakteri anaerob melakukan kemosintesis. Dimana
kemosintesis merupakan proses pembentukan senyawa bahan organik dari zat-zat
anorganik dengan menggunakan energi yang berasal dari reaksi-reaksi kimia. Pada
kemosintesis elektron donor berasal dari bahan anorganik sedehana, misalnya
hidrogen, nitrgen, besi dan sulfur. Selama kemosintesis, elektron dilepaskan
dari bahan anorganik sehingga menjadi molekul yang tereduksi. Substansi
terduksi ini akan menimbulkan energi kimia, dan digunakan untuk produksi ATP
serta NADPH. Selanjutnya, ATP dan NADPH menyediakan energi untuk sintesis
karbohidrat.
Proses biologi terjadi ketika pembentukan sulfat melibatkan berbagai
jenis mikroorganisme yang berperan sebagai dekomposer. Berikut adalah bakteri
yang berperan dalam pembentukan sulfat.
- H2S → S → SO4-2; bakteri fotoautotrof tak berwarna, hijau dan ungu.
- SO4-2 → H2S (reduksi sulfat anaerobik); bakteri Desulfovibrio dan Desulfomaculum.
- H2S → SO4-2 (Pengoksidasi sulfide aerobik); bakteri kemolitotrof : bakteri Thiobacilli.
- Senyawa Organik → SO4-2 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrof aerobik dan anaerobik
Proses kimia terjadi ketika sulfat mengendap di dalam permukaan
tanah hasil dari pengoksidasian mineral sulfida (batuan plutonik), berikut
adalah contoh persamaan reaksi pembentukan sulfat melalui oksidasi mineral
sulfida, misalnya mineral besi sulfida.
2 FeS2 + 7 O2 + 2 H2O → 2 Fe2+
+ 4 SO42− + 4 H+
Proses kimia juga terjadi ketika gas SO2 terbentuk
melalui pembakaran hasil emisi pembakaran gas belerang atau aktivitas gunung
berapi. Persamaan reaksinya:
S (s) + O2 (g) → SO2 (g)
Proses kimia
juga terjadi ketika gas H2S terbentuk melalui aktivitas biologis
ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas
anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga
muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam.
Persamaan reaksinya:
1S -2(s) + 2H+ (g) → H2S (g)
Proses kimia
dan biologi juga terjadi ketika sulfida (S2), belerang dioksida (SO2)
dan (H2S) berubah menjadi SO4 atau sebaliknya dengan
bantuan dari dekomposer. Dimana didalam proses-proses tersebut juga
terdapat reaksi-reaksi kimia.
- H2S → S → SO4-2
- SO4-2 → H2S
- H2S → SO4-2
- Senyawa Organik → SO4-2 + H2S
Siklus sulfur-iodin merupakan sederet proses
termokimia yang digunakan untuk mendapatkan hidrogen. Ia terdiri dari tiga
reaksi kimia yang keseluruhan reaktannya adalah air dan keseluruhan produknya
adalah hidrogen dan oksigen.
2
H2SO4 → 2 SO2 + 2 H2O +
O2
|
(830
°C)
|
|
I2 +
SO2 + 2 H2O → 2 HI + H2SO4
|
(120
°C)
|
|
2
HI → I2 + H2
|
(320)
|
Senyawa
sulfur dan iodin didaur dan digunakan ulang. Proses ini bersifat endotermik dan
haruslah terjadi pada suhu yang tinggi. Siklus sulfur iodin sekarang ini sedang
diteliti sebagai metode yang praktis untuk mendapatkan hidrogen. Namun karena
penggunaan asam korosif yang pekat pada suhu yang tinggi, ia dapat menimbulkan
risiko bahaya keselamatan yang besar apabila proses ini dibangun dalam skala
besar.
Dalam siklus Biogeokimia ini ada 3 hal pokok yaitu :
1.
Terjadi daur
aliran zat kimia dari Bio ke Geo atau dari Mahkluk hidup ke Bumi ( penguraian ,
zat sisa ekskresi.fotosintesis , respirasi dll yang ditujukan kebumi dari
mahkluk hidup)
2.
Terjadi daur
aliran zat kimia dari Geo ke Bio yang tidak lain adalah pemanfaatan zat kimia
entah dalam bentuk organik maupun anorganik, biasanya oleh tumbuhan lewat
akarnya, ataupun segala yang ada di bumi yang dimanfaatkan untuk survivalnya
entah itu respirasi,fotosintesis)
3.
Terjadi daur
aliran zat kimia dari Geo ke Geo maksudnya senyawa kimia di udara bisa pindah
ke darat misalnya lewat hujan - darat ke udara - darat ke air - air ke darat
dll karena pelapukan, erosi, pengendapan . Yang tentu semua itu pasti untuk
suatu keseimbangan.
4.
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat
anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang
terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida
ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan
dari penguraian bahan organik yang mati.
2.3. Peran Manusia
dan Hujan Asam
Manusia juga
berperan dalam siklus sulfur. Hasil pembakaran pabrik yang merupakan aktifitas manusia membawa sulfur ke atmosfer. Ketika
hujan terjadi, turunlah hujan asam yang membawa H2SO4
kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan batuan juga tanaman.
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH
di bawah 5,6. Hujan asam
disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar
fosil serta nitrogen di
udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen
oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk
membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air
hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadarkeasaman tanah dan air
permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.
Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar
keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan
dan tanaman. Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung
berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi,
mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri,
pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian
(terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin
hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan
terdeposit ke tanah.
Hujan asam dapat terbentuk dari proses reaksi gas yang
mengandung sulfat. Sulfat dioksida (SO2) yang bereaksi dengan
Oksigen (O2) dengan bantuan dari sinar ultraviolet yang berasal dari
sinar matahari.
2.4. Dampak Sulfur atau Belerang
Udara yang tercemar Sulfur
Oksida (SOx) menyebabkan
manusia akan mengalami gangguan pada sistem pernafasannya. Hal ini karena gas
SOx yang mudah menjadi asam tersebut menyerang selaput lendir
pada hidung, tenggorokan, dan saluran nafas yang lain sampai ke paru-paru.
Serangan gas SOx tersebut menyebabkan iritasi pada bagian tubuh
yang terkena.
Pengaruh utama polutan SOx terhadap
manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
iritasi tenggorokan terjadi pada konsentrasi SO2 sebesar 5 ppm
atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitive iritasi terjadai pada
konsentrasi 1-2 ppm. SO2 dianggap polutan yang berbahaya bagi
kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit
kronis pada sistem pernafasan dan kardiovaskular.
Sulfur dioksida (SO2) bersifat iritan kuat
pada kulit dan lendir, pada konsentrasi 6-12 ppm mudah diserap oleh selaput
lendir saluran pernafasan bagian atas, dan pada kadar rendah dapat menimbulkan
spesme tergores otot-otot polos pada bronchioli, speme ini dapat menjadi hebat
pada keadaan dingin dan pada konsentrasi yang lebih besar terjadi produksi
lendir di saluran pernafasan bagian atas, dan apabila kadarnya bertambah besar
maka akan terjadi reaksi peradangan yang hebat pada selaput lendir disertai
dengan paralycis cilia, dan apabila pemaparan ini terjadi berulang kali, maka
iritasi yang berulang-ulang dapat menyebabkan terjadi hyper plasia dan meta
plasia sel-sel epitel dan dicurigai dapat menjadi kanker.
Sulfur dioxide (SO2) memiliki cakupan-cakupan yang
sangat mengganggu. Bila kita menghirup SO2 hanya menembus sejauh hidung dan
tenggorokan maka sejumlah kecil konsentrasi SO2 akan mencapai paru-paru. Akan
tetapi jika menghirup secara berat dalam artian ada di lokasi gas belerang
dalam waktu yang lama, maka bernapaslah hanya melalui mulut atau konsentrasi
dari SO2 akan menjadi tinggi. Efek dari gas belerang terhadap manusia sangatlah
bervariasi. Dimana dengan konsentrasi rendah pada 1ppm yang telah dihirup
manusia akan mengalami pengurangan fungsi paru-paru. Meskipun pada penelitian
terhadap 7 sukarelawan hanya 1 orang yang mengalami efek tidak baik pada 1 ppm.
Jika selama 10 hingga 30 menit kedapatan konsentrasi mencapai 5 ppm akan
mengakibatkan sesak napas pada cabang tenggorokan kita. Bila kedapatan selama
20 menit mencapai konsentrasi 8 ppm akan memerahkan tenggorokan, gangguan pada
hidung, dan iritasi pada tenggorokan. Sekitar 20 ppm merupakan titik kritis
dari iritasi konsentrasi SO2, meskipun ada beberapa laporan bahwa ada
orang-orang yang bekerja pada konsentrasi melampaui 20 ppm. Konsentrasi sebesar
500 ppm sangat tidak dianjurkan untuk dihirup oleh manusia.
Pada beberapa
kasus dimana terdapat konsentrasi SO2 yang sangat tinggi pada ruangan tertutup,
dapat mengakibatkan gangguan saluran udara, hypoxemia (kekurangan oksigen pada
darah), dan kematian dalam hitungan menit. Efek dari pulmonary edema(gangguan
pada paru-paru) meliputi batuk dan napas pendek yang dialami selama berjam-jam
atau berhari-hari setelah kedapatan menghirup konsentrasi SO2. Gejala-gejala
ini menyakitkan hati dan menguras tenaga. Hasil dari kedapatan menghirup
konsentrasi dalam waktu yang sering, akan melukai paru-paru secara permanen.
Selain itu, Belerang dioksida adalah zat berbahaya di atmosfer, sebagai
pencemar udara.
2.5. Fungsi Sulfur
Dalam kehidupan, sulfur atau belerang berperan dalam:
a.
Menstabilkan struktur protein.
Ikatan sulfida sangat penting artinya untuk membentuk protein stabil.
b.
Berperan dalam mengaktifkan enzim,
karena berbagai enzim membutuhkangugus sulfurhidril (-SH) yang bebas, untuk
melakukan aktivasinya. Dengandemikian sulfur berperan dalam proses
oksidasi-reduksi atau pernafasan jaringan.
c.
Berperan dalam metabolisme energi
dengan cara membentuk senyawa denganko-enzim A.
d.
Sulfur berfungsi sebagai peredam
racun. Gugus sulfur yang aktif bersenyawadengan racun itu sehingga menjadi
senyawa yang tidak berbahaya, kemudian dikeluarkan
melalui urin.
e. Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau
f. Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen.
g. Meningakatkan jumlah anakan yang di hasilkan (pada tanaman padi).
h. Berperan penting pada proses pembulatan zat gula.
i.
Memperbaiki warna,aroma, dan kelenturan daun tembakau (khusus pada tembakau omprongan).
j.
Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selama penyimpangan, memperbesar umbi & bawang merah
k. Sulfur
sangat berperan dalam pembentukan klorofil dan meningkatkan ketahanan tanaman
terhadap serangan jamur. Sulfur juga membentuk senyawa minyak yang menghasilkan
aroma seperti pada jenis bawang dan cabe. Pada tanaman kacang sulfur merangsang
pembentukan bintil akar didalam tanah, sulfur berperan untuk menurunkan PH
tanah alkali.
BAB III
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Salah satu siklus kimia yang penting adalah siklus sulfur. Adanya siklus
sulfur membuat ketersediaan sulfur di bumi tetap terjaga. Siklus sulfur terjadi
dalam suatu rantai makanan, yang dimulai dari tumbuhan. Di dalam tubuh tumbuhan
belerang dari dalam tanah digunakan sebagai penyusun protein. Hewan dan manusia
mendapatkan belerang dengan jalan memakan tumbuhan. Jika tumbuhan dan hewan
mati, jasad renik akan menguraikannya lagi menjadi gas atau menjadi dan , yang mengandung unsur
sulfur.
Keseimbangan siklus ini perlu dijaga. Jika aktivitas manusia tidak
memperhatikan lingkungan, keseimbangan unsur dalam siklus akan terganggu
sehingga proporsi komponen yang seharusnya menjadi bergeser. Akibat
ketidakseimbangan tersebut, terjadi berbagai masalah yang dampaknya tidak hanya
berpengaruh terhadap manusia, tetapi juga terhadap lingkungan hidup, seperti
terjadinya hujan asamyang disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan
pengotor dalam bahan bakar fosil sertanitrogen di udara yang bereaksi dengan
oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Penggunaan bahan bakar
fosil yang terlalu banyak melepaskan sulfur yang berlebih ke atmosfir yang
kemudian akan bereaksi dengan gas-gas di atmosfir dan uap air, kemudian turun
sebagai hujan asam yang bersifat merusak. Oleh karena itu pemahaman mengenai
keseimbangan siklus biogeokimia diperlukan untuk membuat suatu rancangan
manajemen lingkungan yang baik, termasuk lingkungan industri.
5.2.
Saran
Ada
beberapa saran yang perlu kami sampaikan kepada pihak – pihak terkait :
5.2.1.
Pemerintah perlu memberikan
sanksi – sanksi yang tegas terkait dengan sistem cerobong udara / asap limbah
pabrik yang tidak sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Karena hal tersebut terkait dengan dampak hujan asam yang kini marak terjadi.
5.2.2.
Para cendikiawan seyogyanya perlu
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai peran manusia dalam siklus sulfur serta dampak
dari penggunaan sulfur terhadap kesehatan makhluk hidup.
5.2.3.
Para mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat perlu melakukan penelitian, tindakan promotif serta preventif
terkait dengan dampak hujan asam terhadap kesehatan di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Belerang . http://id.wikipedia.org/wiki/Belerang diakses pada tanggal 13 April
2013 pukul 16.00
Anonim.
2011. Hiu Berkeliaran di Banjir
Queensland Australia. http://alfredoelectroboy.wordpress.com , diakses pada tanggal 13 April 2013 pukul 16.00
Astrini, Nur. 2010.Siklus Sulfur. http://nurastini.blogspot.com/2010/02/siklus-sulfur.html diakses pada tanggal 13 April 2013 pukul 17.00
Basukriadi,
Adi. 2011. Populasi, Ekosistem, Biosfir. http://staff.ui.ac.id/internal/131472297/material/EKOSISTEM.pdf , diakses pada tanggal 13 April 2013 pukul 16.00
Buchari,
dkk. 2001. Kimia Lingkungan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta.
Fardiaz. 1992. Polusi Air dan Udara. Gramedia: Jakarta
Jumin,
H.B. 2002. Agroekologi Suatu Pendekatan
Fisiologis. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Kristanto, Philip. 2004. Ekologi Industri. Penerbit ANDI: Yogyakarta.
Prsetyo, Eko.2010. Unsur Hara Makro Yang Dibutuhkan Tanaman
http://www.ekopras.com/2010/07/06/6-unsur-hara-makro-yang-dibutuhkan-tanaman/ , diakses pada tanggal 13 April 2013 pukul 17.00
Riastuti,
Dwi. 2005. Daur Biogeokimia. http://www.freewebs.com/ciget/daur%20biogeokimia.html, diakses pada tanggal 14 April 2013 pukul 14.00
Soemirat.2002. Epidemiologi Lingkungan.
Gramedia:Jakarta
Syamsuri,
Istamar, dkk. Biologi Untuk SMA Kelas X Semester 2. 2007. Malang:
Erlangga.
Wardhana.2001.
Dampak Pencemaran Lingkungan. http://05mei1995.blogspot.com/2012/05/siklusdaur-sulfur-biogeokimia.html, diakses pada tanggal 15 April 2013
pukul 11.00
2 komentar:
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)
ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
Promo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^
Posting Komentar