BAB I
Pendahuluan
A.
Tujuan Praktikum
A.1. Mengidentifikasi
10 jenis kuman dan jamur yang diamati.
A.2. Mengamati
morfologi, bentuk, struktur, distribusi
geografis, warna,
jenis penyakit dan jenis pengecatan dari masing-masing kuman
dan jamur yang diamati.
A.3. Mengamati perbedaan-perbedaan dari
masing-masing kuman dan jamur yang diamati.
B.
Manfaat Praktikum
B.1. Praktikan dapat mengetahui 10 jenis
bakteri dan jamur yang diamati
B.2. Praktikan dapat mengidentifikasi bentuk,
sifat, distribusi geografis, warna, jenis pengecatan, jenis penyakit dan peranan Mikroorganisme ( Jasad renik )
yang meliputi bakteri, jamur ( cendawan ) di dalam lingkungan dan pangan.
B.3. Praktikan dapat membedakan jenis – jenis
bakteri dan jamur melalui identifikasi morfologi kuman.
BAB
II
Dasar Teori
1.
Mycrobacterium Lepra
a.
Pengertian
Mycobacterium leprae, juga disebut Basillus
hansen, adalah bakteri yang menyebabkan penyakit kusta (penyakit Hansen). Bakteri ini
merupakan bakteri intraselular. M. leprae merupakan gram-positif berbentuk tongkat. Mycobacterium leprae mirip dengan Mycobacterium tuberculosis dalam besar dan bentuknya. ( Adam,1998 )
b.
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Bacteria
Filum : Actinobacteria
Ordo : Actinomycetales
Upordo : Corynebacterineae
Famili : Mycobacteriaceae
Genus : Mycobacterium
Spesies : Mycrobacterium leprae
( Mitcheli, 2000 )
c.
Morfologi
- Dinding sel
tidak Putus
- Mengambil sas warna secara merata.
- Panjang Kuman 4 kali dari lebarnya.
- Mengambil sas warna secara merata.
- Panjang Kuman 4 kali dari lebarnya.
- Berbentuk seperti lidi atau kapas ,
awal mula ada kapsul lalu kapsulnya akan menghilang. (Adiguna, 2009)
Gambar 2.1. Mycrobacterium Leprae
( Prianto, 2006
)
d. Penyebab Penyakit
v
lepra lepromatosa
Mycobacterium
leprae adalah satu-satunya bakteri menginfeksi yang saraf
tepi dan hampir semua komplikasinya
merupakan akibat masuknya bakteri langsung bahasa dari ke dalam, saraf tepi. Bakteri ini tidak menyerang otak dan medulla spinalis. Kemampuan untuk merasakan sentuhan, nyeri, panas dan
dingin menurun, sehingga penderita mengalami kerusakan yang saraf tepi tidak
menyadari adanya luka bakar, luka sayat atau mereka melukai dirinya sendiri. Kerusakan saraf tepi juga menyebabkan kelemahan otot
yang menyebabkan jari-jari tangan seperti sedang mencakar dan kesemek terkulai.
karena itu penderita lepra menjadi tampak mengerikan. Penderita juga memiliki luka di kakinya telapak.
kerusakan pada kandung udara di hidung bisa menyebabkan hidung tersumbat.
kerusakan mata dapat menyebabkan kebutaan. ( Richard, 2008
)
Tanda – tanda muncul benjolan
kecil atau ruam menonjol yang lebih besar , terjadi
kerontokan rambut tubuh, termasuk alis dan bulu mata. Penderita
lepra lepromatosa dapat menjadi impoten dan mandul, karena infeksi dapat
menurunkan kadar inisial testosteron dan jumlah sperma dihasilkan oleh testis
yang. ( Richard,
2008 )
v
Lepra
perbatasan
Merupakan
suatu keadaan tidak stabil yang memiliki
gambaran kedua bentuk lepra. Jika acute keadaannya membaik, maka akan
menyerupai lepra tuberkuloid. Jika acute keadaannya memburuk, maka Akan menyerupai lepromatosa. Selama perjalanan
penyakitnya, baik diobati maupun tidak diobati, bisa terjadi reaksi
kekebalan tertentu, yang kadang timbul sebagai demam dan peradangan kulit, saraf tepi dan kelenjar
getah bening, sendi, buah zakar, ginjal, hati dan mata.
Pengobatan yang diberikan tergantung kepada hormone hormon dan beratnya reaksi, bisa diberikan kortikosteroid atau talidomid. ( Richard, 2008 )
2.
Macroconidia
a. Pengertian
Konidiospora, yakni
salah satu jenis spora yang dimiliki oleh jamur untuk bereproduksi secara
aseksual, yaitu Makrokonidia dan Mikrokonidia. Makrokonidia adalah salah satu jenis dari konidia yang terdiri atas
lebih dari satu sel yang berbentuk lonjong dan menyerupai bulan sabit sedangkan
mikrokonidia terdiri atas satu sel yang berbentuk bulat telur. ( Argulina, 2006 )
b. Morfologi
Makrokonidia
berukuran 6-27 x 3-9 µm, berwarna hialin, dan tidak bersekat. Makrokonidia pada
konidiomata tua atau kering kemungkinan berubah menjadi berwarna cokelat dan
memiliki 1-4 sekat. Mikrokonidia bentuknya memanjang, berukuran 3-5 x 1-3 µm, berwarna
hialin, tidak teratur dan tidakbersekat.(Argulina,2006 )
Gambar 2.2. Macroconidia ( Anonim, 2008 )
c. Penyebab Penyakit
Dermatofitosis Penyakit yang disebabkan oleh jamur
golongan dermatofit, jamur ini dapat mencerna keratin kulit (
keratinofilik ), sehingga jamur ini dapat menyerang lapisan kulit mulai
dari stratum korneum sampai stratum basalis. Misalnya gatal – gatal dan panu
dikulit .Penularan penyakit ini melalui :
Kontak langsung , kontak tak langsung ( alat-alat ) dari penderita (
manusia / Antropofilik ). (Singgih, 2000 )
3.
Yeast Cell ( Khamir )
a.
Pengertian
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan
pembelahan secara pertunasan. (
Singgih, 2000 )
b.
Morfologi
Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi
khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangat
beragam ukurannya,berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30 μm
atau lebih. Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau
berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun
dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk. Sel-sel
individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi
flagellum atau organ-organ penggerak lainnya. Khamir
(Ragi/Yeast) ukurannya mikroskopik, seluler, dan berkembangbiak dengan
membentuk budding (seperti koloni kalau pada bakteri) Contoh: Candida
albicans (penyebab keputihan). ( Singgih,
2000 )
Gambar 2.3. Yeast Cell ( Khamir ). (Prianto, 2006 )
c.
Penyebab Penyakit
Penyebab
penyakit keputihan pada wanita, yang ditandai dengan munculnya bau tidak sedap,
gatal – gatal serta banyaknya lendir pada daerah kewanitaan. ( Singgih, 2000 )
4.
Penicillium
a. Pengertian
Penicillium adalah genus jamur ascomycetous major pentingnya
dalam lingkungan alam serta produksi makanan dan obat. Anggota menghasilkan
penisilin genus, sebuah molekul yang digunakan sebagai antibiotik, yang membunuh
atau menghentikan pertumbuhan beberapa jenis bakteri di dalam tubuh. Menurut
Kamus dari Jamur (edisi 10, 2008), genus luas mengandung lebih dari 300 spesies (Prianto,2006 )
b. Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Fungi
Divisi :Ascomycota
Kelas :Eurotiomycetes
Order :Eurotiales
Famili :Trichocomaceae
Genus :Penicillium
Spesies : Penicillium expansum
Divisi :Ascomycota
Kelas :Eurotiomycetes
Order :Eurotiales
Famili :Trichocomaceae
Genus :Penicillium
Spesies : Penicillium expansum
( Mitchel, 2000 )
c. Distribusi Geografik
Spesies Penicillium adalah jamur tanah di mana-mana lebih suka iklim dingin
dan moderat, biasanya hadir dimanapun bahan organik yang tersedia. Spesies Penicillium yang hadir di udara dan debu
dari lingkungan dalam ruangan, seperti rumah-rumah dan bangunan umum. Jamur
dapat dengan mudah diangkut dari luar, dan tumbuh di dalam ruangan menggunakan
bahan bangunan atau tanah akumulasi untuk memperoleh nutrisi untuk pertumbuhan.
( Indrawati, 2000 )
d. Morfologi
Ciri-ciri
spesifik Penicillium adalah sebagai
berikut :
1.
Hifa septat, miselium bercabang, biasanya tidak berwarna.
2.
Konidiofora septat dan muncul di atas permukaan, berasal dari hifa di bawah
permukaan, bercabang atau tidak bercabang.
3.
Kepala yang membawa spora berbentuk seperti sapu,
dengan sterigmata atau fialida muncul dalam kelompok.
4.
Konidia membentuk rantai karena muncul satu per satu
dari sterigmata.
5.
Konidia pada waktu masiuh muda berwarna hijau,
kemudian berubah menjadi kebiruan atau kecoklatan
6.
berbentuk seperti jari – jari. ( Indrawati, 2000 )
Gambar 2.4. Penicillium ( Prianto, 2006 )
e. Penyebab Penyakit
Beberapa spesies Penicillium mempengaruhi buah-buahan dan
umbi tanaman, termasuk P. expansum,
apel dan pir, P. digitatum, buah
jeruk, dan P. allii, bawang putih
Beberapa spesies diketahui patogen pada hewan, seperti P. corylophilum, P.
fellutanum, P. implicatum, P. janthinellum, P. viridicatum, dan P. waksmanii adalah patogen potensial nyamuk, P. marneffei,
yang menyebabkan kematian pada tikus bambu Vietnam, telah menjadi umum Infeksi
oportunistik Odha di Asia Tenggara. ( Richard, 2000 )
5.
Aspergillus spp
a. Pengertian
Aspergillus adalah genus yang terdiri dari beberapa ratus spesies
jamur yang ditemukan di berbagai iklim di seluruh dunia. Aspergillus pertama kali tahun 1729 oleh katalog imam Italia dan
biologi Pier Antonio Micheli. Nama "aspergillum" juga merupakan nama dari sebuah perkembangbiakan aseksual. Pembentuk spora struktur umum untuk semua Aspergilli,
sekitar sepertiga dari spesies juga dikenal memiliki tahap seksual. ( Inge,2009 )
b. Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan :Fungi
Filum :Ascomycota
Kelas :Eurotiomycetes
Order :Eurotiales
Famili :Trichocomaceae
Genus :Aspergillus
(Micheli,1.729)
Filum :Ascomycota
Kelas :Eurotiomycetes
Order :Eurotiales
Famili :Trichocomaceae
Genus :Aspergillus
(Micheli,1.729)
c. Distribusi Geografik
Spesies Aspergillus sangat aerobik
dan ditemukan di hampir semua kaya oksigen lingkungan, di mana mereka biasanya
tumbuh sebagai cetakan pada permukaan substrat, sebagai akibat dari tekanan
oksigen yang tinggi. Umumnya, jamur tumbuh kaya karbon substrat seperti monosakarida
(seperti glukosa) dan polisakarida (seperti amilosa). Spesies Aspergillus
merupakan kontaminan umum makanan bertepung (seperti roti dan kentang), dan
tumbuh di dalam atau di banyak tanaman dan pohon-pohon.
Selain pertumbuhan pada sumber
karbon, banyak spesies Aspergillus menunjukkan oligotrophy dimana mereka mampu tumbuh dalam lingkungan nutrisi-habis,
atau lingkungan yang kekurangan
nutrisi lengkap kunci.
d. Morfologi
Tubuh atau
talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium dan spora (sel
resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen
yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel
bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat
sitoplasma bersama. Kapang (Mould) secara ukuran sudah
mikroskopik, namun masih terlihat mata terutama karena serabut-serabutnya
(hifa). Perkembangbiakan dengan menggunakan hifa. ( Adiguna, 2000 )
Gambar 2.5. Aspergillus ( Prianto,2006)
e. Penyebab Penyakit
Beberapa spesies dapat menyebabkan
infeksi pada manusia dan hewan lainnya. Beberapa infeksi yang
ditemukan pada hewan telah dipelajari selama bertahun-tahun. Beberapa spesies
yang ditemukan pada hewan telah digambarkan sebagai baru dan khusus untuk
penyakit diselidiki dan lain-lain telah dikenal sebagai nama sudah digunakan
untuk organisme seperti saprophytes. Lebih dari 60 spesies Aspergillus secara
medis patogen yang relevan. Bagi manusia ada berbagai penyakit seperti infeksi
pada telinga eksternal, lesi kulit, dan bisul digolongkan sebagai mycetomas. Aspergillus spp menyebabkan penyakit pada
tanaman biji-bijian, terutama jagung dan mikotoksin mensintesis termasuk aflatoksin. (Siregar, 2009 )
6.
Mucor
a. Pengertian
Mucor adalah genus
mikroba dari sekitar 3000 spesies cetakan umumnya ditemukan di tanah, sistem
pencernaan, permukaan tanaman, dan materi sayuran busuk. ( Adam, 1998 )
b. Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Fungi
Divisi : Zygomycota
Kelas : Zygomycetes
Order : Mucorales
Famili : Mucoraceae
Genus : Mucor
Kerajaan : Fungi
Divisi : Zygomycota
Kelas : Zygomycetes
Order : Mucorales
Famili : Mucoraceae
Genus : Mucor
( Mitcheli, 1998 )
c. Morfologi
Koloni jamur
genus ini biasanya berwarna putih krem atau abu-abu dan tumbuh cepat. Koloni
pada medium kultur dapat tumbuh beberapa sentimeter tingginya. Koloni yang
lebih tua menjadi abu-abu dalam warna coklat karena perkembangan spora. ( Mitcheli, 1998 )
Spora Mucor atau sporangiospores bisa
sederhana atau bercabang dan membentuk apikal, sporangia globular yang didukung
dan diangkat oleh columella kolom berbentuk. Spesies Mucor dapat dibedakan dari
cetakan dari Absidia genera, Rhizomucor, dan Rhizopus oleh bentuk dan
penyisipan columella, dan kurangnya rhizoids. Beberapa spesies Mucor menghasilkan chlamydospores. ( Adam, 1998 )
Gambar 2.6. Mucor ( Prianto,2006 )
d.
Penyebab Penyakit
Meyababkan keracunan jika
dimakan atau digunakan. Sebagian
besar spesies dari Mucor tidak dapat menginfeksi manusia dan hewan endotermik
karena ketidakmampuan mereka untuk tumbuh di lingkungan yang hangat mendekati
37 derajat Celcius. Spesies tahan panas seperti Mucor indicus kadang-kadang menyebabkan oportunistik, dan sering
menyebar dengan cepat, necrotizing infeksi yang dikenal sebagai zygomycosis. ( Adam, 1998 )
7.
Bacillus spp
a. Pengertian
Bacillus
merupakan bakteri pembentuk spora yang tergolong dalam famili Bacillaceae,. Bakteri
ini bersifat aerobik sampai anaerobik fakultatif, katalase positif, dan
kebanyakan bersifat gram positif, hanya beberapa bersifat gram variabel. Bentuk
spora yang diproduksi oleh Bacillus bermacam-macam,
tergantung dari spesiesnya. B. subtilis dan B. cereus memproduksi spora berbentuk
silinder yang tidak membengkak, B.
polymyxa dan B. sphaericus memproduksi
spora yang membengkak, sedangkan B.
subtilis membentuk spora yang langsing, tidak melebihi diameter 0.9 µm. ( Robert, 2002 )
b. Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Bakteri
Divisi : Firmicutes
Kelas : Basil Tahan
Order : Bacillales
Famili : Bacillaceae
Genus : Bacillus ( Cohn 1.872 )
Divisi : Firmicutes
Kelas : Basil Tahan
Order : Bacillales
Famili : Bacillaceae
Genus : Bacillus ( Cohn 1.872 )
c. Distribusi Geografik
Spesies dari jenis Bacillus juga berbeda-beda dalam sifat pertumbuhannya. Beberapa
bersifat mesofilik, misalnya B. subtilis,
yang lainnya bersifat termofilik fakultataif misalnya B. coagulans, atau termofilik misalnya B. stearothermophilus.
Biasanya berkembang biak pada makanan. ( Prianto, 2006 )
d. Morfologi
Bacillus merupakan
genus dari Gram-positif, berbentuk batang bakteri dan anggota dari filum
Firmicutes. Spesies Bacillus dapat
aerob obligat atau anaerob fakultatif, dan menguji positif untuk enzim katalase
. Ubiquitous di alam, Bacillus meliputi
spesies hidup bebas dan patogen. Dalam kondisi lingkungan stres, sel-sel
menghasilkan endospora oval yang dapat tetap aktif untuk waktu yang lama.
Karakteristik ini awalnya didefinisikan genus, tetapi tidak semua spesies
tersebut terkait erat, dan banyak telah dipindahkan ke marga lain. ( Richard, 2008 )
Gambar 2.7. Bacillus spp ( Prianto, 2006 )
e. Penyebab Penyakit
B.
stearothermophilus sering menyebabkan
kerusakan pada makanan kaleng dengan memproduksi asam tanpa gas, sehingga
kerusakannya disebut “flat sour” (busuk asam tanpa gas). Spesies lainnya,
misalnya B. polymyxa dan B. macerans, jika tumbuh pada makanan
akan membentuk asam dan gas. Serta
menyebabkan gatal – gatal di kulit. ( Robert, 2002 )
8. Staphylococcus spp
a. Pengertian
Merupakan
genus dari bakteri
Gram-positif. Di bawah mikroskop, mereka muncul bulat (kokus), dan bentuk dalam
anggur seperti cluster Genus Staphylococcus termasuk setidaknya 40 spesies.
Dari jumlah tersebut, sembilan memiliki dua subspesies dan satu memiliki tiga
subspesies ( Rossenbacch, 1884 )
b. Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan: Bakteri
Filum: Firmicutes
Kelas: Basil Tahan
Order: Bacillales
Keluarga: Staphylococcaceae
Genus: Staphylococcus
( Rosenbach, 1.884 )
Filum: Firmicutes
Kelas: Basil Tahan
Order: Bacillales
Keluarga: Staphylococcaceae
Genus: Staphylococcus
( Rosenbach, 1.884 )
c.
Dostribusi
Geografik
Sebagian
besar tidak berbahaya . Berada normal pada kulit dan selaput lendir manusia dan
organisme lainnya. Ditemukan di seluruh dunia, mereka adalah komponen kecil
dari flora mikroba tanah. ( Rossenbach, 1884 )
d. Morfologi
Staphylococcus merupakan
bakteri berbentuk bulat yang terdapat dalam bentuk tunggal, berpasangan,
tetrad, atau berkelompok seperti buah anggur. Nama bakteri ini berasal dari
bahasa Latin “staphele” yang berarti anggur. Beberapa spesies memproduksi
pigmen berwarna kuning sampai oranye misalnya S. aureus. Bakteri ini membutuhkan nitrogen organik (asam amino)
untuk pertumbuhannya, dan bersifat anaerobik fakultatif. ( Robert, 2002 )
Gambar 2.8. Staphylococcus spp ( Prianto,2006 )
e. Penyebab Penyakit
Anggota
genus Staphylococcus sering menjajah
kulit dan saluran pernapasan atas mamalia dan burung. Beberapa kekhususan
spesies telah diamati dalam kisaran inang, seperti bahwa spesies Staphylococcus yang diamati pada
beberapa hewan tampak lebih jarang pada spesies inang yang lebih jauh terkait, seperti S. arlattae (ayam,
kambing), Auricularis s. (
rusa, anjing, manusia ), S. capitis ( manusia ). (Prianto, 2006 )
Staphylococcus dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit pada manusia dan hewan lainnya baik melalui produksi racun atau
penetrasi. Racun staphylococcal adalah penyebab umum dari keracunan makanan,
karena mereka dapat diproduksi oleh bakteri yang tumbuh di makanan
benar-disimpan. Sialadenitis
paling umum disebabkan oleh stafilokokus, seperti infeksi bakteri. ( Robert, 2002 )
9. Bakteri Bentuk Batang Gram ( - )
a. Pengertian
Merupakan bakteri berbentuk batang
yang menggunakan pengecatan gram ( - ). ( Richard, 2008 )
b. Karakteristik
· Memiliki
Cytoplasmic membrane
· Lapisan
peptidoglikan tipis
· Memiliki
membran tambahan diluar lapisan peptidoglikan yang dipisahakan oleh spasium
periplasmik.
· Membran
luar terdiri atas Lipopolisakarida (LPS) yang tersusun oleh lipid A, inti
polisakarida, antigen O
· Terdapat
porin di membran luar sebagai pori-pori untuk molekul tertentu.
· Memiliki
S-layer (Surface layer) yang melekat langsung pada membran luar.
· Jika
memiliki flagella, maka akan disokong oleh 4 buah cincin.
· Tidak
memiliki asam teichoic ataupun asam lipoteichoic.
· Lipoprotein
merekat pada polisakarida.
· Kebanyakan
tidak mengalami sporulasi. ( Robert,
2002 )
Gambar 2.9. Kuman Bentuk Batang Gram ( - ). ( Prianto,
2006 )
c.
Penyebab Penyakit
Infeksi
saluran kemih, luka infeksi nafas, dan peradangan selaput otak. ( Singgih, 2000
)
10. Bakteri Tahan
Asam ( Basil )
a.
Pengertian
Bakteri tahan asam adalah bakteri
yang mempertahankan zat warna karbol-fuchsin (fuchsin basayang dilarutkan dalam
suatu campuran phenol-alkohol-air) meskipun dicuci dengan asam klorida dalam
alkohol. Sediaan sel bakteri pada gelas alas disiram dengan cairan karbol
fuchsin kemudian dipanaskan sampai keluar uap. Setelah itu, zat warna dicuci
dengan asam alkohol dan akhirnya diberi warna kontras (biru atau hijau).
Bakteri-bakteri tahan asam (spesies Mycobakterium
dan beberapa Actinomycetes yang
serumpun) berwarna merah dan yang lain-lain akan berwarna sesuai warna kontras.( Inge, 2009 )
b. Morfologi
Berbentuk
batang, yang tidak membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai bakteri ini
tahan terhadap penghilangan warna (deklorisasi) oleh asam atau alkohol dan
karena itu dinamakan basil tahan asam. Ciri –ciri khas dalam jaringan, basil
tuberkel merupakan batang ramping lurus berukuran kira-kira 0,4 x 3 µm. Pada
perbenihan buatan terlihat bentuk coccus dan filamen. ( Robert, 2009 )
Gambar 2.10. Bakteri Tahan Asam (
Basil ). ( Prianto, 2006)
c. Penyebab Penyakit
Microbacterium Tuberculosis ( TBC ) yaitu
TBC paru – paru, TBC tulang, dan lain – lain. ( Indrawati, 2000 )
11.
Pengecatan
a. Pengecatan Gram
atau metode Gram
Merupakan
salah satu
teknik pewarnaan yang paling penting dan luas yang digunakan untuk
mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah
terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut : zat pewarna kristal violet,
larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya
berupa zat warna safranin atau air fuchsin.. Bakteri yang terwarnai dengan
metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri Gram Positif dan Bakteri
Gram Negatif. ( Mitchel, 2000 )
Bakteri Gram positif
akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak
berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan
kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan
sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin
atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh
perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya.Dalam pewarnaan gram diperlukan
empat reagen yaitu :
a) Zat warna utama (violet kristal)
b) Mordan
(larutan Iodin)
c) Pencuci / peluntur zat warna
(alcohol / aseton)
d.) Zat warna kedua / cat penutup (safranin)
b. Pewarnaan Zeihl Neelsen ( ZN )
Pewarnaan ini
menggunakan pewarna utama karbol fuksin. Yang memungkinkan bakteri tahan asam
terlihat berwarna merah, sementara jenis lain akan tampak sesuai pewarna
pembanding. Pewarnaan Ziehl-Neelsen menggunakan 3 jenis larutan, yaitu ZN A, ZN
B, dan ZN C. Larutan ZN A merupakan cat utama yang berupa karbolfuksin,
memberikan warna merah kepada sel bakteri. (
Robert, 2002 )
Larutan ZN B adalah peluntur yang berupa
etanol, yang melunturkan warna merah pada bakteri tidak tahan asam, sementara
warna merah pada bakteri tahan asam tidak luntur. Larutan ZN B merupakan
pewarna pembanding berupa methylen blue, sehingga bakteri tidak tahan asam yang
tadi warnanya luntur memiliki kekontrasan dengan bakteri tahan asam. Hasil
akhirnya adalah bakteri tahan asam tampak berwarna merah, sementara bakteri
tidak tahan asam berwarna biru. ( Robert,
2002)
c . Pewarnaan LPCB
Pada pewarnaan
LPCB (Lactopenol Conten Bloe), menggunakan cairan LPCB yang memiliki tiga
komponen: fenol, yang akan membunuh organisme hidup, asam laktat yang
memelihara struktur jamur, dan biru kapas yang memberi warna/noda chitin pada
dinding sel jamur. Hasil yang didapat setelah diamati dibawah mikroskop adalah
jamur yang diamati (Rhizopus sp) menjadi berwarna biru, dengan dasar lebih
terang sehingga strukturnya terlihat lebih jelas. ( Adam, 1998 )
BAB III
Metode Praktikum
A.
Alat
1.
Mikroskop Cahaya dan Listrik
Ø Digunakan
untuk melihat morfologi sel kuman, susunan khas kuman, sifat kuman terhadap
cat, warna kuman dan warna dasar cat.
2.
Kertas Gambar A4
Ø Digunakan
sebagai media atau tempat menggambar hasil pengamatan jamur dan bakteri
3.
Alat Tulis
Ø Digunakan
sebagai alat bantu untuk menggambar hasil pengamatan jamur dan bakteri, seperti
pensil, penghapus, penggaris, jangka, dll.
4.
Pensil Warna
Ø Digunakan
untuk membantu mewarnai gambar hasil pengamatan
B.
Bahan
1.
Preparat
Ø Digunakan
sebagai objek yang diamati morfologinya baik bentuk, struktur, sifat, warna dan
jenis pengecatan. Yang terdiri dari :
-
Preparat Microbacterium
Leprae
-
Praparat Macroconidia
-
Praparat Yeast Cell
-
Praparat Penicillium
-
Praparat Aspergiluus Spp,
-
Praparat Mucor
-
Praparat Bacillus
Spp
-
Praparat Staphylococcus
-
Praparat Kuman Bentuk Batang
-
Praparat Bakteri Tahan Asam.
C.
Skema Kerja
Praktikum
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil
1.
Microbacterium
Lepra
|
Material : Ries Serum
|
Pengecatan
: Ziehl Neelsen ( ZN )
|
Penyebab
Penyakit : Saraf Usus dan Tulang Hancur
|
Perbesaran :
100 x 10
|
Warna
Dasar : Biru
|
Warna
Kuman : pink / merah
|
Tabel
4.1. Hasil Pengamatan Microbactreium Lepra
2.
Macroconidia
|
Material :
Kultur
|
Pengecatan
:
LPCB ( Lactopenol Conrtn Bloe)
|
Penyebab
Penyakit : Dermatopiton ( Gatal – Gatal / Panu )
|
Perbesaran : 40
x 10
|
Warna
Dasar : Biru
|
Warna
Kuman : Biru
|
Tabel 4.2.
Hasil Pengamatan Macromedia
3.
Yeast Cell,
Pseudohyphae
|
Material :
Kultur
|
Pengecatan
: Gram ( + )
|
Penyebab
Penyakit : Pada Wanita Keputihan
|
Perbesaran : 40 x 10
|
Warna
Dasar : Merah
|
Warna
Kuman : Ungu Violet
|
Tabel 4.3. Hasil Pengamatan
Yeast Cell, Pseudohyphae
4.
Penicillium
|
Material : Kultur
|
Pengecatan
: LPCB ( Lactopenol Conrtn Bloe)
|
Penyebab
Penyakit : Radang Tenggorokan, Paru - Paru
|
Perbesaran : 40 x 10
|
Warna
Dasar : Biru
|
Warna
Kuman : Biru
|
Tabel 4.4.
Hasil Pengamatan Penicillium
5.
Aspergiluus spp
|
Material : Kultur
|
Pengecatan
: LPCB ( Lactopenol Conrtn Bloe)
|
Penyebab
Penyakit : Radang Paru - Paru
|
Perbesaran :
40 x 10
|
Warna
Dasar : Biru
|
Warna
Kuman : Biru
|
Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Aspergiluus spp
6.
Mucor
|
Material : Kultur
|
Pengecatan
: LPCB ( Lactopenol Conrtn Bloe)
|
Penyebab
Penyakit : Gatal – Gatal pada Kulit
|
Perbesaran :
40 x 10
|
Warna
Dasar : Biru
|
Warna
Kuman : Biru
|
Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Mucor
7.
Bacillus spp ( kbb
gram ( + ) berspora )
|
Material : Kultur
|
Pengecatan
: Gram
|
Penyebab Penyakit : Infeksi
Kulit, Paru – Paru, pada usus dam
selaput otak
|
Perbesaran :
100 x 10
|
Warna
Dasar : Merah
|
Warna
Kuman : Ungu Violet
|
Tabel 4.7. Hasil Pengamatan
Bacillus spp ( kbb gram ( + ) berspora )
8.
Staphylococcus spp
|
Material : Kultur
|
Pengecatan :
Gram
|
Penyebab Penyakit :
Peradangan, Nekrosis, Abses dan Keracunan Makanan
|
Perbesaran : 100 x 10
|
Warna
Dasar : Merah
|
Warna
Kuman : Ungu / Violet
|
Tabel 4.8. Hasil Pengamatan
Staphylococcus spp
9.
Kuman Bentuk Batang
Gram ( - )
|
Material : Kultur
|
Pengecatan
: Gram
|
Penyebab Penyakit : Infeksi
Saluran Kemih, Luka Infeksi Nafas, dan Peradangan Selaput Otak
|
Perbesaran :
100 x 10
|
Warna
Dasar : Merah
|
Warna
Kuman : Merah
|
Tabel 4.9. Kuman Bentuk Gram (
- )
10.
Bakteri Tahan Asam
( Basil )
|
Material : Kultur / Sputum
|
Pengecatan
: Ziehl Neelsen
|
Penyebab Penyakit :
Mycrobacterium Tuberculosis ( TBC ), TBC Paru – Paru, Tulang, dll
|
Perbesaran : 100 x 10
|
Warna
Dasar : Biru
|
Warna
Kuman : Pink / Merah pink
|
Tabel 4.10. Hasil Pengamatan
Bakteri Tahan Asam ( Basil )
B.
Pembahasan.
1.
Mycrobacterium Leprae
Pada
pengamatan Mycrobacterium Leprae,
saya meneliti menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100 x 10, karena kuman
tidak terlihat jelas apabila dilihat dengan mata telanjang. Berdasarkan hasil
pengamatan, bentuk Mycrobacterium Leprae
adalah bulat seperti kapsul . Susunannya bergerombol atau berkeompok dan
meyebar merata. Pada Mycrobacterium Leprae menggunakan pengecatan Ziehl Nelsen
( ZN ), sehingga warna kumannya adalah merah, sedangkan warna dasarnya adalah
biru. Mycrobacterium leprae dapat
menyebabkan penyakit saraf usus dan tulang menjadi hancur atau keropos.
2.
Macroconidia
Pada pengamatan Macroconidia, saya meneliti menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 40 x 10, karena jamur tidak terlihat jelas apabila
dilihat dengan mata telanjang. Berdasarkan hasil pengamatan, bentuk Macroconidia adalah tidak teratur, berbentuk
lonjong seperti pete serta terdapat sel berbentuk bulat kecil .Susunannya
menyebar merata di seluruh sel. Pada Macroconidia menggunakan pengecatan LPCB
( Lactopenol Conten Bloe ), sehingga warna kumannya adalah biru, sedangkan
warna dasarnya adalah biru. Macroconidia
dapat menyebabakan penyakit dermatofitosis ( gatal – gatal atau panu ).
3.
Yeast Cell,
Pseudohyphae
Pada pengamatan Yeast Cell, Pseudohyphae , saya meneliti
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40 x 10, karena kuman tidak terlihat
jelas apabila dilihat dengan mata telanjang. Berdasarkan hasil pengamatan,
bentuk Yeast Cell adalah bulat – oval
( seperti telur ). Susunannya bergerombol atau berkelompok dan menyebar di seluruh sel. Pada Yeast Cell menggunakan pengecatan
Gram ( + ), sehingga warna kumannya
adalah ungu atau violet, sedangkan warna dasarnya adalah merah. Yeast Cell dapat meyebabkan keputihan
pada wanita.
4.
Penicillium
Pada pengamatan Penicillium, saya meneliti menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 40 x 10, karena kuman tidak terlihat jelas apabila
dilihat dengan mata telanjang. Berdasarkan hasil pengamatan Penicillium, bentuk
Penicillium adalah tidak teratur ,
seperti jari dengan ada tangkainya. Susunannya adalah menyebar merat di seluruh
sel. Pada Penicillium menggunakan pengecatan LPCB ( Lactopenol Contrn Bloe ),
sehingga warna kumannya adalah biru, sedangkan warna dasarnya adalah biru. Penicillium dapat menyebabkan penyakit
radang tenggorokan dan paru – paru.
5.
Aspergilluus spp
Pada pengamatan Aspergillus spp, saya meneliti
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40 x 10, karena kuman tidak terlihat
jelas apabila dilihat dengan mata telanjang. Berdasarkan hasil pengamatan
bentuk kuman Aspergillus spp adalah tidak
teratur, bulat dengan ada rambut- rambutnya ( seperti matahari terbit ) dan ada
benang – benang seperti tangkainya. Susunannya adalah menyebar merata di seluruh
sel. Pada Aspergillus spp menggunakan
pengecatan LPCB ( Lactopenol Contrn Bloe ), sehingga warna kumannya adalah
biru, sedangkan warna dasarnya adalah biru. Aspergillus
spp menyebabkan penyakit peradangan pada paru – paru.
6.
Mucor
Pada pengamatan Mucor, saya meneliti menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 40 x 10, karena kuman tidak terlihat jelas apabila
dilihat dengan mata telanjang. Berdasarkan hasil pengamatan bentuk kuman Mucor adalah
bulat seperti bola pimpong atau raket, dengan ada benang – benang
seperti tangkainya yang saling menghubungkan . susunannya adalah menyebar di
seluruh sel. Pada Mucor menggunakan
pengecatan LPCB ( Lactopenol Contrn Bloe ), sehingga warna kumannya adalah
biru, sedangkan warna dasarnya adalah biru. Mucor
menyebabkan penyakit gatal – gatal
pada kulit.
7.
Bacillus spp
Pada pengamatan Bacillus spp, saya meneliti menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 100 x 10, karena kuman tidak terlihat jelas apabila
dilihat dengan mata telanjang. Berdasarkan hasil pengamatan bentuk kuman Bacillus spp adalah tidak teratur,
bentuknya seperti cacing – cacing kecil. susunannya adalah menyebar di seluruh
sel. Pada Bacillus spp menggunakan
pengecatan Gram ( + ) sehingga warna
kumannya adalah ungu, sedangkan warna dasarnya adalah merah. Bacillus spp menyebabkan penyakit infeksi
pada kulit, paru – paru, infeksi pada usus, infeksi selaput otak.
8.
Staphylococcus spp
Pada pengamatan Staphylococcus spp, saya meneliti
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100 x 10, karena kuman tidak terlihat
jelas apabila dilihat dengan mata telanjang. Berdasarkan hasil pengamatan
bentuk kuman Staphylococcus spp adalah
teratur, bentuknya bulat seperti anggur. Susunannya adalah berpasangan atau
berantai dan menyebar di seluruh sel. Pada Staphylococcus
spp menggunakan pengecatan Gram ( + )
sehingga warna kumannya adalah ungu atau violet, sedangkan warna dasarnya
adalah merah. Staphylococcus spp menyebabkan peradangan, nekrosis, abses dan
keracunan pada makanan.
9.
Kuman Bentuk Gram (
- )
Pada pengamatan Kuman bentuk gram
( - ), saya meneliti menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100 x 10, karena
kuman tidak terlihat jelas apabila dilihat dengan mata telanjang. Berdasarkan
hasil pengamatan bentuk Kuman Betuk Batang adalah tidak teratur, bentuknya
seperti batang panjang. Susunannya adalah menyebar merat di seluruh sel. Pada
Kuman Bentuk Batang menggunakan
pengecatan Gram ( - ) sehingga warna
kumannya adalah merah, sedangkan warna dasarnya adalah merah. Kuman Bentuk
Batang menyebabkan penyakit infeksi pada
saluran kemih, luka infeksi pada saluran pernapasan dan peradangan selaput
otak.
10.
Bakteri Tahan Asam
( Basil )
Pada pengamatan bakteri tahan asam
( Basil ), saya meneliti menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 100 x 10, karena kuman tidak terlihat jelas apabila
dilihat dengan mata telanjang. Berdasarkan hasil pengamatan bentuk kuman
Bakteri Tahan Asam adalah tidak teratur, bentuknya seperti pulau
– pula kecil yang tidak teratur. Susunannya menyebar merat di seluruh sel. Pada
Bakteri Tahan Asam menggunakan pengecatan Ziehl Neelsen ( ZN
) sehingga warna kumannya adalah merah ,
sedangkan warna dasarnya adalah biru. Bakteri Tahan Asam menyebabkan penyakit mycrobacterium
tuberculosis ( TBC ), TBC paru – paru, tulang dan lain – lain.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Bakteri Mycrobacterium
Leprae berbentuk bulat seperti kapsul dan susunannya bergerombol atau
berkelompok.
2.
Jamur Macroconidia berbentuk tidak
teratur, lonjong seperti pete serta
terdapat sel berbentuk bulat kecil, susunannya meyebar merata di seluruh sel.
3.
Jamur Yeast
Cell, Pseudohyphae berbentuk bulat – oval ( seperti telur ),
susunannya bergerombol atau berkelompok.
4.
Jamur Penicillium
berbentuk tidak teratur , seperti jari dengan ada tangkainya, susunannya
menyebar merata di seluruh sel.
5.
Jamur Aspergillus
spp berbentuk tidak teratur, bulat dengan ada rambut- rambutnya ( seperti
matahari terbit.) dan ada benang – benang seperti tangkainya. Susunannya adalah menyebar merata di seluruh
sel.
6.
Jamur Mucor berbentuk tidak teratur, bulat
dengan ada rambut- rambutnya ( seperti matahari terbit ) dan ada benang –
benang seperti tangkainya, susunannya menyebar merata di seluruh sel.
7.
Kuman Bacillus
spp berbentuk tidak teratur, seperti cacing – cacing kecil, susunannya
menyebar merata di seluruh sel.
8.
Jamur Staphylococcus
berbentuk teratur, bentuknya bulat seperti anggur, susunannya berpasangan
berantai.
9.
Jamur Kuman Bentuk Batang berbentuk tidak teratur,
bentuknya seperti batang panjang, susunannya menyebar merata di seluruh sel.
10. Jamur Bakteri
Tahan Asam ( Basil ) berbentuk seperti
pulau – pula kecil yang tidak teratur, susunannya menyebar merata di seluruh
sel.
11. Pengecatan Gram ( + ) warna dasar merah, warna
kuman ungu atau violet, yang termasuk
pengecatan gram ( + ) yaitu Yeast
cell,Bacillus spp, dan Staphylococcus spp,.
12. Pengecatan
Gram ( - ) warna dasar merah, warna kuman merah, yang temasuk pengecatan gram (
- ) yaitu Kuman Bentuk Batang.
13. Pengecatan
Ziehl Neelsen ( ZN ) warna dasar biru, warna kuman merah, yang termasuk
pengecatan Zeih Neelsen yaitu Microbacterium
leprae, Bakteri Tahan Asam ( Basil ).
14. Pengecatan
LPCB ( Lactopenol Conten Bloe ) warna dasar biru, warna kuman biru yang
termasuk pengecatan LPCB yaitu Macroconidia,
Penicillium, Apergillus spp dan Mucor.
B.
Saran
Ada beberapa saran yang perlu saya sampaikan
kepada pihak – pihak terkait :
1.
Fakultas perlu memperluas ruang laboratorium terpadu
FKM Undip, karena mengingat ruangan yang terbatas tidak sebanding dengan jumlah
mahasiswa yang melakukan praktikum. Selain itu, fasilitas labortaorium juga
perlu ditambah guna meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk melakukan kegiatan
praktikum.
2.
Pihak Penanggung Jawab Praktikum perlu menambah
waktu untuk melakukan praktikum, sehingga mahasiswa tidak hanya melakukan
kegiatan pengamatan, namun mahasiswa juga bisa melakukan uji coba dari persiapan
awal hingga akhir percobaan dengan maksimal.
Daftar Pustaka
Adam, Syamsunir. 1995. Dasar – Dasar Mikrobiologi Parasitologi.
Jakarta : EGC
Adiguna ,dkk. 2004. Epidemiologi
Dermatomikosis di Indonesia. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Diah, Aryulina.2006. Biologi
1. Jakarta : Erlangga
Ganjar, Indrawati,dkk. 2000. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia
Hayati, Nur. 2010. Senarai Istilah – Istilah Mikologi. Palembang
: Universitas Sriwijaya
Mitchel, dkk. 2000. Dasar Patologi Penyakit. Jakarta : EGC
Prianto, Juni, dkk. 2006. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta :
Gramedia
Richard,dkk. 2008. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Jakarta : EGC
Robert, dkk. 2002. Resensi Ilmu Laboratorium Klinis.
Jakarta : 2002
Singgih, Marlia. 2000.
Identifikasi dan Karakteistik
Mikroba dengan Cara Mikrobiologi.
Bandung : ITB
Siregar R.S. 2004. Penyakit
Jamur Kulit. Edisi kedua. Jakarta: EGC
Sutanto, Inge, dkk. 2009. Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Lampiran
1 komentar:
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)
Posting Komentar