BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Istilah hazard
atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk
mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami
oleh pekerja atau instansi. Ada berbagai macam jenis potensi bahaya salah
satunya yaitu potensi bahaya kimia.
Bahan kimia yang ada disekitar pekerja pada dasarnya
merupakan sebuah potensi bahaya. Bahan-bahan tersebut mempunyai resiko untuk
mengganggu kesehatan pekerja. Banyak penyakit salah satunya keracunan dan
kanker yang sering terjadi akibat paparan zat kimia yang berlebihan pada
pekerja.
Dikarenakan seorang pekerja tidak akan lepas dari
potensi bahaya dalam aktivitas kerjanya. Oleh karena itulah manajemen
pengendalian kecelakaan kerja perlu dilakukan semaksimal mungkin untuk
menciptakan lingkungan kerja yang aman sehingga pekerja dapat bekerja dengan
keadaan sejahtera baik fisik maupun psikisnya.
Ketika terjadi sebuah kasus kecelakaan kerja pada
pekerja diperlukan analisis yang mendetail tentang apa, siapa dan bagaimana
kasus tersebut dapat terjadi. Menganilisis sumber potensi bahaya yang
menyebabkan kecelakaan kerja dari kasus tersebut dapat menjadi cerminan baik
buruknya penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada perusahaan.
Tidak hanya perusahaan yang besar namun perusahaan kecil seperti home industri
juga perlu menerapkan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang baik untuk
menjamin keselamatan pekerjanya.
Analisis kasus yang dilakukan juga dapat digunakan
untuk mendapatkan solusi untuk tindakan preventif terhadap kecelakaan kerja
akibat dari adanya potensi bahaya dalam lingkungan kerja para pekerja.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apakah potensi bahaya kimia itu?
1.2.2
Bagaimana dampak potensi bahaya kimia
bagi pekerja?
1.2.3
Bagaimana analisis contoh kasus
kecelakaan kerja akibat potensi bahaya kimia?
1.2.4
Bagaimana solusi yang dapat dilakukan
dari kasus kecelakaan kerja akibat potensi bahaya kimia tersebut?
1.3
Manfaat
1.3.1
Bagi Dosen
Dapat dijadikan rujukan
untuk menilai tingkat pemahaman dan penalaran mahasiswa terhadap potensi bahaya
kimia dan solusi penanggulangannya.
1.3.2
Bagi Mahasiswa
Dapat dijadikan bahan
untuk belajar menganalisis kasus kecelakaan kerja akibat potensi bahaya kimia
yang ada di lingkungan kerja.
1.4 Tujuan
1.4.1
Dapat memahami potensi bahaya kimia.
1.4.2
Dapat menjelaskan dampak potensi bahaya
kimia bagi pekerja.
1.4.3
Dapat menjelaskan analisis contoh kasus
kecelakaan kerja akibat potensi bahaya kimia.
1.4.4
Dapat menjelaskan solusi yang dapat
dilakukan dari kasus kecelakaan kerja akibat potensi bahaya kimia tersebut.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Potensi Bahaya Kimia
2.1.1
Pengertian
Hazard adalah suatu potensi yang
menimbulkan bahaya terhadap kehidupan kesehatan, harta benda atau lingkungan. Resiko adalah kemungkinan yang dapat diukur dari suatu kejadian yang
menimbulkan bahaya terhadap kehidupan, kesehatan, harta benda atau lingkungan (Majid, A. 2005).
Potensi bahaya kimia,
yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan dalam
proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh pekerja
melalui : inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui
mulut ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit). Terjadinya
pengaruh potensi kimia terhadap tubuh pekerja sangat tergantung dari jenis
bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap. asap; daya
acun bahan (toksisitas); cara masuk ke dalam tubuh.
2.2 Dampak Potensi Bahaya Kimia Bagi
Pekerja
Adapun risiko bahaya
yang dapat ditimbulkan pada industri logam adalah sebagai berikut :
1.
Tembaga (Cu)
Logam tembaga
(Cu) merupakan mikroelemen esensial untuk semua tanaman dan hewan, termasuk
manusia. Kebutuhan tubuh per hari akan Cu adalah 0,05 mg/kg berat badan. Pada
kadar tersebut tidak terjadi akumulasi Cu pada tubuh manusia normal. Namun,
konsumsi Cu dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan gejala-gejala yang akut.
Beberapa gejala keracunan Cu adalah sakit perut, mual, muntah, diare, dan
beberapa kasus yang parah dapat menyebabkan gagal ginjal dan kematian.
2.
Arsen (As)
Arsen (As) atau
sering disebut arsenik dapat merusak ginjal dan bersifat racun yang sangat
kuat. Senyawa arsen sangat sulit dideteksi karena tidak memiliki rasa yang khas
atau ciri-ciri pemaparan lain yang menonjol. Gejala keracunan senyawa arsen
terutama adalah sakit di kerongkongan, sukar menelan, disertai rasa nyeri
lambung dan muntah-muntah. Kompensasi dari pemaparan arsen terhadap manusia
adalah kanker, terutama kanker paru-paru dan hati. Terpapar arsen di udara juga
dapat menyebabkan pembentukan kanker kulit pada manusia.
3.
Aluminium (Al)
Sekitar 20 tahun yang lalu, ada penelitian yang menunjukkan bahwa aluminium
merupakan penyebab penyakit alzheimer. Akibatnya, banyak organisasi dan individu yang mengurangi
tingkat pemakaian peralatan dari alumimium. Namun, Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menyimpulkan bahwa, penelitian
yang menyatakan bahwa aluminium merupakan penyebab penyakit alzheimer tidak
dapat dipercaya, karena penelitian tersebut tidak memperhitungkan asupan
aluminium total yang ada dalam penyakit itu. Meskipun tidak ada bukti yang
meyakinkan bahwa aluminium sebagai penyebab utama penyakit alzheimer, para
peneliti bersepakat untuk melakukan penelitian lebih lanjut lagi. Pada industri
logam, perlu diperhatikan keselamatan para pekerja, karena aluminium yang
terkandung dalam cairan logam di tempat kerja menyebabkan kanker. Target organ aluminium
adalah sistem saraf pusat, ginjal, dan sistem pencernaan.
4.
Timbal (Pb)
Logam timbal
(Pb) merupakan logam yang lunak dan berwarna cokelat kehitaman serta mudah
dimurnikan dari pertambangan. Bahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan Pb ini
adalah sering menyebabkan keracunan. Logam Pb dapat masuk ke dalam tubuh
melalui pernapasan, makanan, dan minuman. Accidental
poisoning seperti
termakannya senyawa timbal dalam konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan gejala
keracunan timbal seperti iritasi gastrointestinal akut, rasa logam pada mulut,
muntah, sakit perut, dan diare. Pb dapat mempengaruhi sistem saraf,
inteligensia, dan pertumbuhan. Pb di dalam tubuh menyebabkan hambatan pada
aktivitas kerja sistem enzim. Efek logam Pb pada kesehatan manusia adalah
menimbulkan kerusakan otak, kejang-kejang, gangguan tingkah laku, dan bahkan
kematian.
5. Besi (Fe)
Besi merupakan logam berat, karena dengan mengonsumsi suplemen zat besi,
anak-anak kecil akan keracunan, misalnya, konsumsi sebanyak 5-9 tablet besi 30
mg. Konsumsi makanan yang
mengandung besi dapat menimbulkan efek racun, karena besi diserap dengan cepat
dalam saluran pencernaan. Sifat
korosif dari besi lebih meningkatkan penyerapan racun. Keracunan besi dapat
terjadi jika mengonsumsi sulfat merah-tablet yang dilapisi besi atau preparat
multivitamin dewasa untuk permen. Sumber-sumber lain dari besi adalah air
minum, pipa besi, dan peralatan masak. Target organ adalah hati, sistem kardiovaskular, dan ginjal.
6. Kromium (Cr)
Dalam bentuk makanan, kromium
diserap 10-25 %. Kromium digunakan dalam pembuatan baja, batu bata dalam tungku, pewarna, pigmen untuk meningkatkan ketahanan
logam dan krom, penyamakan kulit, dan kayu. Penjualan produk atau bahan kimia yang
mengandung kromium dan bahan bakar fosil menyebabkan terjadinya pembakaran ke udara, tanah, dan air. Partikel menetap di udara dalam waktu
kurang dari 10 hari, akan menempel pada partikel tanah, dan dalam air dengan
sedikit larut. Efek racun akan
timbul, jika menghirup udara tempat kerja yang terkontaminasi, misalnya dalam
pengelasan stainless steel, kromat atau produksi pigmen krom, pelapisan krom,
dan penyamakan kulit. Selain itu, jika menghirup serbuk gergaji dari kayu yang
mengandung kromium akan menimbulkan efek keracunan. Efek toksik kromium dapat
merusak dan mengiritasi hidung, paru-paru, lambung, dan usus. Dampak jangka panjang yang tinggi dari kromium menyebabkan kerusakan
pada hidung dan paru-paru. Mengonsumsi makanan berbahan kromium dalam jumlah
yang sangat besar, menyebabkan gangguan perut, bisul, kejang, ginjal, kerusakan hati, dan bahkan kematian.
7. Merkuri (Hg)
Elemen merkuri
(Hg) berwarna kelabu-perak, sebagai cairan pada suhu kamar dan mudah menguap
bila dipanaskan. Hg2+ (senyawa anorganik) dapat mengikat
karbon, membentuk senyawa organomerkuri. Metil Merkuri (MeHg) merupakan bentuk
penting yang menimbulkan keracunan pada manusia. Sebagian senyawa merkuri yang dilepas
ke lingkungan akan diubah menjadi metilmerkuri (MeHg) oleh mikroorganisme dalam
air dan tanah. MeHg dengan cepat akan diakumulasikan dalam ikan atau tumbuhan
dalam air permukaan. Kadar merkuri dalam ikan dapat mencapai 100.000 kali dari kadar air disekitarnya, jika ikan
tersebut berada di lingkungan pabrik yang menggunakan logam merkuri.
Orang-orang yang mempunyai potensial terkena merkuri (Hg) diantaranya :
-
Pekerja pabrik yang menggunakan Hg.
-
Janin, bayi dan anak-anak :
·
MeHg dapat menembus plasenta.
·
Sistem saraf sensitif terhadap
keracunan Hg.
·
MeHg pada ASI, maka bayi yang
menyusu dapat terkena racun.
Masyarakat pengkonsumsi ikan
yang berasal dari daerah perairan yang tercemar merkuri. Merkuri termasuk
bahan teratogenik. MeHg didistribusikan
keseluruh jaringan terutama di darah dan otak. MeHg terutama
terkonsentrasi dalam darah dan otak, 90 % ditemukan dalam darah merah. Efek toksisitas merkuri terutama pada susunan saraf pusat (SSP)
dan ginjal, dimana merkuri terakumulasi yang dapat menyebabkan kerusakan SSP
dan ginjal antara lain tremor (gerakan
fluktuatif gemetar pada tubuh) dan kehilangan daya ingat. MeHg mempunyai efek
pada kerusakan janin dan terhadap pertumbuhan bayi. Kadar MeHg dalam darah bayi
baru lahir dibandingkan dengan darah ibu mempunyai kaitan signifikan. Bayi yang
dilahirkan dari ibu yang terkena racun MeHg dapat menderita kerusakan otak
dengan akibat :
a. Retardasi
mental, yaitu keadaan dengan intelegensia yang
kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak).
b. Tuli.
c. Buta.
d. Mikrocephali (campak).
e. Cerebral
palsy.
f. Gangguan menelan makanan.
Efek
terhadap sistem pernapasan dan pencernaan makanan dapat menyebabkan terjadinya
keracunan yang parah. Keracunan merkuri dari lingkungan dapat mengakibatkan
kerusakan berat pada jaringan paru-paru, sedangkan
keracunan makanan yang mengandung merkuri dapat menyebabkan kerusakan liver.
8.
Sodium Sianida ( NACN)
Lazimnya,
Sianida digunakan di pertambangan. Sianida berfungsi untuk memisahkan kandungan
emas dari material lainnya, sehingga unsur emas murni di dapatkan. Penggunaan
Sianida dalam proses tersebut umumnya dengan mencampur cairan Sianida dengan
material yang akan disaring. Dalam beberapa kasus pencemaran, sisa
limbah SIanida ini yang nantinya mencemari lingkungan dan membahayakan manusia.
Racun
ini diklaim lebih mematikan dari potassium sianida. Sodium sianida adalah turunan
dari potassium sianida,yang mempunyai efek sama, tapi lebih cepat,yaitu
membunuh kurang dari 3 jam,dengan dosis yang sama. Zat ini dapat diperoleh di
pabrik pupuk dan pengolahan limbah kimia.
Potasium
Sianida juga diklaim sebagai racun yang sangat mematikan,dengan waktu reaksi
antara 3-4 jam lalu mati. Racun ini menyerang pembuluh darah jantung, menutup aliran darah sehingga
korban kolaps dan mati.
Racun ini bisa didapatkan dari peracun ikan
(potas),dan pupuk Urea. Untuk takaran, beri 5 ml pada berat badan antara 50-60 kg.
9.
Asam Sulfat (H2SO4)
Walaupun asam sulfat tidak mudah terbakar, kontak dengan logam dalam
kasus tumpahan asam dapat menyebabkan pelepasan gas hidrogen.
Penyebaran aerosol asam dan gas sulfur
dioksida menambah bahaya kebakaran yang melibatkan asam sulfat.
Asam sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya. Resiko
utama asam sulfat adalah kontak dengan kulit yang menyebabkan luka bakar dan
penghirupan aerosol asap. Paparan dengan aerosol asam pada konsentrasi tinggi
akan menyebabkan iritasi mata, saluran pernapasan, dan membran mukosa yang
parah. Iritasi akan mereda dengan cepat setelah paparan, walaupun terdapat
risiko edema paru apabila kerusakan jaringan lebih
parah. Pada konsentrasi rendah, simtom-simtom akibat paparan kronis aerosol
asam sulfat yang paling umumnya dilaporkan adalah pengikisan gigi. Indikasi
kerusakan kronis saluran pernapasan masih belum jelas. Di Amerika
Serikat, batasan paparan yang diperbolehkan ditetapkan sebagai
1 mg/m³. Terdapat pula laporan bahwa penelanan asam sulfat menyebabkan defisiensi vitamin B12 dengan degenarasi gabungan subakut.
2.3 Analisis Contoh Kasus
2.3.1 Contoh Kasus
Hirup Bahan Kimia, Pekerja Pabrik Logam Keracunan Jan
11 18
Bandung – Sebanyak tujuh orang pekerja dan seorang
pemilik home industry di Jalan Terusan Jamika Gang KH Ishak Wijaya dilarikan ke
Rumah Sakit Immanuel Bandung karena keracunan uap dari bahan kimia NaCN.
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 14.00 WIB tersebut berawal saat salah satu
pekerja membuka jeriken berisi cairan NaCN yang biasa digunakan dalam proses
penyepuhan tembaga. “Begitu tutup jeriken dibuka, uap berbau menyengat langsung
menyebar ke seluruh ruangan dan meracuni delapan orang yang ada di ruangan
itu,” kata Kapoltabes Bandung Kombes Pol Jaya Subrianto melalui Kapolsektabes
Babakan Ciparay Kompol Wiharyatmo di RS Immanuel Bandung, Senin (17/1/2011).
Kedelapan korban itu Suroto, pemilik usaha dan tujuh karyawannya, yakni Wawan,
Asep Halri, Dadang, Dendy, Iyus Hedra, Yushendri, dan Wahyu. Usai menghirup uap
dari jeriken NaCN, sebagian korban langsung ambruk dan mengalami muntah-muntah.
Bahkan, Suroso hingga saat ini belum sadarkan diri hingga saat ini. Begitu
melihat ada yang kasus keracunan, tujuh pekerja yang berada di ruangan lain langsung
melarikan para korban ke RS Immanuel. “Kami masih menyelidiki kejadian ini,
tetapi berdasarkan keterangan korban, kegiatan itu sudah menjadi rutinitas
sehari-hari,” katanya. Saat ini, kedelapan korban masih belum bisa ditemui
wartawan karena masih mendapatkan perawatan intensif di Unit Gawat darurat
(UGD) RS Immanuel.
2.3.2 Analisis Kasus
a.
Kronologi
Kejadian
Sebanyak tujuh orang pekerja dan seorang pemilik
home industry di Jalan Terusan Jamika Gang KH Ishak Wijaya Bandung dilarikan ke
Rumah Sakit Immanuel Bandung setelah mengalami keracunan uap dari bahan kimia
NaCN. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 14.00 WIB tersebut berawal saat salah
satu pekerja
membuka jeriken berisi cairan NaCN yang biasa digunakan dalam proses penyepuhan
tembaga. Sesaat setelah tutup jeriken dibuka, uap berbau menyengat langsung
menyebar ke seluruh ruangan dan meracuni delapan orang yang ada di dalam
ruangan. Usai menghirup uap dari jeriken NaCN, sebagian korban langsung ambruk
dan mengalami muntah-muntah. Bahkan, pemilik usaha sempat tak sadarkan diri
setelah menghirup gas tersebut.
b.
Jenis
Hazard pada Kasus
Jenis
hazard yang terjadi di industri logam tersebut termasuk ke dalam hazard kimia,
yaitu kecederaan akibat sentuhan dan terhirup bahan kimia. Contohnya bahan-bahan
kimia seperti asid, alkali, gas, pelarut, simen, getah sintetik, gentian kaca
dan pelekat. Apabila pekerja menghirup bahan kimia akan mengakibatkan
keracunan, karsinogesitas dan ganguan fungsi imun. Karsinogenisitas merupakan pembengkakan pada
jaringan tubuh (tumor). Tumor diakibatkan oleh
peningkatan zat-zat kimia yang beracun. Beberapa logam bersifat karsinogenik
pada manusia dan hewan.
Logam-logam tersebut adalah arsen, kromium, berilium, kadmium,
dan sisplatin. Sedangkan gangguan fungsi imun terjadi apabila
mengkonsumsi makanan yang mempunyai bahan logam beracun dapat
mengakibatkan penghambatan berbagai fungsi imun. Logam-logam lain, seperti
berilium, kromium, nikel, emas, merkuri, platina, dan zirkonium dapat
menginduksi reaksi hipersensivitas.
c.
Penyebab
Setiap
kecelakaan pasti ada sebabnya, termasuk kecelakaan di industri, oleh karena itu
kecelakaan dapat dicegah. Secara umum terdapat 2 hal pokok, yaitu: perilaku
kerja yang berbahaya (unsafe human act) dan kondisi yang berbahaya (unsafe
conditions). Dari
penelitian-penelitian yang telah sering dilakukan ternyata faktor manusia
memegang peran penting dalam hal timbulnya kecelakaan. Penelitian menyatakan
bahwa 80% – 85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan factor
manusia. Jenis kecelakaan yang terjadi sangat bergantung pada macam
industrinya, misalnya bahan dan peralatan kerja yang dipergunakan, proses
kerja, kondisi tempat kerja, bahkan pekerja yang terlibat di dalamnya. Semuanya
ini termasuk hal-hal yang dapat/berpotensi membahayakan para pekerja lazim
disebut sebagai potensial (potential hazard).
Salah satu contoh kecelakaan kerja potensi bahaya kimia adalah
pekerja pabrik logam keracunan uap NaCN. Berawal saat salah satu pekerja
membuka jeriken berisi cairan NaCN yang biasa digunakan dalam proses penyepuhan
tembaga. Ketika tutup jeriken dibuka, uap berbau menyengat langsung menyebar ke
seluruh ruangan dan meracuni delapan pekerja yang ada di ruangan itu. Hal ini
bisa terjadi karena kesalahan manusianya sendiri yang kurang memperhatikan akan
keselamatan kerjanya, apalagi pabrik tersebut adalah home industri yang mungkin
belum mempunyai standard keselamatan yang baik. Misalnya adalah tidak memakai
masker saat bekerja, kurangnya udara bersih di dalam ruang bekerja, kurangnya
koordinasi antar pekerja. Hal – hal tersebutlah yang dapat menimbulkan
kecelakaan kerja bagi pekerja di pabrik logam.
d.
Akibat
Akibat dari kurangnya
kesadaran dalam keselamatan tersebut mengakibatkan delapan pekerja mengalami
keracunan karena mencium sengajan uap NaCN. Gejala yang dialami pekerja di
pabrik logam tersebut antara lain sakit kepala, lemah, pusing, sesak napas,
mual, muntah. Mungkin akan diikuti oleh efek kardiovaskular, pingsan,
kejang-kejang, koma, dan kematian.
Kedelapan korban itu Suroto,
pemilik usaha dan pekerjanya, yakni Wawan, Asep Halri, Dadang, Dendy, Iyus
Hedra, Yushendri, dan Wahyu. Usai menghirup uap dari jeriken NaCN, sebagian
korban langsung ambruk dan mengalami muntah-muntah. Bahkan, Suroso hingga saat
ini belum sadarkan diri hingga saat ini. Begitu melihat ada yang kasus
keracunan, tujuh pekerja yang berada di ruangan lain langsung melarikan para
korban ke RS Immanuel.
2.4 Solusi Kasus
Dalam upaya
melakukan pencegahan pada industri logam, dapat menggunakan perangkat MSDS ( Material Safety Data Sheet) atau yang dalam Indonesia dikenal
dengan nama LDKB (Lembar Data Keselamatan Bahan) merupakan sebuah dokumen yang
wajib disertakan pada setiap bahan kimia, apapun jenis nya.
Dokumen MSDS atau LDKB dibuat khusus tentang suatu
bahan (kimia) mengenai pengenalan umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan, penyimpanan,
pemindahan dan pengelolaan limbah buangan bahan kimia tersebut. Berdasarkan isi
dari MSDS maka dokumen tersebut harus diketahui dan digunakan oleh para
pelaksana yang terlibat dengan bahan kimia tersebut yakni produsen, pengangkut,
penyimpan, pengguna dan pembuang bahan kimia.
Data MSDS merupakan petunjuk standar keamanan dan
keselamatan kerja digunakan secara luas didalam industri, pengangkutan
(logistik), laboratorium, serta pihak-pihak yang berhubungan dengan dengan
bahan-bahan yang digunakan. Pengetahuan tentang dokumen MSDS ini dapat
mendukung budaya terciptanya kesehatan dan keselamatan kerja.
MSDS dibuat oleh berbagai pihak seperti produsen
bahan, industri , institusi yang terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja
bahkan perguruan tinggi. Dokumen ini disusun secara ringkas dan skematik agar
mudah dipahami. Setiap dokumen diharuskan memberikan informasi yang benar dan
akurat.
Untuk MSDS suatu bahan yang dibuat dari beberapa
penyusun sering berbeda dalam hal urutan penyajian, penonjolan dan prioritas
materi, tidak memuat beberapa prosedur pendukung, atau detail proses yang
berlaku standar tidak dituliskan secara lengkap. Meskipun demikian pengguna
atau dapat merujuk MSDS dari beberapa sumber untuk dikomparasikan sehingga
saling melengkapi. Terkait dengan kepentingan pembuat MSDS, dokumen mungkin
menonjolkan uraian yang terkait dengan kepentingan mereka akan tetapi isi dari
setiap MSDS memiliki kandungan yang sebagian besar sama. Di dalamnya terdapat
beberapa informasi yang minimal ada pada MSDS secara umum yang terdiri dari 16
bab :
1.
Product and Company
Identification / Produk dan Identitas Perusahaan
Sesuai dengan judul, bagian ini menjelaskan nama
produk dan nama perusahaan pembuat produk tersebut. Nama produk adalah nama
yang dikenal oleh masyarakat secara luas. Identitas perusahaan meliputi nama,
alamat, dan nomor telepon perusahaan serta tanggal pembuatan dokumen MSDS
tersebut.
2.
Composition/Information on
ingredients / Komposisi /Informasi kandungan bahan
Dalam bab ini menjelaskan deskripsi bahan/jenis,
sifat, identitas, dan konsentrasi bahan penyusun produk yang dibuat. Nama bahan
kimia masing-masing penyusun tercantum jelas beserta CAS number (Chemical
Abstract Services) termasuk prosentase komposisi dan batas kandungan maksimal
yang diijinkan (batas ambang berbahaya) dalam hubungannya kontak dengan tubuh
manusia sesuai dengan standar internasional. Standar yang dipakai umumnya
adalah ANSI atau OHSA
3.
Hazards Identification /
Identifikasi Bahaya
Identifikasi bahaya potensi bahaya yang ditimbulkan
diterangkan dalam bab ini. Potensi bahaya bisa berupa bahaya terhadap tubuh
manusia / kesehatan, bahan terhadap kebakaran dan bahaya terhadap reaktifitas
dengan bahan lain.
Sifat-sifat bahaya :
Sifat-sifat bahaya :
a.)
Bahaya Kesehatan
Menjelaskan berbagai cara bahan kimia bisa memapar
tubuh pengguna dengan beberapa cara misalnya penyerapan melalui kulit,
pernafasan dan lainnya. Informasi tentang gejala dan akibat terhadap kesehatan
apabila tubuh terjadi kontak dengan bahan tersebut seperti kejadian setelah :
- Efek terkena paparan yang berlebihan
-Kontak pada mata
-Kontak pada kulit
-Terhirup pada pernafasan
b.)
Bahaya kebakaran :
Informasi
ini menentukan bahan tersebut termasuk kategori bahan mudah terbakar, dapat
dibakar, tidak dapat dibakar atau membakar bahan lain. Kemudahan zat untuk
terbakar ditentukan oleh :
- Titik nyala : suhu terendah dimana uap zat dapat
dinyalakan.
- Konsentrasi mudah terbakar : daerah konsentrasi uap
gas yang dapat dinyalakan. Konsentrasi uap zat terendah yang masih dapat
dibakar disebut LFL (low flammable limit) dan konsentrasi tertinggi yang masih
dapat dinyalakan disebut UFL (upper flammable limit). Sifat kemudahan membakar
bahan lain ditentukan oleh kekuatan oksidasinya.
-Titik bakar : suhu dimana zat terbakar sendirinya.
c.)
Bahaya reaktivitas
Sifat
bahaya akibat ketidakstabilan atau kemudahan terurai, bereaksi dengan zat lain
atau terpolimerisasi yang bersifat eksotermik (menghasilkan panas) sehingga
eksplosif atau reaktivitasnya terhadap gas lain sehingga menghasilkan gas
beracun.
Dari ketiga kondisi bahaya tersebut maka dibuatlah label bahaya untuk memudahkan identifikasi bahaya yang ditimbulkan oleh bahan tersebut. Label bahaya diberikan dalam bentuk gambar untuk memberikan pemahaman cepat sifat bahaya. Label yang dipakai ada dua, yaitu menurut PBB (internasional) dan NFPA (Amerika). Label MSDS tanda bahaya dikelompokkan menjadi 4 hal sesuai dengan simbol belah ketupat yang terdiri dari 4 bagian.
Dari ketiga kondisi bahaya tersebut maka dibuatlah label bahaya untuk memudahkan identifikasi bahaya yang ditimbulkan oleh bahan tersebut. Label bahaya diberikan dalam bentuk gambar untuk memberikan pemahaman cepat sifat bahaya. Label yang dipakai ada dua, yaitu menurut PBB (internasional) dan NFPA (Amerika). Label MSDS tanda bahaya dikelompokkan menjadi 4 hal sesuai dengan simbol belah ketupat yang terdiri dari 4 bagian.
Arti label
tersebut adalah :
a. Bagian sebelah kiri berwarna biru menunjukkan
skala bahaya kesehatan.
b. Bagian
sebelah atas berwarna merah menunjukkan skala bahaya kemudahan terbakar
c. Bagian
sebelah kanan berwarna kuning menunjukkan skala bahaya reaktivitas.
d. Bagian
sebelah bawah berwarna putih menunjukkan skala bahaya khusus lainnya.
4.
First Aid Measures /
Tindakan Pertolongan Pertama
Pada bab ini menjelaskan cara tindakan awal apabila
terjadi kontaminasi, paparan . karena penghirupan uap / gas, terkena mata dan
kulit atau tertelan dari bahan.
5.
Fire fighting measures /
Penanganan Penanggulangan Kebakaran
Tindakan penganggulangan kebakaran menjelaskan media
pemadam api dan kebakaran akibat dari terbakarnya bahan ini. Selain itu juga
disertakan tatacara pemadaman kebakaran disertai APD (alat pelindung diri) yang
memadai. Selain itu keterangan mengenai sifat bahan mudah terbakar, titik nyala,
Batas kemampuan terbakar, batas suhu terendah dan tertinggi mudah terbakar dan
bahaya khusus juga disertakan dalam bab ini
6.
Accidential Release
measures / Penanggulangan kondisi darurat Tumpahan dan Kebocoran
Dalam bab ini dijelaskan tentang hal-hal yang harus
dilakukan apabila bejana penyimpan bahan kimia bocor atau tumpah (bahkan
menguap).
7.
Handling and storage / Penanganan dan
Penyimpanan
Bab ini menjelaskan tata cara penanganan dan
penyimpanan bahan serta kondisi khusus yang diperlukan dalam penyimpanan bahan.
Kondisi gudang yang aman serta suhu dan kelembaban yang aman bagi bahan
8.
Exposure control / personal
protection / Pengendalian Pemaparan / Perlindungan Diri
Dalam bahasa sehari-hari disebut
Alat pelindung diri. Bab ini menjelaskan Informasi tentang alat bantu dan
pelindung yang perlu pada saat pemakaian bahan tersebut. Alat pelindung diri
sebagai usaha untuk mengurangi keterpaan bahan, antara lain sebagai berikut :
a. Perlindungan
pernafasan
b. Ventilasi
c. Sarung
tangan pelindung
d. Pelindung
mata
e. Peralatan pelindung
lainnya
f. Pengawasan
perlindungan
9.
Physical and Chemical
Properties / Spesifikasi Fisika dan Kimiawi
Bab ini menjelaskan informasi secara fisika dan kimia.
Pengaruhnya terhadap kondisi
sekitarnya dan menunjukkan batas atau saat material tersebut bisa berubah
bentuk (mencair, menyublim atau membeku) Penjelasan sifat-sifat fisikan dan
kimia antara lain : titik didih, massa jenis, tekanan uap, kerapatan uap, titik
beku atau titik cair, kerapatan cairan, pH, kelarutan, penampakan fisik dan
bau, dan sebagainya.
10. Stability and Reactivity / Stabilitas dan Reaktivitas
Mencantumkan sifat stabilitas dan reaktivitas. Berisi
tentang kondisi yang harus dihindari, reaksi bahan apabila tercampur dengan
bahan lain seperti air, minyak, udara, produk dekomposisi yang berbahaya,
produk polimerisasi yang berbahaya atau bahan kimia lain. Selain itu bab ini
menjelaskan situasi dan kondisi yang harus dihindari untuk mencegah resiko
reaksi bahan tersebut.
11. Toxicological Information / Data Toksikologi
Bab ini menjelaskan sifat racun terhadap tubuh
berdasarkan analisis kimiawi medis. Sifat-sifat racun yang mungkin pada tubuh
berdasarkan hasil pengujian secara medis dan maupun hasil laporan yang pernah
diterima. Keterangan sifat racun seperti: efek lokal, pemaparan akut, dan kronik,
termasuk efek karsinogen, teratogen, reproduksi, mutagen, dan interaksi bahan
dengan obat, alcohol.
12. Ecological Information and Consideration / Informasi Ekologi Lingkungan
Menjelaskan bahaya terhadap lingkungan, dampak
lingkungan, degradasi, dan bioakumulasi dan bagaimana menangani limbah atau
buangan bahan baik berupa padat, cair maupun gas. Termasuk di dalamnya cara
pemusnahan
13. Disposal Consideration / Pembuangan Limbah
Informasi tentang teknis pembuangan limbah termasuk pembuangan wadah bekas bahan kimia. Dalam bab ini menjelaskan hal-hal berikut :
Informasi tentang teknis pembuangan limbah termasuk pembuangan wadah bekas bahan kimia. Dalam bab ini menjelaskan hal-hal berikut :
a. Langkah-langkah
yang harus diambil untuk pengumpulan limbah
b. Prosedur
pengelolaan dan pengolahan limbah di lapangan
c. Prosedur
pengelolaan dan pengolahan limbah di laboratorium
d. Metoda
pemusnahan limbah bahan kimia
14. Transport Information / Informasi Pengangkutan
Pengangkutan bahan menjadi perhatian khusus dalam
penanganan. Beberapa persyaratan internasional harus dicantumkan agar pemegang
MSDS bisa mengidentifikasi secara jelas cara pengangkutan yang aman. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam pengangkutan antara lain : nama dan jenis
transportasi, tanda kelas bahaya bahan, tanda label (yang tertera pada bab 3
identifikasi bahaya), tanda merk, prosedur darurat akibat kecelakaan, prosedur
penanganan awal yang harus dilakukan selama tranportasi. Untuk informasi
standar pengangkutan ke luar negeri mengikuti peraturan peraturan
internasional. Di dalamnya terdapat pasal-pasal dan kode yang menjelaskan
tatacara pengangkutan bahan. Peraturan Internasional tersebut antara lain :
a.) USA
DOT : USA Department of Transportation
b.) RID/ADR:Agreement on Dangerous
Goods by Road / Regulations concerning
the International Transport of Dangerous Goods by Rail
the International Transport of Dangerous Goods by Rail
c.) IMO: International Maritime
Organisation ICAO/IATA : International Civil Aviation Organization /
International Air Transport
Association
Association
d.) IMDG :
International Maritime Dangerous Goods
15. Regulatory
Information / Informasi Peraturan Perundang-undangan
Bab ini menjelaskan tentang pertaturan
perundang-undangan yang terkait dengan bahan yang tertera pada MSDS ini,
termasuk pemberian tanda/simbol dan label, standar dan norma yang berlaku baik
dalam kemasan maupun dalam handling pengangkutan.
16. Other Information / Informasi Lainnya
Dalam bab ini diberikan informasi
lain yang perlu bagi keselamatan dan kesehatan pekerja seperti pelatihan, saran
penggunan bahan, dan persyaratan, peraturanperaturan lainnya yang mengikat
serta sumber informasi lebih lanjut.
BAB
III
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Potensi bahaya kimia,
yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan dalam
proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh pekerja melalui : inhalation
(melalui pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan),
skin contact (melalui kulit).
2. Dampak
dari potensi bahaya kimia antara lain zat-zat kimia seperti tembaga, arsen,
alumunium, timbal, besi, kromium, merkuri, sodium sianida dan lain-lain dapat
menyebabkan gangguan kesehatan berupa keracunan, kanker, bahkan kematian. Zat
kimia tersebut juga dapat bersifat korosif yang dapat menimbulkan iritasi serta
eksplosif yang mudah meledak.
3. Kasus
tujuh orang pekerja
dan seorang pemilik home industry di Jalan Terusan Jamika Gang KH Ishak Wijaya
Bandung dilarikan ke Rumah Sakit Immanuel Bandung setelah mengalami keracunan
uap dari bahan kimia NaCN. Kasus ini tergolong kasus unsafe act dikarena
pekerja membuka tempat natrium sianida tanpa menggunakan APD pada saat proses
penyepuhan tembaga. Home industri yang merupakan usaha kecil belum mempunyai
standar keselamatan yang baik.
4. Upaya
yang dapat dilakukan sebagai solusi menangani potensi bahaya kimia sesuai
dengan MSDS ( Material Safety Data Sheet) antara lain
· Product and Company Identification / Produk dan Identitas Perusahaan
· Composition/Information on ingredients / Komposisi /Informasi kandungan
bahan
· Hazards Identification / Identifikasi Bahaya
· First Aid Measures / Tindakan Pertolongan Pertama
· Fire fighting measures / Penanganan Penanggulangan Kebakaran
·
Accidential Release
measures / Penanggulangan kondisi darurat Tumpahan dan Kebocoran
·
Handling and storage /
Penanganan dan Penyimpanan
· Exposure control / personal protection / Pengendalian Pemaparan /
Perlindungan Diri
· Physical and Chemical Properties / Spesifikasi Fisika dan Kimiawi
· Stability and Reactivity / Stabilitas dan Reaktivitas
· Toxicological Information / Data Toksikologi
· Ecological Information and Consideration / Informasi Ekologi Lingkungan
· Disposal Consideration / Pembuangan Limbah
Transport Information / Informasi Pengangkutan
Transport Information / Informasi Pengangkutan
·
Regulatory Information / Informasi Peraturan
Perundang-undangan
·
Other Information /
Informasi Lainnya
4.2 Saran
1.
Meskipun hanya sebuah home industry
seharusnya pihak perusahaan menerapkan SMK3 dengan baik.
2.
Pekerja hendaknya diberi pelatihan
tentang safety agar dalam melakukan aktivitasnya bisa aman sesuai prosedur
kerja.
3.
Pemakaian APD hendaknya diterapkan oleh
pekerja demi keamanan pekerja baik itu pekerja perusahaan yang besar ataupun
kecil seperti home industry.
Daftar Pustaka
A.M. Sugeng Budiono, 2005.
“Pengenalan Potensi Bahaya Industrial Dan Analisis Kecelakaan Kerja”. (Dalam
Artikel) Depnaketrans.
Ashfal, C, Ray, 1999.
“Industrial safety And Health Management”. Fourth Edition. Prentice-Hall, Inc.,
New Jersey.
Gempur Santoso, 2004.
“Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja” Ghalia Indonesia, Bogor selatan.
Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Nomer : PER.05/MEN/1996. Tentang “Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja”.
3 komentar:
keren sekali
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)
ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
Promo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^
Posting Komentar