Kondisi geografis, geologis, hidrologis dan
demografis Indonesia memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap terjadinya bencana,
baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia,
Indonesia memiliki 17.508 pulau, terletak di antara dua benua (Asia dan
Australia) dan di antara dua lautan (Lautan Hindia dan Pasifik).
Selain itu, Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng utama
dunia yaitu lempeng Indo Australia, Eurasia dan Pasifik, yang berpotensi
menimbulkan gempa bumi apabila lempeng-lempeng tersebut bertumbukan. Di sisi
lain, Indonesia juga mempunyai 129
gunung api aktif, 80 diantaranya berbahaya.
Bencana alam lainnya yang seringkali melanda
Indonesia adalah tsunami, angin topan, banjir, tanah longsor, kekeringan serta
bencana akibat ulah manusia seperti kegagalan teknologi, konflik sosial,
kebakaran hutan dan lahan. Rangkaian
peristiwa bencana alam sangat
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
Sesuai kompetensi sebagai mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat Unversitas
Diponegoro Semester IV yang telah memperoleh berbagai mata kuliah seperti Dasar Promosi
Kesehatan, Dasar Kesehatan Lingkungan, Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Dasar Epidemiologi, Ilmu Gizi dasar, Biostatistik Deskriptif, Dasar Manajemen
Kesehatan, Sosio Antropologi Kesehatan, Ilmu Kependudukan, dan Ekologi
Kesehatan maka diharapkan mampu
mengambil peran untuk menghadapi situasi kejadian bencana alam.
Kemampuan dan peran serta
mahasiswa Kesehatan Masyarakat yang dapat dilakukan untuk membantu korban
bencana alam dengan pendekatan sesuai tinjauan dari keilmuan mata kuliah- mata
kuliah dasar di atas, diantaranya :
1. Dasar
Promosi Kesehatan
Melalui ilmu yang telah didapat dalam
mata kuliah Dasar Promosi Kesehatan, maka mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
dapat mengambil perannya dalam situasi
tanggap darurat bencana yaitu :
a. Pra Bencana
-
Melakukan
kegiatan KIE ( Komunikasi Informasi dan
Edukasi ) kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di wilayah rawan
bencana. Misalnya mengenai pendidikan mengenai pengertian dari bencana, jenis
bencana, tanggap darurat bencana, mitigasi bencana, dll
-
Memberikan
Pendidikan mengenai tindakan tanggap darurat bencana, baik saat pra bencana –
bencana – pasca bencana. Misalnya, memberikan pendidikan ke warga mengenai
tindakan pencegahan untuk longsor, banjir, tindakan yang harus dilakukan saat
terjadi gempa bumi, gunung meletus, tindakan untuk pembersihan pasca banjir,
longsor dll
-
Melakukan
pendekatan ke warga yang tinggal di wilayah rawan bencana untuk mengungsi atau
beralih menetap tinggal di wilayah yang lebih aman. Misalnya, melakukan
pendekatan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, warga yang tinggal di daerah
rawan longsor dan gunung meletus untuk beralih ke lokasi tempat tinggal yang
lebih aman dan nyaman.
-
Melakukan
simulasi dan pelatihan saat terajadinya bencana. Misalnya, simulasi tanggap
darurat gempa bumi, tanah longsor,
kebakaran, gunung meletus, dll.
-
Melakukan
usaha advokasi kepada para pembuat kebijakan untuk mendapat
dukungan dan keputusan dalam memecahkan masalah untuk melindungi dan memperjuangkan
hak – hak para korban bencana. Selain itu
-
Berusaha
untuk mendapatkan dukungan kemitraan dari berbagai pihak dalam usaha memberikan
pendidikan dan informasi ke masyarakat mengenai kegwatdaruratan bencana.
Seperti, mencari dukungan dari LSM, PMI, badan SAR, badan BPBD, dll
-
Melakukan
Mobilisasi sosial dengan pengerahan seluruh anggota masyarakat untuk ikut aktif dalam suatu usaha
demi kepentingan bersama.
Seperti usaha mencegah banjir dan longsor, setiap minggunya mengerahkan warga
untuk kerja bakti, melakukan 3M, melakukan pelebaran sungai, reboisasi,
terasiring, dll
b. Saat Bencana
-
Memberikan
edukasi kepada masyarakat yang ada di tempat pengungsian mengenai tindakan
pasca bencana dan PHBS saat di pengungsian
-
Memberikan
informasi kepada masyarakat mengenai penyakit – penyakit yang sering terjadi
saat bencana dan pasca bencana. Misalnya informasi mengenai penyakit diare dan
demam berdarah, dari informasi tersebut masyarakat diharapkan dapat melakukan
pencegahan dan tindakan pengobatan di tempat pengungsian
-
Melakukan
komunikasi baik secara intrapersonal maupun kelompok kepada para korban bencana
yang mengalami trauma fisik maupun psikis (trauma
healing)
-
Melakukan
pendekatan ke warga yang masih tetap ingin tinggal tinggal di wilayah rawan
bencana untuk mengungsi atau beralih menetap tinggal di tempat pengungsian yang
aman. Misalnya, melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama,
warga yang tinggal di daerah 5 km dari gunung merapi yang meletus untuk beralih
ke lokasi pengungsian yang jaraknya 100 km dari gunung merapi.
-
Memberikan
informasi melalui berbagai media mengenai situasi dan kondisi terkini korban
bencana alam di pengungsian. Misalnya informasi jumlah korban meninggal, luka –
luka, kondisi tempat pengungsian, dll.
-
Bertugas
sebagai kehumasan dan bertanggung jawab terhadap pos pelayanan komunikasi
-
Membantu
para petugas kesehatan dalam kegiatannya melakukan vaksin, posyandu, imunisasi
,dll
-
Melakukan
advokasi kepada para pemangku kebijakan untuk segera menurunkan bantuan
anggaran dana negara bagi kelangsungan hiudup para korban bencana alam selama
di pengungsian
-
Melakukan
usaha kemitraan untuk mencari dukungan sosial dan sumber daya dalam menangani
korban bencana alam, seperti LSM, PMI, IDI, tim SAR, BPBD, tim Basarnas,
sponsor, perusahaan baik sebagai donatur maupun tim relawan
c. Pasca Bencana
-
Membantu
para korban bencana alam menemukan sanak saudaranya yang hilang ( Restoting
Family Link ) melalui publikasi berbagai saluran media
-
Membantu
para korban yang masih mengalami trauma pasca bencana terjadi untuk memulihkan
kepercayaan diri dan psikisnya ( Trauma
Healing )
-
Melakukan
kegiatan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat untuk tindakan mitigasi dan
perencaan saat terjadinya bencana alam
-
Melakukan
kegiatan edukasi dan pelatihan kerja untuk mengasah kemampuan dan keterampilan
masyarakat yang telah kehilangan pekerjaannya
-
Memberikan
Pendidikan mengenai tindakan tanggap darurat bencana, baik saat pra bencana –
bencana – pasca bencana. Misalnya, memberikan pendidikan ke warga mengenai
tindakan mitigasi, pencegahan untuk longsor, banjir, tindakan yang harus
dilakukan saat terjadi gempa bumi, gunung meletus, tindakan untuk pembersihan
pasca banjir, longsor dll
-
Membantu
para petugas kesehatan untuk memeriksa kesehatan para korban bencana khusunya
balita dalam melakukan vaksin, imuninasi, penimbangan posyandu, dll
-
Melakukan
usaha advokasi kepada para pemangku kebijakan untuk membantu para korban bencana
yang sudah kehilangan harta benda dan pekerjaannya, melalui pemberian bantuan
berupa uang, material bahan bangunan, air bersih, dll
-
Melakukan
mobilisasi dengan pengerahan seluruh anggota masyarakat untuk ikut aktif dalam suatu usaha
demi kepentingan bersama.
Seperti kegiatan kerja bakti, pelebaran sungai, pembangunan kembali sarana
kesehatan dan reboisasi dalam usaha
pemulihan kembali lingkungan yang telah rusak akibat banjir dan tanah longsor
2. Dasar
Kesehatan Lingkungan
Melalui ilmu yang telah didapat dalam
mata kuliah Dasar Kesehatan Lingkungan, maka mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat dapat mengambil perannya
dalam situasi tanggap darurat bencana yaitu :
a.
Pra
Bencana
Ø
Melakukan
perencanaan pada sanitasi lingkungan, seperti pendalaman sungai yang telah
dangkal dan pelebaran sungai dan pengolahan tinja
Ø
Melakukan
pelatihan untuk mengelola water sanitasi, penjernihan air bersih dan air minum,
pembuatan WC darurat , dll
Ø
Melakukan
mitigasi pada lingkungan yang rawan tercemar dan rawan terjadi bencana akibat
kerusakan lingkungan
Ø
Melakukan
usaha reboisasi, terasiring di wilayah rawan bencana longsor
Ø
Melakukan
pengelolaan sampah dan limbah industri maupun rumah tangga
Ø
Melakukan
pengelolaan dan pengontrolan penggunaan pestisida oleh para petani yang merugikan
lingkungan dan manusia
Ø
Melakukan
pengukuran terhadap kadar oksigen, karbon dioksida, dan zat – zat toksik di air
Ø
Melakukan
Pembangunan berkelanjutan sangat
krusial dalam kerangka mitigasi yang sukses terhadap perubahan iklim yang tejadi
b.
Saat
Bencana
Ø
Melakukan
pengkajian cepat untuk menentukan tingkat kerusakan sistem persediaan air
masyarakat dan SPAL serta produksi, tempat penyimpanan, dan jaringan distribusi
makanan
Ø
Menentukan
kapasitas operasional yang tersisa untuk melaksanakan layanan dasar kesehatan
lingkungan
Ø
Melakukan
pembangunan penampungan sementara dan pos dapur umum
Ø
Melakukan
pengelolaan dan penyediaan air bersih dan air minum untuk para korban bencana
Ø
Membangun
cubluk atau MCK darurat di tempat pengungsian
Ø
Melakukan
penjernihan kembali sumber air yang telah tercemar
Ø
Melakukan
pengelolaan sanitasi di tempat pengungsian
Ø
Menyediakan
fasilitas dasar cuci tangan
Ø
Memastikan
bahwa terdapat kecukupan jumlah air minum yang aman, kecukupan fasilitas
sanitasi dasar, pembuangan ekskreta, limbah cair, dan limbah padat; dan
penampungan yang cukup
Ø
Melaksanakan
upaya perlindungan makanan, membentuk atau melanjutkan upaya pengendalian
vektor dan mempromosikan personal hygiene
Ø
Menerapkan
pemilahan sampah organik dan non organik dan menerapkan teknik 3R di sumber dan
TPS
Ø
Musnahkan
tempat perkembangbiakan vektor dengan mengeringkan dan/atau menimbun kolam,
empang, dan rawa-rawa, melakukan gerakan 3M, dll.
c.
Pasca
Bencana
Ø
Pengelolaan
pembersihan tempat penampungan sementara (pengungsian)
Ø
Melakukan
pengelolaan pada penjernihan sumber air yang tercemar
Ø
Melakukan
penutupan / penguburan bekas – bekas cubluk / MCK untuk menghindari tersebarnya
vektor penyakit
Ø
Membangun
kembali sarana pelayanan kesehatan seperti MCK, sumber air bersih, sumber air
minum, dll
Ø
Pengolahan
limbah industri maupun limbah rumah tangga, limbah cair, limbah padat, dll
dengan teknologi tepat guna
Ø
Melakukan
pengelolaan terhadap pemakaman massal yang jauh dari pemukiman dan sumber air dengan
kedalaman yang lebih dari 2 meter untuk menghindari tersebarnya vektor penyakit
Ø
Melakukan
reboisasi , terasiring, pemulihan tanah tercemar, dll
Ø
Melakukan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim
yang terjadi
Ø
Melakukan
rehabilitasi AMDAL dan SPAL sederhana
Ø
Melakukan
pengelolaan sampah misalnya dengan komposting dan biogas
3. Dasar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Melalui ilmu yang telah didapat dalam
mata kuliah Dasar Keselamatan dan Kesehatan kerja , maka mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat dapat mengambil
perannya dalam situasi tanggap darurat bencana yaitu :
a.
Pra
Bencana
v
Melakukan
mitigasi dan perencanaan pada wilayah – wilayah yang rawan terhadap bencana
v
Melakukan
pemetaan pada wilayah yang hazard, risk, unsafe condition
v
Melakukan
analisis terhadap potensi, dampak, analisis risiko bencana di suatu wilayah
v
Mencegah dan
mengendalikan suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca kerja, radiasi, suara dan getaran sesuai ambang batasnya
v
Pengontrolan
dan penertiban penggunaan alat pelindung diri saat berada di lingkungan kerja
atau lingkungan hazard
v
Memberlakukan
sistem manajemen SMK3 di perusahaan
v
Melakukan
pelatihan dan pendidikan tanggap darurat bencana
v
Penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan
lokasi evakuasi, Rencana Kontinjensi, dan sosialisasi peraturan / pedoman
penanggulangan bencana
v
Melakukan
peringatan dini ( early warning system ) jika terjadi suatu keadaan yang
membahayakan, misalnya tanda AWAS !
v
Melakukan
eliminasi, subtitusi dan isolasi terhadap suatu kondisi hazard
v
Melakukan
assesment HIRA ( Hazard Identification and Risk Assesment )
b.
Saat
Bencana
v
Melakukan
pengelolaan pengungsian para korban bencana dengan mendirikan tempat
penampungan sementara dan dapur umum
v
Membantu
mendirikan dan mengelola pos komando dan relawan
v
Melakukan
pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban bencana alam
v
Membuat
denah skematik arah untuk evakuasi korban bencana
v
Membantu
kegiatan pengelolaan logistik dan distribusi barang kepada para korban
v
Membantu
kegiatan transportasi para korban dan relawan dalam akses nya menuju wilyah
aman
v
Membantu
petugas kesehatan untuk melakukan tindakan pertolongan pertama bagi para korban
v
Membantu
penyediaan pelayanan kesehatan dasar seperti tersedianya air bersih, dapur
umum, MCK, dll
v
Melakukan
usaha keamanan dan pertahanan di tempat pengungsian
c.
Pasca
Bencana
v
Membantu
para korban bencana alam menemukan sanak saudaranya yang hilang ( Restoting
Family Link ) melalui publikasi berbagai saluran media
v
Membantu
para korban yang masih mengalami trauma pasca bencana terjadi untuk memulihkan
kepercayaan diri dan psikisnya ( Trauma
Healing)
v
Pengelolaan
pembersihan tempat penampungan sementara (pengungsian)
v
Memfungsikan
kembali prasarana dan sarana pada keadaan semula.. Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki prasarana dan
pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar puskesmas, dll).
v
Membantu
korban bencana alam untuk kembali ke tempat tinggalnya
v
Membantu
memulihkan keamanan dan pertahanan wilayah pasca bencana
v
Membantu
masyarakat memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas sosial penting,
dan menghidupkan kembali roda perekonomian
v
Melakukan
monitoring, evaluasi dan pelaporan
terhadap kegiatan tanggap bencana yang telah dilakukan
4. Dasar
Epidemiologi
Melalui ilmu yang telah didapat dalam
mata kuliah Dasar Epidemiologi , maka mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat dapat mengambil perannya
dalam situasi tanggap darurat bencana yaitu :
a.
Pra
Bencana
ü
Melakukan
surveillens epidemiologi penyakit di suatu wilayah untuk meneliti risiko dan
kerentanan terhadap penyakit endemis
ü
Melakukan
publikasi data surveillens untuk melakukan intervensi pencegahan dan
pengendalian penyakit
ü
Memberikan
informasi kepada masyarakat luas mengenai penyakit menular dan non menular yang
dapat menimbulkan bencana di masyarakat
ü
Melakukan
simulasi dan pelatihan untuk tindakan pencegahan dan rehabilitasi terhadap
suatu penyakit menular maupun non menular
ü
Melakukan
pemetaan terhadap wilayah yang rentan endemis suatu penyakit
b.
Saat
Bencana
ü
Melakukan
pendataan status kesehatan para korban bencana di pengungsian
ü
Melakukan
pendataan jumlah angka kesakitan, jumlah angka kematian, yang terjadi di
pengungsian
ü
Mendeteksi
terjadinya Kejadian luar biasa dan wabah di lokasi bencana
ü
Mendeteksi
terjadinya perubahan trend penyakit menular dan non menular di tempat pengungsian
ü
Membantu
petugas kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan para korban bencana
ü
Membantu
petugas kesehatan untuk menyediakan obat – obatan sesuai dengan data penyakit
yang telah di dapatkan
ü
Membantu
petugas kesehatan melakukan vaksinasi, imunisasi, posyandu, pemberian vitamin
A, dll
ü
Memberikan
pengetahuan kepada masyarakat tentang pencegahan dan pengendalian penyakit
menular dan non menular di tempat pengungsian
ü
Melakukan
intervensi atau kegiatan memberantas tempat berkembangbiaknya nyamuk Aides aygepty, Cikungunya, dll
ü
Menyediakan
tempat isolasi bagi para korban bencana yang memiliki penyakit menular seperti
TBC, HIV, Hepatitis, Flu burung, dll
c.
Pasca
Bencana
ü
Melakukan
surveilens penyakit akibat bencana atau penyakit pasca bencana
ü
Melakukan
pendataan status kesehatan masyarakat pasca bencana
ü
Membantu
petugas kesehatan melakukan posyandu, imunisasi, pemberian vitamin A dalam
rangka menyehatkan para korban bencana alam
ü
Memberikan
pembinaan atau bimbingan kepada masyarakat yang mengalami trauma psikologi
untuk menghindari penyakit depresi
ü
Melakukan
perbaikan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
ü
Melakukan
deteksi dan pengujian terhadap sumber air bersih dan air minum untuk
menghindari terjadinya waterborn disease
pasca bencana terjadi
ü
Membantu
merehabilitasi para korban bencana yang mengalami kecacatan, kelumpuhan atau
sakit berlanjut akibat bencana
ü
Melakukan
mitigasi dan perencanaan terhadap wilayah yang rentan mengalami bencana wabah
penyakit
ü
Pendokumentasian,
publikasi dan evaluasi kegiatan pencegahan
dan pengendalian penyakit menular maupun non menular
5. Ilmu
Gizi Dasar
Melalui ilmu yang telah didapat dalam
mata kuliah Ilmu Gizi Dasar , maka mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dapat mengambil perannya dalam situasi
tanggap darurat bencana yaitu :
a.
Pra
Bencana
·
Melakukan
pendidikan kepada masyarakat mengenai pemenuhan gizi seimbang
·
Memberikan
informasi kepada masyarakat tentang penyusunan menu gizi seimbang
·
Memberikan
informasi kepada masyarakat tentang bahaya penyakit yang akan ditimbulkan dari
gizi yang tidak seimbang serta cara pencegahan dan pengendaliannya
·
Melakukan
pendataan dan pemeriksaan status gizi masyarakat di wilayah rentan gizi buruk
·
Melakukan
pelatihan kepada masyarakat untuk menyusun menu gizi seimbang sesuai
kebutuhannya sehari – hari sesuai AKG, AKE, AKH, dll
b.
Saat Bencana
·
Memberikan
makanan yang agar pengungsi tidak lapar dan dapat mempertahankan status gizinya
·
Mengawasi
pendistribusian bantuan bahan makanan
·
Menganalisis
hasil Rapid Health Assessment (RHA)
·
Menghitung
kebutuhan gizi. Setiap orang pengungsi membutuhkan 2.100 kkal, 50 g protein dan
40 g lemak, serta menyusun menu yang didasarkan pada jenis bahan makanan yang
tersedia.
·
Pengelolaan
penyelenggaraan makanan di dapur umum yang meliputi, tempat pengolahan, sumber
bahan makanan, petugas pelaksana dan pengawasan penyelenggaraan makanan,
penyimpanan bahan makanan basah / kering, cara mengolah dan distribusi, peralatan
makan dan pengolahan, tempat pembuangan sampah sementara
·
Pengawasan
bantuan bahan makanan untuk melindungi korban bencana dari dampak buruk akibat
bantuan tersebut seperti diare, infeksi, keracunan dan lain-lain, yang
meliputi:
a.) Tempat penyimpanan bantuan bahan
makanan harus dipisah antara bahan makanan umum dan bahan makanan khusus untuk
bayi dan anak
b.) Jenis-jenis bahan makanan yang
diwaspadai termasuk makanan dalam kemasan, susu formula dan makanan suplemen
c.) Untuk bantuan bahan makanan produk
dalam negeri harus diteliti nomor registrasi (MD), tanggal kadaluarsa,
sertifikasi halal, aturan cara penyiapan dan target konsumen
d.) Untuk bantuan bahan makanan produk
luar negeri harus diteliti nomor registrasi (ML), bahasa, tanggal kadaluarsa,
aturan cara penyiapan dan target konsumen
c.
Pasca
Bencana
·
Analisis
faktor penyulit berdasarkan hasil Rapid
Health Assessment (RHA).
·
Pengumpulan
data antropometri balita (berat badan, panjang badan/tinggi badan), ibu hamil
dan ibu menyusui (Lingkar Lengan Atas).
·
Menghitung
proporsi status gizi balita kurus (BB/TB <-2SD) dan jumlah ibu hamil dengan
risiko KEK (LILA<23,5 cm).
·
Menganalisis
adanya faktor penyulit seperti kejadian diare, campak, demam berdarah dan
lain-lain.
·
Melaksanakan
pemberian makanan tambahan dan suplemen gizi.
·
Khusus
anak yang menderita gizi kurang perlu diberikan makanan tambahan disamping
makanan keluarga, seperti kudapan/jajanan, dengan nilai energy 350 kkal dan
protein 15 g per hari
·
Ibu
hamil perlu diberikan 1 tablet Fe setiap hari, selama 90 hari.
·
Ibu
nifas (0-42 hari) diberikan 2 kapsul vitamin A dosis 200.000 IU (1 kapsul pada
hari pertama dan 1 kapsul lagi hari berikutnya, selang waktu minimal 24jam)
·
Pemberian
vitamin A biru (100.000 IU) bagi bayi berusia 6-11 bulan; dan kapsul vitamin A
merah (200.000 IU) bagi anak berusia 12-59 bulan, bila kejadian bencana terjadi
dalam waktu kurang dari 30hari setelah pemberian kapsul vitamin A (Februari dan
Agustus) maka balita tersebut tidak dianjurkan lagi mendapat kapsul vitamin A.
·
Melakukan
penyuluhan kelompok dan konseling perorangan dengan materi sesuai dengan
kondisi saat itu, misalnya konseling menyusui dan MP-ASI.
·
Memantau
perkembangan status gizi balita melalui surveilans gizi.
6. Biostatistika
Deskriptif
Melalui ilmu yang telah didapat dalam
mata kuliah Biostatistika Deskriptif , maka mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat dapat mengambil perannya
dalam situasi tanggap darurat bencana yaitu :
a.
Pra
Bencana
Ø
Melakukan
kegiatan GIS dan pemetaan terhadap wilayah yang rentan terkena bencana
Ø
Melakukan
pendataan jumlah penduduk, kepadatan penduduk, jumlah sarana prasarana
Ø
Melakukan
pengumpulan dan pendokumentasian data morbiditas, mortalitas, fertilitas,
migrasi, dll
Ø
Melakukan
pemetaan wilayah yang padat penduduk dan rentan terancam bahaya bencana wabah penyakit
akibat kerusakan lingkungan
Ø
Melakukan
pencatatan dan survey mengenai hubungan antara ukuran demografi dengan bencana
wabah penyakit yang akan ditimbulkan
b.
Saat
Bencana
Ø Membantu dalam
penghitungan dana yang dikeluarkan maupun dana pemasukan untuk korban bencana
alam
Ø Membantu dalam penghitungan
data yang diperoleh dari tim asessment meliputi data kematian (warna hitam pada
triase), data luka parah (warna merah pada triase) , data luka ringan ( warna
hijau dan kuning pada triase ) yang mana nantinya akan dilaporkan ke bagian
administrasi
Ø Melakukan tugas di
pos pelayanan administrasi
Ø Melakukan pendataan
jumlah relawan yang masuk dan keluar
Ø Membantu pendataan
dan pengolahan data jumlah kerugian yang ditimbulkan akibat bencana tersebut
Ø Membantu dalam
pendataan jumlah fasilitas dan sarana prasarana rusak parah , rusak ringan dan
lain sebagainya
Ø Membantu melakukan
pendataan jumlah korban yang selamat, hilang, terluka maupun korban yang
meninggal
Ø Mahasiswa FKM melalui
biostatistik deskriptif dapat mengetahui
tentang ukuran penyebaran, ukuran pemusatan, variasi, dan homogenitas dari para
korban bencana yang ada
Ø Membantu dalam
analisa korban yang terkena bencana secara langsung dan masyarakat yang terkena
dampak bencana secara tidak langsung sehingga dapat menganalisis tentang kebutuhan
dan bantuan apa saja yang dibutuhkan oleh korban dan masyarakat di sekitar
lokasi bencana seperti kebutuhan akan air bersih, air minum, MCK, dll
c.
Pasca
Bencana
Ø
Melakukan
pendataan terhadap para korban bencana yang
selamat dan hilang sebagai upaya pendataan ulang jumlah penduduk yang terbaru
Ø
Publikasi
data – data kondisi kebencanaan, seperti jumlah korban selamat, korban
meninggal, korban hilang, kerugian yang dialami, kerusakan fasilitas dan sarana
prasarana
Ø
Melakukan
usaha dan upaya untuk penurunan anggaran dana negara untuk membantu para korban
bencana yang mengalami kerugian secara materi
Ø
Membantu
rehabilitasi pelayanan publik seperti pelayanan pencatatan sipil di kelurahan,
kecamatan
Ø
Membantu
petugas kesehatan dalam membuat data rekam medis
Ø
Membantu
mencatat kebutuhan para korban pasca bencana seperti obat – obatan, vaksin,
makanan, pakaian layak pakai, dll
7. Dasar
Manajemen Kesehatan
Melalui ilmu yang telah didapat dalam
mata kuliah Dasar Manajemen Kesehatan , maka mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat dapat mengambil perannya
dalam situasi tanggap darurat bencana yaitu :
a.
Pra
Bencana
v
Melakukan
simulasi dan pelatihan manajemen tanggap darurat bencana di wilayah rentan
bencana yang diikuti oleh seluruh warga dan organisasi masyarakat
v
Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung dan ancaman-ancamannya
v
Membuat
sistem peringatan dini yang efeketif dan efisien
v
Mengembangkan
radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api
v
Membuat peta
kawasan rawan gunung api yang diterbitkan oleh instansi berwenang
v
Membuat
perencanaan penanganan bencana mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan
kebutuhan dasar (air, jamban, makanan,pertolongan pertama) jika
diperlukan
v
Mempersiapkan
kebutuhan dasar dan dokumen penting
v
Melakukan
perencanaan tanggap darurat bencana yang dibantu oleh organisasi yang menangani
kebencanaan seperti BPBD, PMI, tim SAR, dll yang saling mendukung dan
terorganisir
b.
Saat
Bencana
v
Melakukan
perencanaan dalam mengoranisir pembentukan sistem komando dan pos komando
v
Membuat
rencana operasi dalam melakukan kegiatan assesment, evakuasi, penyelamatan,
evakuasi, penanganan dan pemulihan bencana
v
Membuat
perencanaan dan penghitungan jumlah kebutuhan shelter, air bersih, air minum, makanan
agar kesejateraan korban terpenuhi
v
Mengorganisir
para korban untuk menempati pembagian shelter masing - masing
v
Mengorganisir
para relawan yang masuk dan keluar
v
Membuat
perencanaan untuk logistik, pergudangan dan distribusi bantuan agar bantuan
dapat tersalurkan dan terorganisir dengan baik
v
Melakukan
manajemen dapur umum dan pengaturan keuangan sebagai upaya pertahanan pangan di
pengungsian
v
Mengatur
kerja para relawan dalam membagi tugas dan peran sesuai keahlian masing –
masing
v
Melakukan
perencanaan dalam pendistribusian obat, vaksin, vitamin di pusat – pusat
pelayanan kesehatan
v
Melakukan
manajemen pamakaman jenazah korban bencana yang dilakukan secara massal dengan
memperhatikan kondisi lingkungan yang memungkinkan menghidari tersebarnya
vektor penyakit
c.
Pasca
Bencana
v
Melakukan
pelaporan, monitoring dan evalusi atas hasil usaha manajemen penanganan
kedaruratan bencana
v
Melakukan
perencanaan dan rehabilitasi fasilitas – fasilitas pelayanan publik
v
Melakukan
pengorganisasian terhadap manajemen pemulihan kondisi psikis dan psikologis
para korban serta kondisi lingkungan sekitar lokasi bencana
v
Membantu
pemulihan kembali soslai ekonomi masyarakat dan fungsi Pemerintahan
8. Sosio
Antropologi Kesehatan
Melalui ilmu yang telah didapat dalam
mata kuliah Sosio Antropologi Kesehatan , maka mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat dapat mengambil perannya
dalam situasi tanggap darurat bencana yaitu :
Ø
Memberikan
kegiatan – kegiatan berupa pembangkitan kembali kebudayaan – kebudayaan di
masyarakat, seperti wayang, gamelan, karawitan, tarian jawa
Ø
Memberikan
pendekatan – pendekatan ataupun pendidikan sesuai dengan latar belakang
kebudayaan korban bencana
Ø
Membantu
komunikasi antara relawan / tenaga kesehatan dengan masyarakat sesuai dengan
bahasa daerah mereka
Ø
Melakukan
identifikasi dan pendataan 7 unsur
kebudayaan mereka yang meliputi agama, pakerjaan, alat transportasi, budaya,
pendidikan, yang digunakan sebagai langkah awal untuk melakukan intervesi
kegiatan pemulihan kondisi psikis dan psikologis masyarakat
Ø
Membangkitkan
kembali kegiatan sosial kemasyarakatan seperti PKK, arisan, bersih desa, janur
gunung, dll
Ø
Membangkitkan
kembali kelestarian budaya masyarakat setempat yang sempat terlupakan semenjak
kejadian bencana, seperti pertunjukan wayang, tari, gamelan, dll
Ø
Membantu
memperbaiki saran dan fasilitas kebudayaan yang rusak akibat bencana alam
Ø
Membangun
perkumpulan organisasi kebudayaan yang saling bekerjasama untuk memperbaiki
kondisi kebudayaan masyarakat
Ø
Melestarikan
kembali kegiatan keagamaan di masyarakat dengan memperbaiki fasilitas dan
sarana prasarana peribadatan, menyelenggarakan kegiatan keagamaan seperti
takbiran, suronan, misa,nyepi, dll
Ø
Ikut
berpartisipasi dalam memperbaiki fasilitas dan pelayanan sarana prasaran
pendidikan, seperti membangun sekolah darurat, ikut menjadi pengajar / relawan
pendidikan, dll
Ø
Ikut
berpartisipasi dalam usaha peningkatan keterampilan dan kemampuan para korban
bencana yang kehilangan pekerjaan pasca bencana, seperti pelatihan pembuatan
barang – barang bekas, pengolahan aneka pisang,dll
9. Ilmu
Kependudukan
Melalui ilmu yang telah didapat dalam
mata kuliah Ilmu Kependudukan , maka mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat dapat mengambil perannya
dalam situasi tanggap darurat bencana yaitu :
Ø
Melakukan
kegiatan GIS dan pemetaan terhadap wilayah yang rentan terkena bencana akibat
ledakan penduduk
Ø
Melakukan
pendataan jumlah penduduk, kepadatan penduduk, jumlah sarana prasarana
Ø
Melakukan
pengumpulan dan pendokumentasian data morbiditas, mortalitas, fertilitas,
migrasi, dll
Ø
Melakukan
pemetaan wilayah yang padat penduduk dan rentan terancam bahaya bencana wabah
penyakit akibat kerusakan lingkungan
Ø
Melakukan
pencatatan dan survey mengenai hubungan antara ukuran demografi dengan bencana
wabah penyakit yang akan ditimbulkan di masyarakat
Ø Membantu dalam
penghitungan data yang diperoleh dari tim asessment meliputi data kematian
(warna hitam pada triase), data luka parah (warna merah pada triase) , data
luka ringan ( warna hijau dan kuning pada triase ) yang mana nantinya akan
dilaporkan ke bagian administrasi
Ø Melakukan tugas di
pos pelayanan administrasi
Ø Melakukan pendataan
jumlah relawan , jumlah tenaga kesehatan yang masuk dan keluar
Ø Membantu melakukan
pendataan jumlah korban yang selamat, hilang, terluka maupun korban yang
meninggal
Ø Membantu dalam
analisa korban yang terkena bencana secara langsung dan masyarakat yang terkena
dampak bencana secara tidak langsung sehingga dapat menganalisis tentang
kebutuhan dan bantuan apa saja yang dibutuhkan oleh korban dan masyarakat di
sekitar lokasi bencana seperti kebutuhan akan air bersih, air minum, MCK, dll
Ø
Melakukan
pendataan terhadap para korban bencana
yang selamat dan hilang sebagai upaya pendataan ulang jumlah penduduk
yang terbaru
Ø
Publikasi
data – data kondisi kebencanaan, seperti jumlah korban selamat, korban
meninggal, korban hilang, kerugian yang dialami, kerusakan fasilitas dan sarana
prasarana
Ø
Membantu
rehabilitasi pelayanan publik seperti pelayanan pencatatan sipil di kelurahan, kecamatan
10. Ekologi
Kesehatan
Melalui ilmu yang telah didapat dalam
mata kuliah Ekologi Kesehatan , maka mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat dapat mengambil perannya
dalam situasi tanggap darurat bencana yaitu :
Ø
Melakukan
reboisasi tanam pohon. Perorangan, kelompok masyarakat, perusahaan bisnis dan
industri, organisasi masyarakat, dan pemerintah diimbau untuk menuliskan ikrar
penanaman pohon secara online, dengan target menanam satu miliar pohon di
seluruh dunia.
Ø
Melakukan
penelitian mengenai tingkat populasi di tempat pengungsian
Ø
Melakukan
analisis dan pendataan terhadap wilayah yang rentan terhadap bencana degradasi
ekosistem
Ø
Melakukan
pengidentifikasian dan pencegahan terhadap dampak eutrofikasi pada badan air
akibat bencana yang terjadi. Eutrofikasi terjadi karena nutrient dan
sedimen yang masuk ke dalam badan air
secara berlebihan
Ø
Memetakan
atau mengorganisir tempat – tempat untuk hewan ternak yang layak
Ø
Membantu
para korban dan hewan ternak untuk melakukan adaptasi di lingkungan tempat tinggal
yang baru
Ø
Melakukan
penelitan dan pengecekan terhadap kondisi pencemaran air, udara dan tanah yang
terjadi di sekitar lokasi bencana
Ø
Melakukan
rehabilitasi pada hewan – hewan yang kesakitan atau hampir punah akibat bencana
alama
Ø
Memperbaiki
kondisi lahan pertanian yang telah rusak akibat bencana. Misalnya dengan melakukan
fitromediasi pada tanah yang telah tercemar
Ø
Membantu
mengembalikan dan pemulihan aktivitas pertanian dan peternakan para warga pasca
bencana terjadi
Ø
Melakukan
pendataan jumlah hewan – hewan yang mati, kerusakan tanaman serta kondisi
sumber air minum dan air bersih untuk kelangsungan ekosistem pasca bencana
Ø
Mengembangkan pembangunan perumahan dan pemukiman yang
bertumpu pada keswadayaan masyarakat.
Ø
Meningkatkan fasilitas dan upaya pemberdayaan
masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan rumah yang layak.
Ø
Meningkatkan peran pemerintah daerah dalam pembangunan
perumahan
Ø
Meningkatkan kapasitas SDM dan pelaku pembangunan
perumahan dan pemukiman
Ø
Optimalisasi
produktivitas hutan dengan memperhatikan jenis tumbuhan yang menjadi sumber
utama penghasil utama penghasil kayu di masa yang akan datang
Ø
Reforestasi (penanaman hutan kembali)
Ø
Managemen hutan komersil di masa yan akan datang
dengan baik
Ø
Pengawasan dan penjagaan
hutan secara ketat
DAFTAR PUSTAKA
ADPC. 2006. Presentation Material Of 14th CBRM Course.
Bangkok: ADPC Anonim.
2011. Dampak Ekonomi: http://www.majalahglobalreview.com/opini/8-opini/25-dampak-bencana-terhadap-ekonomi-indonesia.html diunduh pada tanggal 14 Juli
2014 pukul 16.00
ADPC. 2006. Presentation Material Of 14th
CBRM Course. Bangkok: ADPC
Engkon Kertapati. 2006. Power point: Gempa Bumi. ITB:
Center for Disaster Mitigation
In In Wahdiny. 2005. Power Point: Bencana dan Pembangunan.
ITB: Studi Pembangunan
I Wayan Sengara. 2006. Power point: Perilaku Bangunan Sekolah
Terhadap Gempa (Pengenalan Mitigasi Struktural). ITB: Center for Disaster Mitigation
Terhadap Gempa (Pengenalan Mitigasi Struktural). ITB: Center for Disaster Mitigation
Krishna S. Pribadi. 2006. Power Point: Menghadapi Bencana
Melalui Pengelolaan Bencana. ITB:
Center For Disaster Mitigation
Peraturan Kepala Badan
Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 17 Tahun 2011 Tentang Pedoman Relawan
Penanggulangan Bencana
Peraturan Kepala BNPB Nomor
10 tahun 2012 tentang Pengelolaan Bantuan Logistik pada Status Kedaruratan
Bencana
Perka BNPB No. 17
tahun 2011
Supriharyono,
Prof. Dr. Ir. MS. 20007. Konservasi Ekosistem Sumber Daya Hayati di wilayah
Pesisir dan laut Tropis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
UNDP. 2004. Reducing Disaster Risk – A Challenge for Development.
New York: UNDP
3 komentar:
terimakasih kak bagus banget artikelnyaa
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)
ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
Promo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^
Posting Komentar