BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Virus
adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya
dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan
sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri. Contoh dari salah satu virus yaitu Virus paramiksovirus .
Penyebabnya virus morbili (paramiksovirus).Virus ini
terdapat dalam darah dan sekret (cairan) nasofaring (jaringan antara tenggorokan
dan hidung) pada masa gejala awal (prodromal) hingga 24 jam setelah timbulnya
bercak merah di kulit dan selaput lendir.
Sejumlah penyakit manusia penting disebabkan oleh
paramyxoviruses. Ini termasuk campak, yang menyebabkan 745.000 kematian pada tahun
2001..Campak adalah salah satu penyakit
infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi dan masih masalah kesehatan di
Indonesia. Penyakit ini umumnya menyerang anak umur di bawah lima tahun (
balita ) akan tetapi campak bisa menyerang semua umur. Campak telah banyak
diteliti, namun masih banyak terdapat perbedaan pendapat dalam penanganannya. Imunisasi yang
tepat pada waktunya dan penanganan sedini mungkin akan mengurangi komplikasi
penyakit ini.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian virus paramiksovirus ?
2. Apa penyakit yang ditimbulkan oleh
virus paramiksovirus?
3. Bagaimana cara penularan dan
pencegahan pada penderita virus paramiksovirus?
C.
Tujuan Penulisan
Untuk menambah wawasan kita tentang virus paramiksovirus, penyakit yang ditimbulkan serta
Bagaimana cara penularan dan pencegahan pada penderita virus paramiksovirus
D.
,ManfaatPenulisan
Untuk menambah pengetahuan tentang virus dan penyakit yang di timbulkan . serta cara penularan dan pencegahannya.
Untuk menambah pengetahuan tentang virus dan penyakit yang di timbulkan . serta cara penularan dan pencegahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
Paramyxoviruses (dari bahasa Yunani para-,
melampaui,-myxo-, lendir atau lendir, ditambah virus, racun dari bahasa Latin,
lendir) adalah virus dari keluarga Paramyxoviridae dari urutan Mononegavirales,
mereka negatif-akal beruntai tunggal RNA virus yang bertanggung jawab untuk
sejumlah penyakit manusia dan hewan. Genus
Morbillivirus (jenis spesies Campak virus. Paramyxoviruses
encode negatif-akal, beruntai tunggal, RNA monopartite. Mereka menyelimuti dan
berisi nukleokapsid heliks. Mereka muncul pleomorfik atau bola dalam mikrograf
elektron.
2. PENYAKIT
Penyakit campak dikenal juga dengan
istilah morbili dalam bahasa latin dan measles dalam
bahasa inggris atau dikenal dengan sebutan gabagen (dalam
bahasa Jawa) atau kerumut (dalam bahasa Banjar) atau disebut juga
rubeola (nama ilmiah) merupakan suatu infeksi virus yang sangat
menular, yang di tandai dengan demam, lemas, batuk, konjungtivitas (peradangan
selaput ikat mata /konjungtiva) dan bintik merah di kulit (ruam kulit)
Ada beberapa pengertian tentang campak menurut
beberapa ahli, yaitu :
a.
Campak atau morbili adalah penyakit virus akut , menular
yang di tandai dengan 3 stadium yaitu stadium prodromal (kataral),
stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang di manifestasikan dengan demam,
konjungtivitis dan bercak koplik (Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2, th 1991. FKUI ).
b. Morbili
adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan
gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam,
scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi (Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson,
EGC, 2000).
c.
Campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara dari
seseorang yang terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner & Suddart, vol
3, 2001).
3.
Cara Penularan
Cara
penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni karena
menghirup Percikan ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan
penderita morbili atau campak. Artinya seseorang dapat tertular campak bila
menghirup virus morbili, bisa di tempat umum, di kendaraan atau dimana saja.
Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum
timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari
sebelum gejala muncul.
Sebelum
vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3
tahun, terutama pada anak usia pra- sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang
pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit
ini. Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan
kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahirdari ibu yang telah kebal
(berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang
yang rentan terhadap campak adalah :
·
Bayi berumur lebih dari 1 tahun
·
Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
·
Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi
kedua.
4. Cara Pencegahan Penyakit Campak
a. Pencegahan
Primordial
Pencegahan
primordial dilakukan dalam mencegah munculnya factor predisposisi/ resiko
terhadap penyakit Campak. Sasaran dari pencegahan primordial adalah anak-anak
yang masih sehat dan belum memiliki resiko yang tinggi agar tidak memiliki
faktor resiko yang tinggi untuk penyakit Campak. Edukasi kepada orang tua
anak sangat penting peranannya dalam upaya pencegahan primordial. Tindakan
yang perlu dilakukan seperti penyuluhan mengenai pendidikan kesehatan,
konselling nutrisi dan penataan rumah yang baik.
b. Pencegahan
Primer
Sasaran
dari pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk kelompok beresiko, yakni
anak yang belum terkena Campak, tetapi berpotensi untuk terkena penyakit
Campak. Pada pencegahan primer ini harus mengenal faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya Campak dan upaya untuk mengeliminasi
faktor-faktor tersebut.
.
b.1 Penyuluhan
Edukasi
Campak adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan mengenai Campak.
Disamping kepada penderita Campak, edukasi juga diberikan kepada anggota
keluarganya, kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-pihak perencana
kebijakan kesehatan. Berbagai materi yang perlu diberikan kepada pasien campak
adalah definisi penyakit Campak, faktor-faktor yang berpengaruh pada timbulnya
campak dan upaya-upaya menekan campak, pengelolaan Campak secara umum,
pencegahan dan pengenalan komplikasi Campak.
b.2. Imunisasi
Di
Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit campak dilakukan dengan
vaksinasi Campak secara rutin yaitu diberikan pada bayi berumur 9 – 15
bulan. Vaksin yang digunakan adalah Schwarz vaccine yaitu vaksin
hidup yang dioleh menjadi lemah. Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak
0,5 ml. vaksin campak tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan TBC
yang tidak diobati, penderita leukemia. Vaksin Campak dapat diberikan sebagai
vaksin monovalen atau polivalen yaitu vaksin measles-mumps-rubella (MMR).
vaksin monovalen diberikan pada bayi usia 9 bulan, sedangkan
vaksin polivalen diberikan pada anak usia 15 bulan. Penting diperhatikan
penyimpanan dan transportasi vaksin harus pada temperature antara 2ºC - 8ºC
atau ± 4ºC, vaksin tersebut harus dihindarkan dari sinar matahari. Mudah
rusak oleh zat pengawet atau bahan kimia dan setelah dibuka hanya tahan 4 jam.
Dimana imunisasi ini terbagi atas 2
yaitu :
1. Imunisasi aktif
Pencegahan
campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif
pada bayi berumur 9 bulan atau lebih.
Pada tahun 1963 telah dibuat dua macam
vaksin campak, yaitu (1) vaksin yang
berasal dari virus campak hidup yang
dilemahkan (tipe Edmonstone B), dan (2) vaksin yang berasaldarivirus
campak yang dimatikan
(dalam larutan formalin dicampur
dengan garam
alumunium). Namun
sejak tahun
1967,
vaksin yang berasal dari virus campak
yang telah dimatikan tidak digunakan lagi,
oleh karena efek proteksinya hanya bersifat
sementara dan dapat menimbulkan gejala atypical measles
yang hebat. Vaksin yang berasal dari
virus campak yang dilemahkan berkembang dari Edmonstone
strain menjadi strain Schwarz (1965) dan kemudian menjadi strais Moraten
(1968). Dosis baku minimal pemberian vaksin campak yang
dilemahkan adalah 0,5 ml, secara subkutan,namun dilaporkan bahwa pemberian
secara intramuskular mempunyai efektivitas yang sama. Vaksin ini biasanya
diberikan dalam bentuk kombinasi denganondongan dan campak
Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha
atau lengan atas. Jika hanya mengandung campak vaksin
diberikan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis
pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis
kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
Vaksin campak sering dipakai bersama-sama dengan vaksin rubela dan parotitis
epidemika yang dilemahkan, vaksin polio oral, difteri-tetanus-polio vaksin dan
lain-lain. Laporan beberapa peneliti menyatakan bahwa kombinasi tersebut pada
umumnya aman dan tetap efektif.
2. Imunisasi pasif
Imunisasi pasif dengan kumpulan
serum orang dewasa, kumpulan serum konvalesens, globulin plasenta atau gamma
globulin kumpulan plasma adalah efektif untuk pencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat
dicegah dengan Immune serum globulin (gamma globulin) dengan dosis 0,25
ml/kgBB intramuskuler, maksimal 15 ml dalam waktu 5 hari sesudah terpapar, atau
sesegera mungkin. Perlindungan yang sempurna diindikasikan untuk bayi,
anak-anak dengan penyakit kronis, dan para kontak di bangsal rumah sakit serta
institusi penampungan anak. Setelah hari ke 7-8 dari masa inkubasi, maka jumlah
antibodi yang diberikan harus ditingkatkan untuk mendapatkan derajat
perlindungan yang diharapkan.Kontraindikasi vaksin : reaksi
anafilaksis terhadap neomisin atau gelatin, kehamilan imunodefisiensi
(keganasan hematologi atau tumor padat, imunodefisiensi kongenital, terapi
imunosupresan jangka panjang, infeksi HIV dengan imunosupresi berat.
Isolasi
Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang
terkena penyakit
campak dalam
kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak untuk
diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan
lingkungan
sekitar.
c.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan
sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat
timbulnya komplikasi dengan tindakan-tindakan seperti tes
penyaringan yang ditujukan untuk pendeteksian dini campak
serta penanganan segera dan efektif. Tujuan utama
kegiatan-kegiatan pencegahan sekunder adalah untuk
mengidentifikasi orang-orang tanpa gejala yang telah sakit
atau penderita yang beresiko tinggi untuk mengembangkan atau
memperparah penyakit. Memberikan pengobatan penyakit sejak awal
sedapat mungkin dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya
komplikasi. Edukasi dan pengelolaan campak memegang peran
penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien berobat.
d. Pencegahan
Tersier
Pencegahan
tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan akibat komplikasi.
Kegiatan yang dilakukan antara lain mencegah
perubahan dari komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan melakukan
rehabilitasi sedini mungkin bagi penderita yang mengalami kecacatan.
Dalam upaya ini diperlukan kerjasama yang baik antara pasien-pasien
dengan dokter maupun antara dokter-dokter yang terkait dengan komplikasinya. Penyuluhan juga
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi pasien untuk
mengendalikan penyakit campak. Dalam penyuluhan ini hal
yang dilakukan adalah :
1. Maksud, tujuan, dan cara pengobatan
komplikasi kronik
2. Upaya
rehabilitasi yang dapat dilakukan
3. Kesabaran
dan ketakwaan untuk dapat menerima dan memanfaatkan
keadaan hidup dengan komplikasi kronik.
Pelayanan kesehatan yang holistik dan
terintegrasi antar disiplin terkait juga sangat diperlukan,
terutama di rumah sakit rujukan, baik dengan para ahli sesama ilmu.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Paramyxoviruses (dari bahasa Yunani para-,
melampaui,-myxo-, lendir atau lendir, ditambah virus, racun dari bahasa Latin,
lendir) adalah virus dari keluarga Paramyxoviridae dari urutan Mononegavirales Campak ialah
penyakit infeksi virus akut, menular, secara epidemiologi merupakan penyebab
utama kematian terbesar pada anak. Campak disebabkan oleh virus RNA dari family
paramixoviridae, genus Morbilivirus , yang ditularkan secara droplet. Campak
dapat dicegah dengan melakukan imunisasi secara aktif, pasif dan isolasi
penderita.
B. SARAN
Kita harus menerapkan pola hidup sehat, utamanya untuk anak dan balita
perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga status gizi anak pun menjadi
lebih baik. Selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak sebelum
makan.
Untuk para orangtua jangan mengabaikan vaksinasi untuk
anak karena anak atau balita yang tidak mendapat imunisasi campak
memiliki resiko 5 kali lebih besar untuk terkena penyakit campak dibanding
dengan anak atau balita yang mendapat imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ngastiyah.
1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Rampengan, T. H. 1993. Penyakit Infeksi Tropik pada
Anak. Jakarta: EGC.
2 komentar:
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)
ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
Promo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^
Posting Komentar