Analisis
Data Pemeriksaan Ibu Hamil Kecamatan X Tahun 2013
A. Data Deskriptif
Descriptive
Statistics
|
|||||
|
N
|
Minimum
|
Maximum
|
Mean
|
Std.
Deviation
|
Umur Ibu Hamil
|
15
|
15
|
45
|
31,13
|
9,471
|
Tinggi Badan Ibu Hamil
|
15
|
141
|
154
|
146,67
|
4,562
|
LILA Ibu Hamil
|
15
|
19,50
|
31,60
|
24,9467
|
4,18584
|
Tekanan Darah Ibu Hamil
|
15
|
60
|
146
|
109,73
|
31,561
|
Valid N (listwise)
|
15
|
|
|
|
|
Analisis :
Berdasarkan
data hasil pemeriksaan yang termasuk ke dalam data deskriptif adalah umur ,
tinggi badan, Lingkar Lengan Atas (LILA) serta tekanan darah Ibu hamil.
Pada
pendataan umur Ibu hamil telah didapatkan data bahwa dalam 15 responden memiliki
range ( jarak ) atau selisih antara umur tertua dan umur termuda berkisar 30
tahun. Selain itu, umur minimum responden yang terlibat yakni 15 tahun,
sedangkan umur maksimum Ibu hamil yang terlibat yaitu 45 tahun. Dari 15 Ibu
hamil yang berperan sebagai responden didapatkan rata – rata umur Ibu hamil
yakni 31,13 tahun. Di sisi lain, data umur Ibu hamil tersebar atau rata – rata
jarak penyimpangan data yang diukur sebanyak 9,471 tahun. Jadi, dapat disimpulkan bila umur Ibu hamil
yang berperan sebagai responden merupakan Ibu hamil dengan usia yang mendekati
usia tua atau mendekati usia menapause. Pendataan umur Ibu hamil dapat
digunakan untuk melakukan pengelompokkan usia Ibu hamil sehingga petugas
kesehatan dapat memberikan pelayanan dan pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan
usianya ketika hamil.
Di
sisi lain, pada pengukuran tinggi badan Ibu hamil telah di dapatkan data bahwa
dalam 15 responden memiliki range (jarak) atau selisih antara tinggi badan
tertinggi dengan tinggi badan terendah satu sama lain berkisar 13 cm. Selain
itu tinggi minimum dari Ibu hamil yang terlibat yakni 141 cm, sedangkan tinggi
maksimum responden yaitu 154 cm. Dari 15 responden didapatkan rata – rata
tinggi badan Ibu hamil yang terlibat yaitu 146,67 cm. Berdasarkan data, umur
ibu hamil tesebar atau rata – rata jarak penyimpangan data yang diukur sebanyak
4,562 cm. Jadi, berdasarkan data dapat disimpulkan bahwa tinggi badan Ibu hamil
di kecamatan X masih cukup rendah. Hal tersebut berbanding lurus dengan ukuran
panggul Ibu hamil yang sempit yang akan diindikasikan akan meimbulkan berbagai
masalah yang mengancam keselamatan Ibu dan janin. Pengukuran tinggi badan Ibu
hamil dapat digunakan untuk menentukan risiko kematian Ibu dan janin, karena
tinggi badan ibu hamil berbanding lurus denga lebar panggul Ibu hamil, serta
dapat memberikan saran untuk pelayanan persalinannya.
Pada
pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Ibu hamil telah didapatkan data bahwa
dalam 15 responden memiliki range (jarak) atau selisih antara ukuran LILA
terbesar dengan terkecil satu sama lain berkisar 12,1 cm. Selain itu, nilai
LILA terkecil Ibu hamil di Kecamatan X yakni sebesar 19,5 cm, sedangkan nilai
LILA terbesar reponden yaitu 31,6 cm. Dari 15 reponden yang terlibat didapatkan
rata – rata ukuran LILA Ibu hamil yaitu 24,9467 cm. Berdasarkan data, ukuran
LILA Ibu hamil tersebar atau rata – rata jarak penyimpangan data yang diukur
sebanyak 4,18584 cm. Pengukuran LILA pada Ibu hamil
dapat digunakan untuk menentukan status gizi serta status energi (KEK) semasa
kehamilannya.
Di sisi lain, pada pemeriskaan tekanan
darah Ibu hamil telah didapatkan bahwa dalam 15 responden memiliki range
(jarak) atau selisih antara ukuran tekanan darah paling tinggi dengan tekanan
darah paling rendah satu sama lain berkisar 86 mmHg. Selain itu, nilai tekanan
darah(sistolik) terkecil pada Ibu hamil pada kecamatan X yakni 60 mmHg,
sedangakan nilai tekanan darah (sistolik) tertinggi pada responden yaitu 146
mmHg. Dari 15 responden didapatkan rata – rata tekanan darah (sistolik) Ibu
hamil sebesar 109,73 mmHg. Berdasarkan data, ukuran tekanan darah (sistolik)
Ibu hamil tersebar atau rata – rata jarak penyimpangan data yang diukur
sebanyak 31,561 mmHg. Pemeriksaan tekanan darah (sistolik) pada Ibu hamil dapat
digunakan untuk mengindikasikan adanya risiko penyakit tekanan darah tinggi
(hipertensi) dan tekanan darah rendah (hipotensi) pada Ibu hamil. Kedua
penyakit tersebut dapat mengakibatkan keguguran bahkan BBLR (Berat Bayi Lahir
Rendah) .
B. Data Frekuensi
1.
Distribusi
reponden berdasarkan Umur “Dengan Distribusi Frekuensi”
Analisis
: Dari semua responden yang terlibat di Kecamatan X, Ibu hamil yang berusia
lebih dari 31 tahun lebih dominan dalam
mengikuti pemeriksaan kesehatan yakni sejumlah 8 orang, sedangkan Ibu hamil
berusia kurang dari 20 tahun hanya 2 orang serta Ibu hamil yang berusia 21-30
tahun sebanyak 5 orang. Berdasarkan umur, Ibu hamil yang berusia kurang dari 20
tahun dan lebih dari 30 tahun memiliki risiko yang tinggi terhadap kematian
baik terhadap Ibu maupun janin. Hal tersebut dikarenakan rahim Ibu hamil yang
berusia kurang dari 20 tahun belum siap untuk menampung janin. Sedangkan rahim
Ibu hamil yang berusia lebih dari 30 tahun sudah tidak mampu lagi untuk menampung
janin karena sudah mendekati usia Menapause.
Umur
|
|||||
|
Frequency
|
Percent
|
Valid
Percent
|
Cumulative
Percent
|
|
Valid
|
15
|
1
|
6,7
|
6,7
|
6,7
|
19
|
1
|
6,7
|
6,7
|
13,3
|
|
21
|
1
|
6,7
|
6,7
|
20,0
|
|
24
|
1
|
6,7
|
6,7
|
26,7
|
|
25
|
1
|
6,7
|
6,7
|
33,3
|
|
27
|
1
|
6,7
|
6,7
|
40,0
|
|
28
|
1
|
6,7
|
6,7
|
46,7
|
|
31
|
1
|
6,7
|
6,7
|
53,3
|
|
32
|
1
|
6,7
|
6,7
|
60,0
|
|
35
|
1
|
6,7
|
6,7
|
66,7
|
|
39
|
1
|
6,7
|
6,7
|
73,3
|
|
40
|
1
|
6,7
|
6,7
|
80,0
|
|
43
|
2
|
13,3
|
13,3
|
93,3
|
|
45
|
1
|
6,7
|
6,7
|
100,0
|
|
Total
|
15
|
100,0
|
100,0
|
|
Kelompok
Umur
|
|||||
|
Frequency
|
Percent
|
Valid
Percent
|
Cumulative
Percent
|
|
Valid
|
<=20
|
2
|
13,3
|
13,3
|
13,3
|
21-30
|
5
|
33,3
|
33,3
|
46,7
|
|
>31
|
8
|
53,3
|
53,3
|
100,0
|
|
Total
|
15
|
100,0
|
100,0
|
|
2.
Distribusi
reponden berdasarkan Tingkat Pendidikan “Dengan Distribusi Frekuensi”
Analisis
:Dari responden yang terlibat di Kecamatan X, Kelompok responden berpendidikan
Dasar (SD- SMP) paling mendominasi yakni sebanyak 7 orang (46,7 %), sedangkan
Ibu hamil yang berpendidikan tinggi (Perguruan Tinggi/ Akademi) dan Pendidikan
Menengah hanya sejumlah 4 orang (26,7%). Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan di Kecamatan X masih cukup rendah. Pendidikan seorang Ibu hamil
berbanding lurus dengan pengetahuannya terhadap kesehatan Ibu dan janinnya
serta mempengaruhi pola hidup bersih dan sehatnya. Di sisi lain, tingkat pendidikan rendah juga berakibat pada
rendahnya tingkat kesadaran diri untuk memeriksakan kehamilan mereka.
Pendidikan
Ibu Hamil
|
|||||
|
Frequency
|
Percent
|
Valid
Percent
|
Cumulative
Percent
|
|
Valid
|
SD
|
4
|
26,7
|
26,7
|
26,7
|
SMP
|
3
|
20,0
|
20,0
|
46,7
|
|
SMA
|
4
|
26,7
|
26,7
|
73,3
|
|
PT/Akd
|
4
|
26,7
|
26,7
|
100,0
|
|
Total
|
15
|
100,0
|
100,0
|
|
Kelompok
Pendidikan
|
|||||
|
Frequency
|
Percent
|
Valid
Percent
|
Cumulative
Percent
|
|
Valid
|
Pendidikan Rendah
|
7
|
46,7
|
46,7
|
46,7
|
Pendidikan Menengah
|
4
|
26,7
|
26,7
|
73,3
|
|
Pendidikan Tinggi
|
4
|
26,7
|
26,7
|
100,0
|
|
Total
|
15
|
100,0
|
100,0
|
|
3.
Distribusi
reponden berdasarkan Pekerjaan “Dengan Distribusi Frekuensi”
Analisis : Dari responden yang
terlibat di Kecamatan X, Kelompok responden yang memiliki pekerjaan dengan
beban kerja yang paling mendominasi yakni Ibu hamil dengan beban kerja berat.
Ibu hamil dengan beban pekerja berat sebanyak 7 orang (46,7%), sedangkan Ibu
hamil dengan beban kerja ringan dan cukup berat hanya sejumlah 4 orang (26,7%) . Ibu hamil tersebut
bekerja sebagai buruh pabrik dan wiraswata. Beban kerja yang berat akan
menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan Ibu dan janin. Hal tersebut dikarenakan
beban yang harus ditanggung Ibu untuk membagi tenaganya dalam merawat kesehatan
janin dan tetap menjalankan pekerjaannya. Selain itu, beban kerja yang berat
akan berdampak pada tekanan darah Ibu yang akan meninggi sehingga dapat
menimbulkan hipertensi. Di sisi lain, tak dapat dipungkiri pekerjaan yang
dijalani Ibu hamil dikarenakan oleh tuntutan kebutuhan ekonomi dalam mencukupi
kebutuhan keluarganya. Sehingga Ibu hamil tetap memaksakan tenaganya untuk
tetap bekerja, meskipun dalam kondisi sedang hamil.
Pekerjaan
Ibu Hamil
|
|||||
|
Frequency
|
Percent
|
Valid
Percent
|
Cumulative
Percent
|
|
Valid
|
Ibu Rumah Tangga
|
4
|
26,7
|
26,7
|
26,7
|
Buruh Pabrik
|
3
|
20,0
|
20,0
|
46,7
|
|
Wiraswata
|
4
|
26,7
|
26,7
|
73,3
|
|
PNS
|
4
|
26,7
|
26,7
|
100,0
|
|
Total
|
15
|
100,0
|
100,0
|
|
Kelompok
Beban kerja
|
|||||
|
Frequency
|
Percent
|
Valid
Percent
|
Cumulative
Percent
|
|
Valid
|
Beban Kerja Ringan
|
4
|
26,7
|
26,7
|
26,7
|
Beban Kerja Berat
|
7
|
46,7
|
46,7
|
73,3
|
|
Beban Kerja Cukup Berat
|
4
|
26,7
|
26,7
|
100,0
|
|
Total
|
15
|
100,0
|
100,0
|
|
4. Distribusi Responden Berdasarkan
Pengukuran LILA Terhadap Status Gizi Ibu Hamil “Dengan Distribusi Frekuensi”
Analisis
:Berdasarkan responden yang terlibat di Kecamatan X, pengukuran Lingkar Lengan
Atas (LILA) Ibu hamil terhadap status gizi didominasi oleh Ibu hamil dengan
LILA kurang dari 23,5 cm . Ibu dengan status gizi buruk yakni sebanyak 8 orang (53,3 %), sedangkan LILA Ibu hamil
lebih dari 23,5 cm hanya sejumlah 7
orang (46,7 % ). LILA Ibu hamil yang baik yakni lebih dari 23,5cm . Hal tersebut
menunjukkan jika status gizi Ibu hamil
di Kecamatan X masih cukup rendah . Ibu dengan LILA kurang dari 23,5 diindikasikan
memiliki status gizi yang buruk karena seharusnya Ibu hamil mengalami
pertambahan berat badan 0,35 kg per minggunya . Pertambahan berat badan
berbanding lurus dengan bertambahnya ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Ibu
hamil, sehingga apabila berat badan ibu tidak naik, menunjukkan jika asupan
gizi selama mengandung tidak tercukupi. Di sisi lain, Ibu yang memiliki ukuran
Lingkar Lengan Atas (LILA) di bawah 23,5 cm berisiko melahirkan bayi BBLR
(Berat Bayi Lahir Rendah). Selain untuk mengetahui status gizi, LILA juga
digunakan untuk mengetahui risiko
Kekurangan Energi Kalori (KEK) pada Ibu hamil.
LILA
Ibu Hamil
|
|||||
|
Frequency
|
Percent
|
Valid
Percent
|
Cumulative
Percent
|
|
Valid
|
19,50
|
1
|
6,7
|
6,7
|
6,7
|
20,50
|
1
|
6,7
|
6,7
|
13,3
|
|
20,70
|
1
|
6,7
|
6,7
|
20,0
|
|
21,50
|
1
|
6,7
|
6,7
|
26,7
|
|
21,80
|
1
|
6,7
|
6,7
|
33,3
|
|
22,80
|
1
|
6,7
|
6,7
|
40,0
|
|
23,50
|
2
|
13,3
|
13,3
|
53,3
|
|
24,50
|
1
|
6,7
|
6,7
|
60,0
|
|
24,80
|
1
|
6,7
|
6,7
|
66,7
|
|
28,60
|
1
|
6,7
|
6,7
|
73,3
|
|
28,90
|
1
|
6,7
|
6,7
|
80,0
|
|
30,50
|
1
|
6,7
|
6,7
|
86,7
|
|
31,50
|
1
|
6,7
|
6,7
|
93,3
|
|
31,60
|
1
|
6,7
|
6,7
|
100,0
|
|
Total
|
15
|
100,0
|
100,0
|
|
Kelompok
Status Gizi
|
|||||
|
Frequency
|
Percent
|
Valid
Percent
|
Cumulative
Percent
|
|
Valid
|
Status Gizi Buruk
|
8
|
53,3
|
53,3
|
53,3
|
Status Gizi Baik
|
7
|
46,7
|
46,7
|
100,0
|
|
Total
|
15
|
100,0
|
100,0
|
|
5. Distribusi Responden Berdasarkan
Pemeriksaan Tekanan Darah (Sistolik) Terhadap Indikasi Penyakit Hipertensi
“Dengan Distribusi Frekuensi”
Analisis
:Berdasarkan responden yang terlibat di Kecamatan X, pemeriksaan tekanan darah
(sistolik) terhadap indikasi penyakit hipertensi di dominasi oleh Ibu hamil
dengan risiko hipertensi. Ibu dengan risiko hipertensi sebanyak 6 orang (40%),
risiko hipotensi sebanyak 5 orang (33,3%), sedangkan Ibu yang tidak berisiko
hipertensi sejumlah 4 orang (26,7%). Ibu dengan indikasi berisiko hipertensi
akan menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehan Ibu dan janin. Bagi Ibu hamil
akan mengakibatkan organ tubuh kekurangan oksigen
dan tidak bisa bekerja sempurna, plasenta terlepas, terjadi pre-eklampsia di
usia kehamilan lewat dari 20 minggu (tandanya: tekanan darah naik, terdapat
protein dalam urin dan pembengkakan di bagian tubuh tertentu), perdarahan di
otak, kejang dan kematian ibu.
Sedangkan bagi janin akan mengakibatkan berat badan bayi lahir rendah serta kematian bayi. Ibu dengan tekanan darah tinggi
sangat berkaitan dengan beban kerja yang ditanggungnya. Seperti yang telah
diungkapkan, jika beban kerja yang harus ditanggung Ibu hamil di Kecamatan X di
dominasi oleh Ibu dengan beban kerja berat. Beban kerja yang berat akan
memberikan penekanan yang lebih baik pada pikiran maupun tenaga. Sehingga organ
tubuh Ibu hamil harus bekerja lebih “ekstra” dari biasanya.
Tekanan
Darah Ibu Hamil
|
|||||
|
Frequency
|
Percent
|
Valid
Percent
|
Cumulative
Percent
|
|
Valid
|
60
|
1
|
6,7
|
6,7
|
6,7
|
75
|
2
|
13,3
|
13,3
|
20,0
|
|
80
|
2
|
13,3
|
13,3
|
33,3
|
|
90
|
2
|
13,3
|
13,3
|
46,7
|
|
120
|
1
|
6,7
|
6,7
|
53,3
|
|
130
|
1
|
6,7
|
6,7
|
60,0
|
|
135
|
2
|
13,3
|
13,3
|
73,3
|
|
140
|
1
|
6,7
|
6,7
|
80,0
|
|
145
|
2
|
13,3
|
13,3
|
93,3
|
|
146
|
1
|
6,7
|
6,7
|
100,0
|
|
Total
|
15
|
100,0
|
100,0
|
|
Kelompok
Hipertensi
|
|||||
|
Frequency
|
Percent
|
Valid
Percent
|
Cumulative
Percent
|
|
Valid
|
Tidak Berisiko Hipertensi
|
4
|
26,7
|
26,7
|
26,7
|
Risiko Hipotensi
|
5
|
33,3
|
33,3
|
60,0
|
|
Berisiko Hipertensi
|
6
|
40,0
|
40,0
|
100,0
|
|
Total
|
15
|
100,0
|
100,0
|
|
6. Distribusi Responden Berdasarkan
Pengukuran Tinggi Badan (TB) Terhadap Status Ibu Hamil Berisiko Tinggi “Dengan
Distribusi Frekuensi”
Analisis
: Berdasarkan responden yang terlibat di Kecamatan X, pengukuran Tinggi Badan
(TB) Ibu hamil terhadap indikasi status Ibu hamil berisiko tinggi menunjukkan
status yang masih cukup tinggi. Jumlah Ibu yang berisiko tinggi sebanyak 9
orang (60%) dengan tinggi badan kurang dari 145 cm. Sedangkan Ibu yang memiliki
resiko rendah sejumlah 6 orang (40%) dengan tinggi lebih dari 145 cm. Hal
tersebut menunjukkan jika lebih dari 60% Ibu hamil di Kecamatan X dapat melakukan
persalinan dengan cara sectio caesaria. Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145
cm diindikasikan memiliki panggul yang kecil sehingga harus melakukan
persalinan dengan sectio caesaria. Para ahli dari
pusat kesehatan di Universitas Harvard menemukan bahwa terdapat hubungan antara
tinggi badan Ibu hamil dengan kesehatan bayi. Para ahli ini meyakini bahwa
tinggi badan wanita berdampak pada ukuran dari rahim atau uterus mereka. Tubuh
wanita yang berukuran lebih kecil akan menyebabkan beberapa komplikasi selama
kehamilan mereka dan mempengaruhi perkembangan bayi dalam rahim.
Tinggi
Badan Ibu Hamil
|
|||||
|
Frequency
|
Percent
|
Valid
Percent
|
Cumulative
Percent
|
|
Valid
|
141
|
1
|
6,7
|
6,7
|
6,7
|
142
|
1
|
6,7
|
6,7
|
13,3
|
|
143
|
3
|
20,0
|
20,0
|
33,3
|
|
144
|
3
|
20,0
|
20,0
|
53,3
|
|
145
|
1
|
6,7
|
6,7
|
60,0
|
|
150
|
2
|
13,3
|
13,3
|
73,3
|
|
152
|
2
|
13,3
|
13,3
|
86,7
|
|
153
|
1
|
6,7
|
6,7
|
93,3
|
|
154
|
1
|
6,7
|
6,7
|
100,0
|
|
Total
|
15
|
100,0
|
100,0
|
|
Kelompok
Resiko Tinggi
|
|||||
|
Frequency
|
Percent
|
Valid
Percent
|
Cumulative
Percent
|
|
Valid
|
Risiko Tinggi
|
9
|
60,0
|
60,0
|
60,0
|
Risiko Rendah
|
6
|
40,0
|
40,0
|
100,0
|
|
Total
|
15
|
100,0
|
100,0
|
|
LAMPIRAN
3 komentar:
thanks ya infonya !!!
www.bisnistiket.co.id
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)
ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
Promo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^
Posting Komentar